Cara DKI Tangani 3% Orang Dewasa yang Depresi

Cara DKI Tangani 3% Orang Dewasa yang Depresi

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 23 Nov 2025 08:26 WIB
Ilustrasi Ibu dan Anak
Ilustrasi ibu dan anak (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Sebanyak 365.730 orang dewasa dan lansia di DKI Jakarta sudah menjalani skrining kesehatan jiwa dalam Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau warga lain ikut melakukan CKG.

"Mohon warga DKI Jakarta bisa melakukan CKG dan termasuk mengisi skrining kesehatan jiwanya," kata Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Yunita Arihandayani, dilansir Antara, Sabtu (22/11/2025).

Hal itu diungkapkan Yunita dalam seminar daring bertema 'Merawat Kesehatan Mental Ibu sebagai Pilar Ketahanan Keluarga' yang digelar Jumat (21/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan sebanyak 10.973 orang atau 3 persen orang dewasa dan lansia di Jakarta yang sudah menjalani skrining kesehatan jiwa pada Program CKG menunjukkan kemungkinan gejala depresi. Dia mengingatkan penduduk berusia di atas 15 tahun yang mengalami depresi di Jakarta sebanyak 1,5 persen atau di atas rata-rata nasional.

"Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 1,5 persen," kata Yunita.

ADVERTISEMENT

2,49% Orang Dewasa di Jakarta Alami Kecemasan

Sementara, 9.090 orang di antaranya atau sebesar 2,49 persen, orang dewasa dan lansia di Jakarta menunjukkan gejala kecemasan. Masalah kesehatan jiwa pada usia di atas 15 tahun ini ada di peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi.

Provinsi Jawa Barat tercatat memiliki prevalensi penduduk dengan angka masalah kesehatan jiwa paling tinggi, yakni 4,4 persen atau di atas rata-rata nasional, yakni 2 persen.

"Secara nasional rata-ratanya 2 persen. DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 2,2 persen," kata Yunita yang menambahkan bahwa angka itu merujuk Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.

Imbauan Skrining Kesehatan Jiwa

Dia mengingatkan bahwa skrining kesehatan jiwa (keswa) merupakan langkah penting untuk deteksi dini dan pencegahan masalah keswa.

Skrining bisa dilakukan di Puskesmas dan saat ini sudah hampir seluruh Puskesmas di Jakarta menyediakan psikolog klinis. Upaya ini untuk mencegah masyarakat yang sudah sehat atau yang berisiko menghadapi gangguan keswa.

"Dengan kita lakukan deteksi dini melalui skrining kesehatan jiwa," kata dia.

Namun, deteksi dini melalui skrining keswa bukan alat penegak diagnosis penyakit, melainkan sebagai penunjang untuk membantu individu memahami dan mengenali masalah yang mungkin sedang dialami. Deteksi dini merupakan penilaian awal untuk mengidentifikasi sejak dini, tanda, gejala atau faktor risiko masalah keswa.

Warga Jakarta yang mengalami masalah kesehatan mental dapat memanfaatkan layanan telekonsultasi JakCare sebagai pertolongan pertama dan deteksi dini.

Layanan yang yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada Mei 2025 ini dapat diakses melalui aplikasi JAKI (Jakarta Kini) atau menghubungi 0800-1500-119 (gratis).

Respons Wagub soal Angka Depresi di DKI

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno merespons soal angka depresi di Jakarta yang disebut lebih tinggi dibanding rata-rata nasional. Meski demikian, ia menegaskan Jakarta tetap menjadi kota bahagia.

"Ya, tapi Jakarta kota bahagia, lho," kata Rano di Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

Rano menilai kebahagiaan warga tidak semata diukur dari angka kesehatan mental, tetapi juga dari kemajuan fasilitas publik dan ruang interaksi. Ia pun mengatakan pihaknya harus melakukan survei tersendiri soal hal tersebut.

"Mungkin yang namanya clear, nggak mungkin. Itu yang namanya depresi itu wilayah, beberapa wilayah mungkin iya, tapi nggak bisa whole gitu. Harus kita survei itu, ya," ungkapnya.

Simak juga Video Hasil CKG di Sekolah: Banyak Anak Alami Anxiety dan Depresi

Halaman 2 dari 2
(kny/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads