Kemenbud & Flinders University Akan Restitusi-Repatriasi Cagar Budaya Bawah Air

Kemenbud & Flinders University Akan Restitusi-Repatriasi Cagar Budaya Bawah Air

Rahmat Khairurizqi - detikNews
Kamis, 20 Nov 2025 19:47 WIB
Kemenbud
Foto: dok. Kemenbud
Jakarta -

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon menerima arkeolog sekaligus guru besar dari Flinders University, Martin Polkinghorne, di Kantor Kementerian Kebudayaan (Kemenbud), Jakarta.

Pertemuan ini menjadi langkah awal kolaborasi antara Kemenbud dan Flinders University untuk menjajaki restitusi serta repatriasi Cagar Budaya Bawah Air sekaligus memetakan potensi multiplier dari projek tersebut.

Martin memaparkan projek rencana kolaborasi yang bertajuk 'Reuniting Orphaned Cargoes: Recovering Cultural Knowledge from Salvaged and Dispersed Underwater Cultural Heritage in Southeast Asia' mengarah pada tiga topik diskusi utama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, komitmen untuk mendukung restitusi benda-benda Cagar Budaya Bawah Air ke lokasi asalnya dengan berkoordinasi bersama pihak terkait, salah satunya ialah Kemenbud. Kedua, memperluas peluang studi di bidang arkeologi.

Ketiga, membangun kapasitas museum sebagai upaya pelestarian dan penyajian koleksi benda Cagar Budaya Bawah Air guna memperkuat pariwisata budaya dan mendorong keberlanjutan masyarakat lokal setempat Ajakan kolaborasi ini disambut baik oleh Fadli Zon.

ADVERTISEMENT

"Projek ini sejalan dengan apa yang dikerjakan oleh Kementerian Kebudayaan untuk restitusi, repatriasi, dan restorasi objek budaya yang merupakan milik Indonesia," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Kamis (20/11/2025).

Lebih lanjut, Martin dalam paparannya menekankan perhatian besar terhadap keberlanjutan Cagar Budaya Bawah Air, potensi pariwisata yang berkelanjutan, dampak terhadap masyarakat lokal lewat aktivasi seperti lokakarya, serta membangun narasi yang menarik tentang artefak keramik. Hal ini berangkat dari banyaknya titik kapal karam yang tersebar di Nusantara dan berpotensi berkaitan dengan jalur rempah yang melintasi Indonesia.

"Flinders University menerima keramik peninggalan dari Indonesia, kami juga mengembangkan program bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Kami meneliti koleksi yang ada di Adelaide untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap warisan budaya dan belajar tentang jalur rempah Indonesia," ujar Martin.

Martin bersama Nia Naelul Hasanah Ridwan dan Zainab Tahir, arkeolog maritim Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah melakukan penelitian arkeologi di sejumlah titik Indonesia, seperti Belitung dan Kepulauan Riau. Ke depan, ia ingin memperluas kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan serta mengembalikan artefak di Australia ke Indonesia.

"Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan, sekaligus melanjutkan kolaborasi dengan lembaga lain dan sejumlah universitas, serta memperluas jaringan dengan institusi pendidikan di Indonesia," ucapnya.

Menanggapi pengembangan kapasitas museum maritim, Fadli Zon menegaskan bahwa Kemenbud memberikan perhatian serius terhadap pengembangan ekosistem permuseuman secara menyeluruh.

Menutup diskusi, Fadli Zon yang didampingi oleh Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; dan Direktur Diplomasi Kebudayaan, Usman Effendi, mengarahkan agar dilakukan penyesuaian terhadap linimasa. Hal ini berkaitan dengan gerak cepat yang dilakukan Kementerian Kebudayaan dalam hal pelestarian warisan budaya.

Lihat juga Video: Museum Tekstil, Cagar Budaya Jakarta yang Sudah Ada Sejak Abad 19

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads