5 Fakta Tembok Sekolah di Palmerah Roboh Timpa Motor-Tutup Akses Warga

5 Fakta Tembok Sekolah di Palmerah Roboh Timpa Motor-Tutup Akses Warga

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 22 Nov 2025 20:04 WIB
Garis polisi terpasang di sekeliling lokasi robohnya tembok pembatas sekolah SDN 01 dan SDN 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakbar, Jumat (21/11/2025). (ANTARA/Risky S)
Garis polisi terpasang di sekeliling lokasi robohnya tembok pembatas sekolah SDN 01 dan SDN 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakbar, Jumat (21/11/2025). (Foto: ANTARA/Risky S)
Jakarta -

Tembok pembatas SDN 01 dan 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, roboh. Tembok yang roboh itu menimpa sepeda motor serta bagian depan rumah warga.

Mengutip dari Antara, insiden itu terjadi pada Kamis (20/11) sekitar pukul 17.35 WIB, saat hujan gerimis di wilayah tersebut. Seorang warga bernama Heni (55) menduga insiden tersebut terjadi karena tembok tidak mampu menopang tanah galian proyek renovasi yang tengah berlangsung di lingkungan sekolah, serta ditambah hujan deras yang sebelumnya mengguyur wilayah setempat.

"Dua hari kemarin kan hujan deras, ditambah lagi ada pengeboran bikin fondasi sekolahan. Jadi, kan tambah padat (tanah galian proyek yang menumpuk di balik tembok), makanya roboh," kata Heni dilansir Antara, Jumat (21/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak ada korban jiwa maupun korban luka akibat insiden tersebut. Meski demikian, empat unit sepeda motor tertimpa robohan tembok.

"Anak-anak pada mau salat. Untungnya kan ada gang kecil, pada masuk ke dalam. Alhamdulillah enggak ada korban. Tapi ada motor yang tertimpa, kalau korban jiwa Alhamdulillah enggak ada," ujar Heni.

ADVERTISEMENT

Simak fakta-fakta peristiwanya.

1. Detik-detik Kejadian

Cici (51), seorang korban robohnya tembok pembatas gedung SDN 01 dan SDN 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, menceritakan detik-detik insiden tersebut terjadi. Sebelum roboh, tembok itu sudah terlihat goyang.

"Waktu itu panik. Jadi sebelum roboh, emang udah tahu, kelihatan mau roboh. Udah goyah tuh temboknya. Saya lagi diam di depan warung kan, (lihat ke tembok) kayaknya mau roboh gitu," kata Cici kepada wartawan di lokasi kejadian, dilansir Antara, Jumat (21/11/2025).

Melihat tembok setinggi tiga meter itu roboh, Cici spontan berlari ke dalam rumah. Beruntung, robohnya tembok tersebut tidak mengakibatkan korban luka.

"Enggak ada korban, alhamdulillah. Tapi motor ada yang ketimpa, empat motor. Sampai sekarang kan belum dievakuasi itu (sepeda motor)," ucap Cici.

Kondisi pascarobohnya tembok pembatas SDN 01 dan 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, yang menutup jalan serta menimpa sejumlah sepeda motor milik warga, Jumat (21/11/2025). ANTARA/Risky Syukur.Kondisi pascarobohnya tembok pembatas SDN 01 dan 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, yang menutup jalan serta menimpa sejumlah sepeda motor milik warga, Jumat (21/11/2025). ANTARA/Risky Syukur. (Foto: Risky Syukur/ANTARA)

2. Kerugian Korban

Selain menimpa sepeda motor, Cici menyebut, tembok sekolah itu menimpa tiang listrik yang berdiri mepet dengan rumahnya, sehingga kabel ikut listrik tertarik ke bawah. Kabel-kabel itu pun sempat mengeluarkan percikan api sehingga Cici beserta keluarganya belum diperbolehkan masuk ke dalam rumah.

"Ada (percikan api), itu kabel di tiang yang tinggi. Makanya masih nggak boleh masuk (rumah)," imbuh Cici.

Imbas insiden robohnya tembok di Palmerah tersebut, Cici juga mengalami sejumlah kerugian.

"Motor (tertimpa tembok), terus jadinya enggak bisa dagang, enggak bisa istirahat juga kan. Terus kalau kalau hujan, asbes bocor. Lihat aja tuh asbes atas, padahal baru dibenerin, jadi bocor kena tiang (listrik)," keluh Cici.

Dia berharap agar kerugian yang dialaminya itu dapat diganti oleh pihak terkait, terutama pelaksana proyek renovasi sekolah. Selain itu, dia meminta agar lokasi robohnya tembok itu segera dibersihkan sehingga keluarganya dapat kembali beraktivitas.

"Harapannya, bisa cepat dibersihin, motornya juga dievakuasi gitu. Ini kan kehalang jadinya. Ada garis polisi juga kan," tutur Cici.

3. Runtuhan Tembok Tutup Akses Warga

Tembok yang roboh itu menutup akses gang. Warga yang hendak melintas harus mengambil jalur memutar.

Selain itu, reruntuhan tembok itu juga menarik kabel listrik ke bawah hingga hampir setinggi orang dewasa. Kendati robohnya tembok itu tidak menyebabkan kerusakan parah pada bangunan rumah, penghuni diminta agar tidak memasuki rumah untuk sementara waktu.

Sementara itu, di dalam lingkungan sekolah, tanah yang telah menjadi lumpur itu menumpuk hingga hampir setinggi tembok tiga meter yang roboh. Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi kejadian agar warga sekitar tidak melintas.

Selain bagian tembok yang roboh, tembok pembatas yang berdiri segaris juga sudah tampak miring dan rapuh. Seluruh warga, termasuk anak-anak, diimbau oleh petugas untuk menjauh dari lokasi tersebut.

Hingga saat ini, proyek renovasi sekolah masih berlanjut. Sejumlah kendaraan proyek tampak keluar masuk area pembangunan.

4. Warga Minta Ganti Rugi

Warga di Perumahan RT 14 Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, menuntut ganti rugi usai tembok pembatas SDN 01 dan SDN 02 serta SMPN 130 roboh dan menghalangi akses warga. Mereka meminta pengelola proyek segera merapikan sisa-sisa reruntuhan tembok.

"Kami sudah menyampaikan kepada Dinas Pendidikan, kepada pak lurah, pak camat dan juga pelaksana proyek di sini untuk segera merapikan," kata Ketua RW 02 Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, Decky Ohei, dilansir Antara, Jumat (21/11/2025).

Decky mengatakan reruntuhan tembok dan timbunan tanah galian proyek itu masih menutupi gang di area RT 14. Kondisi itu membuat mobilitas warga terganggu. Salah satu korban terpaksa menutup toko kelontongnya, lantaran rumahnya belum bisa dimasuki.

Selain reruntuhan itu, tembok lain di sekitarnya juga sudah cukup lama. "Kondisinya tidak layak, tidak kuat, sehingga harus dirobohkan juga dan dibangun dengan tembok yang baru," kata Decky.

5. Walkot Minta Pihak Proyek Tanggung Jawab

Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto meminta pelaksana proyek renovasi di SDN 01 dan 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, untuk bertanggung jawab terkait robohnya tembok pembatas sekolah tersebut.

"Bagaimanapun pelaksana harus bertanggung jawab terkait proyek yang dikerjakan. Bisa diselesaikan dengan baiklah. Jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan," kata Uus saat dihubungi.

Tembok pembatas sekolah itu roboh diduga imbas beban tumpukan tanah galian proyek renovasi yang tengah berlangsung di dalam sekolah. Hal itu diperparah hujan yang menambah beban tanah serta kondisi tembok yang sudah tua dan rapuh.

"Saya juga sudah minta kepada Kasudindik (Kepala Suku Dinas Pendidikan) untuk segera menyelesaikan dengan baik sehingga tidak ada yang dirugikan," katanya.

Terkait trauma yang dialami oleh para korban, Uus pun akan meminta Suku Dinas (Sudin) Sosial setempat untuk terjun ke lokasi insiden tersebut.

"Nanti saya minta Sudin Sosial untuk memfasilitasi, mengecek, tangani warga trauma dengan kejadian yang terjadi," katanya.

Halaman 3 dari 3
(kny/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads