Suasana semarak terasa di Kampung Berseri Astra (KBA) Cidadap, Kota Bandung, saat ratusan peserta mulai dari jurnalis, content creator, hingga perwakilan komunitas, ikut terjun langsung dalam praktik menanam di polybag dan membuat pupuk bokashi.
Rangkaian workshop diawali dengan kunjungan ke Stone Garden di Kampung Girimulya, Desa Masigit, Padalarang. Pantauan detikcom dilapangan pada pukul 10.00 WIB, peserta tampak memadati kawasan tersebut. Di tengah bentang alam karst yang diperkirakan terbentuk 20-30 juta tahun lalu dan berada di ketinggian sekitar 600 mdpl, peserta diajak Astra mendalami pentingnya konservasi lingkungan sebagai bagian dari program CSR perusahaan.
Di antara gugusan batu gamping purba yang kini dikembangkan sebagai destinasi wisata oleh Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC), workshop ini menjadi ruang belajar bagi masyarakat sekaligus upaya memperkuat peran warga dalam menjaga ekosistem geologi yang membentang dari Padalarang hingga Cianjur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua FP2KC, Deden Syarif Hidayat (Kang Deden) mengatakan pihaknya ingin mengedukasi masyarakat mengenai cara-cara alternatif merawat lingkungan, terutama di tengah kondisi lahan yang semakin terbatas.
"Termasuk bagaimana pemanfaatan limbah-limbah atau sampah organik, yang kemudian bisa bermanfaat untuk lingkungan, termasuk pupuk," ujar Kang Deden, Jumat (21/11/2025).
"Itu kan bahan-bahan organik ya, yang bisa juga dipakai oleh masyarakat dalam menyelesaikan kesalahan sampah," imbuh tokoh penggerak KBA Cidadap itu.
Sementara itu, Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 bidang Lingkungan, Vania Febrianty menyebut kegiatan ini terasa sangat harmonis karena melibatkan banyak pihak.
"Jadi aku coba untuk mengenalkan salah satu metode pupuk komposting namanya Bokashi ini yang sebetulnya praktis gitu untuk bisa diselesaikan di rumah tangga. Kalau misalkan untuk solusi sampah dapur itu sebenarnya pakai pupuk Bokashi itu tadi teman-teman juga ngerasain sendiri. Itu juga terhindari tikus dan segala macam dan lebih praktis gitu," ujar Vania.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Workshop Lingkungan Astra yang mengajak peserta memahami pengolahan sampah organik sederhana serta cara menanam tanaman produktif di rumah.
Pengalaman Peserta Workshop
Kampung Berseri Astra (KBA) Cidadap, Kota Bandung. Foto: dok. Rahmat Khairurizqi/detikcom |
Salah satu peserta asal Bandung yang juga seorang content creator, Arief Rahman, mengaku mendapatkan banyak wawasan baru dari kegiatan ini. Ia menuturkan bahwa materi mengenai bokashi memberinya perspektif baru tentang pengelolaan sampah rumah tangga.
Arief menjelaskan bahwa sampah domestik sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat apabila dikelola dengan benar.
"Tadi saya juga belajar soal Bokashi, dimana tadi saya sebut kenapa menyelamatkan rumah tangga, karena ternyata sampah rumah tangga kita itu bisa bermanfaat banyak sekali," ungkapnya.
Menurut Arief, metode bokashi menawarkan cara sederhana bagi masyarakat untuk mengolah sampah organik di rumah. Ia menilai teknik tersebut dapat membantu mencegah sampah cepat membusuk sekaligus mengurangi keberadaan tikus yang kini menjadi masalah di banyak permukiman.
"Yang pertama adalah kita bisa membuat pengelola sampah sendiri di rumah, bagaimana sampah kita dikelola supaya tidak busuk dengan mudah dan juga bisa mengusir tikus, itu paling penting karena sekarang lagi darurat tikus," ujarnya.
Selain bokashi, Arief juga menyoroti manfaat pembuatan kompos yang dinilainya mampu meningkatkan kesuburan lingkungan sekitar rumah.
"Kemudian kompos, kompos juga sangat menarik karena dengan kita membuat kompos sendiri, kita itu bisa membuat halaman kita, lingkungan kita menjadi lebih subur, kita bisa lebih produktif dengan menanam aneka macam tanaman yang bermanfaat buat kehidupan sehari-hari," lanjutnya.
Arief menilai, workshop ini berkesan karena memberi kesempatan bagi peserta untuk belajar langsung dari para penggerak lingkungan yang berpengalaman, sekaligus melihat praktik pembuatan bokashi secara nyata. Ia merasa terinspirasi oleh para fasilitator, termasuk Kang Deden, yang tidak hanya berhasil mengembangkan edukasi lingkungan tetapi juga mengolah potensi wisata di kawasan karst meski menghadapi berbagai tantangan.
Pengalaman tersebut membuat Arief semakin termotivasi untuk memulai aksi lingkungan sederhana dari rumah. Ia mengatakan bahwa membuat bokashi dan kompos dapat menjadi langkah awal menyelamatkan lingkungan, dimulai dari diri sendiri.
"Wah ternyata di rumah kita bisa melakukan sendiri, kita bisa bikin bokashi sendiri, kita bisa bikin kompos sendiri, dan kita juga bisa melakukan sendiri, ketika kita bikin konten soal itu, mudah-mudahan orang akan terpengaruh dengan cara yang baik, pada pengen ikutan juga," tuturnya.
(prf/ega)











































