Polisi kembali melakukan penyisiran untuk menemukan kerangka Alvaro Kiano Nugroho (6), bocah yang dibunuh ayah tirinya di Tenjo, Kabupaten Bogor. Anjing pelacak diturunkan dalam penyisiran ini.
Pantauan detikcom di lokasi, Rabu (26/11/202), penyisiran mulai dilakukan pukul 12.35 WIB. Kegiatan ini dipimpin langsung Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam.
Seluruh tim yang terdiri atas Satreskrim Polres Jakarta Selatan, Inafis, Tim DVI Polri, hingga Dinas Lingkungan Hidup turun ke lokasi di bawah jembatan Cilalay. Lokasi itu tampak dipenuhi dengan sampah dan semak belukar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para petugas dan anjing pelacak terlihat memeriksa setiap tumpukan sampah yang tertimbun di lokasi. Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup turut membersihkan lokasi dari belukar yang lebat.
Polisi menurunkan anjing pelacak mencari kembali jasad bocah Alvaro Kiano yang dibunuh ayah tiri, di jembatan Cilalay, Tenjo, Bogor. (Taufiq S/detikcom) |
Mereka kemudian mengumpulkan sejumlah sampel yang ditemukan. Belum diketahui pasti apa yang telah diambil untuk proses identifikasi.
Sementara itu, warga sekitar tampak berkerumun di tempat kejadian. Mereka berdatangan untuk melihat proses penyisiran.
Alvaro Dibunuh Usai Diculik
Sebelumnya, Alvaro dilaporkan hilang sejak 6 Maret 2025. Korban diculik dan dibunuh oleh ayah tirinya, AI, gara-gara cemburu dan menuding ibu korban yang juga istrinya itu telah berselingkuh.
Selama 8 bulan menghilang, polisi telah melakukan segala upaya pencarian. Hingga akhirnya polisi menemukan titik terang dan mengamankan AI terkait hilangnya Alvaro, pada Jumat (21/11).
AI mengakui telah membawa Alvaro dari masjid tempat mengaji di Bintaro, Jaksel. Dia lalu membunuh korban dan membuang jasadnya ke wilayah Tenjo, Bogor, tiga hari setelah pembunuhan. Saat diamankan di ruang konseling di Polres Metro Jaksel, AI nekat mengakhiri hidupnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto dalam jumpa pers di Polres Jaksel, Senin (24/11/2025) menyampaikan proses penyelidikan kasus Alvaro dilakukan secara transparan. Dia mengatakan laporan yang diterima dilakukan analisa hingga mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.
"Kasus ini menjadi perhatian besar masyarakat dan penting bagi kami untuk menyampaikan informasi yang akurat, terverifikasi, dan transparan," ujar Kombes Budi dalam jumpa pers di Polres Jaksel.
(mea/mea)












































