Harga Telur Peternak Stabil dan Surplus, Pinsar: Kalau Begitu Siapa yang Bermain?

Harga Telur Peternak Stabil dan Surplus, Pinsar: Kalau Begitu Siapa yang Bermain?

Shalli Irda - detikNews
Rabu, 19 Nov 2025 20:40 WIB
Amran Sulaiman
Foto: dok. Kementan
Jakarta -

Para peternak menegaskan harga telur di tingkat peternak tetap stabil dan produksi nasional berada dalam kondisi surplus. Mereka meminta pemerintah mengawasi rantai distribusi, khususnya middleman, karena kenaikan harga di pasar bukan berasal dari peternak.

Saat Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga Telur Ayam Ras di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (19/11), Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso menegaskan harga telur dari peternak tetap stabil dan berada di bawah batas acuan.

"Saat ini kami menjual dalam koridor Kisman Rp24.000-Rp26.500. Tidak pernah naik. Jadi kalau harga di pasar melonjak, ya pertanyaannya, siapa yang bermain?," kata Yudianto dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudianto menjelaskan, kestabilan harga telur didukung perhatian dan kebijakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ia menyebut bantuan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung sejak Oktober sangat membantu peternak menekan biaya pakan, yang menjadi komponen terbesar dalam produksi telur.

"Pak Menteri hadir ketika kami kesulitan. SPHP jagung sangat membantu dan kami berharap berlanjut untuk menjaga stabilitas di Desember dan Januari," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Yudianto mengatakan produksi telur nasional berada pada kisaran 6,4 hingga 6,5 juta ton dan produksi ini masih surplus. Untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), peternak diminta meningkatkan produksi hingga 700 ribu ton secara bertahap dan mereka siap memenuhinya.

"Produksi aman, surplus ada. Tidak ada kekhawatiran pasokan. Kami siap mendukung program nasional," kata Yudianto.

Ketua Koperasi Berkah Telur Blitar, Yesi menegaskan lonjakan harga telur di pasar bukan berasal dari peternak. Ia menyebut harga di tingkat peternak Blitar tetap stabil di kisaran Rp24.000-Rp26.500 per kilogram, sementara di pasar bisa mencapai Rp35.000.

"Kami tidak pernah menjual di harga tinggi. Jadi kalau di pasar sampai Rp35.000, itu bukan dari kami. Ada middleman yang memainkan. Kami juga tidak punya kedaulatan menaikkan harga, kami patuh dengan pemerintah," kata Yesi.

Yesi mengatakan hingga saat ini lebih dari 95 persen telur peternak masih didistribusikan melalui middleman, sehingga peternak berada di posisi pasrah mengikuti harga yang ditentukan rantai perantara.

"Kami selalu dituduh penyumbang inflasi. Padahal harga di kandang rendah. Yang harus diawasi itu middleman. Margin mereka kadang tidak wajar, itu yang bikin harga sampai meledak di ujung," ucap Yesi.

Yesi menilai belum ada pengawasan terhadap rantai middleman, sehingga permainan harga masih leluasa terjadi. Ia meminta pemerintah memperketat kontrol di sektor perdagangan agar harga konsumen tidak melonjak dan peternak tidak terus dijadikan kambing hitam, padahal produksi nasional aman bahkan surplus.

"Kalau middleman mencari laba secara wajar, harga di end user tidak akan mahal. Tapi kalau ada satu saja rantai yang mengambil keuntungan tidak wajar, dampaknya membuat harga di konsumen melambung. Ini yang selalu kami minta untuk dipantau, dikendalikan, mohon perdagangan juga mengawasi," kata Yesi.

Amran menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peternak serta pengusaha telur. Ia bangga karena dalam Rakor Pinsar Indonesia semua pihak, baik besar, menengah, maupun kecil, kompak mengikuti arahan pemerintah dan sepakat mengambil keputusan strategis tanpa perlu tanda tangan.

Ia juga menegaskan kenaikan harga telur yang terjadi belakangan ini sebenarnya tidak signifikan dan kita akan tindak tegas jika ada yang mempermainkan harga di pasar. Ia memastikan kondisi tersebut bersifat sementara dan berpotensi akan segera terkoreksi.

"Kenaikannya hanya sedikit, dan dalam waktu dekat insyaallah akan turun. Apalagi harga DOC sudah turun signifikan dari 14.000 menjadi Rp11.500," tukas Amran.

Lihat juga Video: Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan: Beras Turun, Telur Alami Kenaikan

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads