Seorang remaja, Rizki Nur Fadhilah (18) diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke negara Kamboja. Kasus tersebut terungkap setelah keluarga korban meminta bantuan dan videonya viral di sosial media.
Video tersebut dibuat oleh sang nenek korban, Imas Siti Rohanah (52). Dalam video tersebut terdengar suara lirih Imas meminta bantuan kepada para pemangku kebijakan di Indonesia.
Kronologi Kejadian
Menurut ayah dari korban, Dedi Solehudin (42), peristiwa bermula saat anaknya menerima tawaran bermain sepak bola di Medan. Tawaran tersebut berasal dari kenalan anaknya di Facebook yang mengaku sebagai manajemen dari klub tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal mulanya, anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Tanggal 26 Oktober dia berangkat, dijemput ke sini pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Dari Jakarta ke Medan pakai pesawat," ujar Dedi saat ditemui tim detikJabar, Selasa (18/11/2025).
Sesampainya di Medan, anaknya tersebut ternyata dibawa lagi ke Malaysia dan akhirnya sampai di Kamboja. Setelah itu Rizki langsung diperintahkan untuk bekerja.
"Tapi dari Medan ternyata dibawa lagi ke Malaysia, lalu ke Kamboja. Dia diiming-imingi main bola awalnya, terus malah dibawa kerja di Kamboja," katanya.
Setelah itu sang anak mengabari kepada ibunya yang bekerja di Hongkong sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kemudian memberi kabar kepada sang ayah yang ada di Bandung.
"Jadi anak langsung kasih tahu saya. Matanya, 'Pak, Aa dijebak,'. Saya tanya tahu kontaknya dari mana, dia bilang dari Facebook," jelasnya.
Setelah berada di Kamboja, anaknya tersebut langsung dibiarkan begitu saja dan dipaksa bekerja untuk mencari korban penipuan melalui daring. Kemudian jika anaknya tidak mencapai target kerap mendapatkan kekerasan fisik.
"Anak saya disiksa tiap hari. Soalnya dia enggak dapat target korban. Jadi cari orang China yang kaya. Dia harus cari 20 nomor orang-orang China. Kalau enggak dapat, dia disiksa," kata Dedi.
"Modusnya nyuruh anak saya seolah-olah perempuan. Jadi orang China itu tertarik dan bisa transfer uang. Dia tiap hari kerja dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Bahkan sering belum selesai meski sudah jam 12 malam," tambahnya.
Aktivitas tersebut diketahuinya setelah sang anak memberi kabar secara sembunyi-sembunyi. Pasalnya jika ketahuan, sang anak langsung mendapatkan hukuman hingga siksaan.
"Iya sekarang suka komunikasi. Tapi sembunyi-sembunyi komunikasinya. Kata dia takut ketahuan aja," bebernya.
Disnaker Buka Suara
Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung buka suara terkait dugaan TPPO yang menimpa Rizki. Segala upaya telah dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut.
Orang tua korban diketahui telah melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Disnaker Kabupaten pada Jumat (7/11/2025). Kemudian berbagai keluhan tersebut dicatat dan langsung diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Iya keluarga korban sudah ke sini menceritakan kronologisnya kepada kami Jumat 7 November lalu. Soalnya mekanisme pelaporan itu harus disampaikan oleh keluarga, baik itu ke kepolisian semacamnya tidak bisa oleh kita," ujar Kadisnaker Kabupaten Bandung, Dadang Komara, saat ditemui di kantornya, Soreang, Selasa (18/11/2025).
Setelah itu, Disnaker telah berupaya membantu sesuai dengan mekanisme yang ada. Salah satunya adalah dengan meneruskan laporan tersebut ke Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa barat.
"Kita itu hanya sifatnya membantu. Kemudian kami pada tanggal 10 November sudah menyampaikan surat permohonan ke kepala BP3MI, terus kita ceritakan kronologisnya juga itu sudah kita sampaikan," katanya.
Pihaknya mengungkapkan remaja tersebut berstatus pekerja yang ilegal. Makanya berbagai mekanisme harus ditempuh untuk bisa memulangkan Rizki dari negara Kamboja.
"Jelas Rizki ini kan dia PMI-nya merupakan unprocedural, tidak melalui mekanisme. Kami sudah menyampaikan mekanisme proses dan permohonannya. Tapi memang kewenangan yang pemulangan itu ada di BP3MI sebetulnya. Nanti BP3MI berprosesnya ke KBRI, ke kementeriannya dan sebagainya," jelasnya.
Pemain Persib Ikut Soroti Nasib Rizki
Sementara itu, sejumlah pemain Persib Bandung kompak menyuarakan kepedulian terhadap kasus yang menimpa Rizki.
Melalui unggahan di Instagram Story, para pemain membagikan poster berisi seruan bantuan dan informasi terkait kondisi Rizki yang disebut berada dalam situasi mengkhawatirkan di Kamboja.
Deretan pemain Persib seperti Adam Alis, Rezaldi Hehanussa, Robi Darwis, dan Hamra Hehanussa ikut mengunggah poster tersebut.
Tak hanya dari skuat Maung Bandung, sejumlah pesepakbola lain seperti Dedi Kusnandar, Fitrul Dwi Rustapa, Aqil Savik, dan Deden Natsir juga melakukan hal serupa, membuat isu ini kian tersorot publik sepak bola.
Dalam poster yang diunggah para pemain tersebut, tertulis informasi mengenai awal mula kasus yang menimpa Rizki. Remaja asal Pasigaran, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot itu diduga kuat menjadi korban TPPO setelah dilaporkan berada dalam kondisi memprihatinkan di Kamboja.
Saksikan pembahasan selengkapnya hanya di program detikPagi edisi Rabu (19/11/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"
(vrs/vrs)










































