Pemerintah terus mendorong pengentasan kemiskinan melalui pembangunan Sekolah Rakyat. Meski menyasar kelompok rentan, sekolah ini dirancang sebagai sekolah unggulan dengan fasilitas lengkap, kurikulum khusus, dan dukungan penuh bagi pengembangan bakat siswa.
Sekolah Rakyat ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem pada desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Meski menyasar kelompok rentan, kualitasnya tetap dijaga melalui pembangunan sarana prasarana, kurikulum yang terencana, serta penyediaan SDM pendukung yang diperhatikan secara serius.
Pada Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Kantor Kementerian Sosial (19/11), Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono menegaskan Sekolah Rakyat merupakan sekolah unggulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan kemudian dalam proses pendidikannya, kita tidak hanya proses pendidikan kolektif, tetapi kemudian kita juga meng-asesmen bakat-bakat dari siswa itu," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11/2025).
Dalam dialog bertema Sekolah Rakyat, Agus Jabo menegaskan pembangunan sekolah ini akan dilakukan secara merata di seluruh Indonesia, bukan hanya terfokus di Pulau Jawa yang dikenal sebagai kantong kemiskinan.
"Jadi kita tidak kemudian memprioritaskan hanya di Jawa, di daerah miskin gitu, tapi di seluruh Indonesia. Karena memang perintahnya, satu Kabupaten atau Kota, harus satu sekolah," ujarnya.
Ia juga menegaskan fasilitas pendidikan di Sekolah Rakyat tergolong unggulan. Siswa difasilitasi dengan perlengkapan penunjang seperti seragam, alat tulis, tas, sepatu, perlengkapan kebersihan diri, hingga laptop pribadi.
Sementara itu, prasarana sekolah juga lengkap, mencakup ruang kelas, asrama, dapur, ruang makan, laboratorium, perpustakaan, tempat ibadah, serta sarana pendidikan vokasi.
Selain fasilitas yang lengkap, Sekolah Rakyat juga menerapkan kurikulum khusus dari Kemendikdasmen dengan pendekatan Multi Entry-Multi Exit dan individual approach. Model ini memungkinkan siswa masuk kapan saja serta belajar sesuai capaian masing-masing, tanpa terikat pada tahun ajaran yang seragam.
Selain itu, setiap siswa menjalani DNA talent mapping untuk memetakan bakat dan potensi yang akan dikembangkan di Sekolah Rakyat. Agus Jabo menekankan arahan Prabowo anak-anak tidak hanya harus cerdas, tetapi juga memiliki karakter dan keterampilan.
Lebih lanjut, pendidikan anak dari beragam latar belakang membutuhkan SDM yang bukan hanya kompeten, tetapi juga memiliki empati dalam mendampingi dan membimbing mereka.
"Memang kemudian yang diurus di Sekolah Rakyat ini adalah, pertama adalah sarana-prasarananya, yang kedua adalah sumber daya manusia, tentunya ya kan guru, tenaga pendidikan, karena ini boarding, tentunya kita juga membutuhkan wali asrama, wali asuh, termasuk tata kelolanya," katanya menambahkan.
Kemensos turut menggandeng berbagai pihak untuk menyiapkan jalur hilirisasi bagi lulusan Sekolah Rakyat, baik yang memilih langsung bekerja maupun melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
"Kemensos sedang melakukan kolaborasi-kolaborasi, baik itu dengan BUMN ya, dengan pihak swasta, maupun dengan kampus, dengan kementerian-kementerian terkait, supaya kalau anak-anak ini lulus, itu yang mau sekolah atau kuliah itu bisa melanjutkan kuliah, yang mau bekerja, mereka sudah ada lapangan pekerjaan," ujarnya.
Menutup dialog, Agus Jabo menekankan Sekolah Rakyat tidak hanya memberi akses pendidikan bagi anak, tetapi juga memberdayakan orang tua dan memperbaiki kondisi rumah sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan.
"Sekolah rakyat ini adalah jembatan bagi anak-anak itu untuk mewujudkan cita-citanya, kemudian mewujudkan apa yang menjadi harapan orang tua, supaya mereka bisa menggraduasi dirinya, bisa menggraduasi keluarganya, sehingga program Pak Presiden untuk menghapus kemiskinan ekstrem lewat Sekolah Rakyat ini mudah-mudahan bisa terwujud," pungkasnya.
Simak juga Video: Anita Tanjung: Sekolah Unggulan CT ARSA Diminta Jadi Contoh Sekolah Rakyat











































