Menbud Dorong Pemajuan Seni & Budaya Islam-Melayu Lewat Konsep Public Art

Menbud Dorong Pemajuan Seni & Budaya Islam-Melayu Lewat Konsep Public Art

Rahmat Khairurizqi - detikNews
Rabu, 19 Nov 2025 19:21 WIB
Kemenbud
Foto: Kemenbud
Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menerima audiensi tim Malaysia Islamic Art and Design. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Kebudayaan (Kemenbud), Senayan, Jakarta tersebut membahas rencana pameran dan instalasi seni menggunakan konsep public art atau seni publik, yakni menempatkan instalasi seni di ruang-ruang publik.

Fadli Zon menyambut baik konsep public art yang diusung festival Malaysia Islamic Art and Design. Menurutnya, konsep tersebut dapat menguatkan posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, sekaligus negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia. Konsep seni publik, lanjut Menbud, juga dapat menjadi media untuk mempromosikan budaya Islam-Melayu.

"Saya sangat mendukung pameran dengan konsep public art atau seni publik ini, terutama yang membahas budaya Islam-Melayu. Di Indonesia sendiri, ada banyak akulturasi budaya Indonesia dengan islam, khususnya di bidang seni," ungkap Fadli Zon dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkaitan dengan media instalasi, Fadli Zon menyebutkan Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon sebagai contoh ruang publik yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Kendati baru saja diresmikan, Menteri Fadli menilai proses penataan ruang pamer Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon sudah sesuai dengan prinsip museologi modern sehingga dapat menjadi acuan untuk instalasi seni.

"Kami baru saja meresmikan ruang pameran Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman yang ada di Cirebon. Ruangan tersebut awalnya merupakan gudang terbengkalai yang dibangun sekitar abad ke-18. Sekarang, gudang tersebut telah diubah menjadi rumah seni, dengan instalasi, video mapping yang dapat menampilkan narasi museum," terang Fadli Zon.

ADVERTISEMENT

Mengakhiri dialog, Fadli Zon menjajaki peluang kolaborasi antara pemerintah, pelaku budaya, dan sektor swasta untuk memajukan budaya Islam-Melayu.

"Dengan memajukan seni dan budaya Islam-Melayu, kita dapat membangun ekosistem berkelanjutan yang dapat memberikan kesejahteraan untuk para pelaku sektor seni," tuturnya.

Selaras dengan pernyataan Fadli Zon, Paulina Gallardo selaku Direktur & Advisory Ltd mengungkapkan pentingnya menciptakan wadah kolaborasi antara pegiat budaya, kurator, dan penikmat seni.

"Untuk itu, festival ini menjadi inisiatif pertama yang merayakan warisan negara-negara Melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan," imbuhnya.

Adapun Malaysia Islamic Art and Design merupakan festival bertema budaya Islam-Melayu yang akan digelar pada November 2026 mendatang. Berbeda dari perhelatan seni lainnya, Malaysia Islamic Art and Design mengusung konsep seni publik, di mana instalasi seni akan ditampilkan pada sejumlah ruang publik yang tersebar di Kota Jakarta. Festival ini diharapkan dapat menjadi media untuk mengenalkan budaya Islam-Melayu sekaligus ruang edukasi antara maestro seni dengan masyarakat.

Sebagai informasi, turut hadir dalam pertemuan tersebut, perwakilan Malaysia Islamic Art and Design, Katha Chitta dan Stephanie Uun. Sementara itu, hadir mendampingi Fadli Zon antara lain Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kemenbud, Restu Gunawan; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual, B.R.A Putri Woelan Sari Dewi; serta Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar.

Tonton juga Video: Festival Jatiluwih 2024 Suguhkan Ragam Kuliner-Seni Budaya

(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads