Mensos Sebut Sekolah Rakyat Alternatif Deprivasi Hak Anak

Mensos Sebut Sekolah Rakyat Alternatif Deprivasi Hak Anak

Diffa Rezy - detikNews
Selasa, 18 Nov 2025 16:40 WIB
Kemensos
Foto: Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai sekolah rakyat dapat menjadi solusi strategis untuk menangani deprivasi multidimensi pada anak. Ia menyebut konsep sekolah rakyat menawarkan ruang pemulihan yang lebih holistik bagi anak.

"Sekolah rakyat bisa jadi salah satu alternatifnya. Sekolah rakyat adalah lingkungan hidup yang dirancang untuk menyembuhkan deprivasi multidimensi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/11/2025).

Hal ini disampaikan pada peluncuran Hasil Kajian Deprivasi Hak Anak Multidimensi di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan sekolah rakyat dirancang sebagai miniatur pengentasan kemiskinan sekaligus episentrum bagi berbagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

"Anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, rumahnya dibikin semakin layak huni. Mendapatkan bansos lengkap dan (akses) program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan program lain yang menjadi bagian dari program prioritas bapak presiden," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, intervensi di sekolah rakyat tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga mencakup pemenuhan gizi harian untuk mengatasi stunting dan anemia. Lingkungan belajar pun dibuat aman dan bebas dari perundungan, kekerasan, serta intoleransi.

Selain itu, tersedia pendampingan intensif untuk mengejar ketertinggalan literasi dan learning loss, pengasuhan penuh 24 jam, akses sanitasi dan air bersih, hingga layanan kesehatan rutin.

"Akses teknologi informasi dan pembelajaran digital untuk menjawab kesenjangan digital. Pembentukan karakter, disiplin, dan kepemimpinan untuk membangun fondasi SDM berdaya saing. Terakhir layanan counseling dan talent mapping guna memberikan akses dan kesempatan menggali potensi diri lebih presisi," terangnya.

Gus Ipul juga menyebut bahwa sekolah rakyat menyiapkan hilirisasi agar lulusannya tidak menjadi pengangguran dan kembali terjebak dalam kemiskinan.

"Mereka harus jadi agen perubahan. Yang ingin kuliah difasilitasi, yang ingin bekerja juga difasilitasi," tuturnya.

Ia mengungkapkan, upaya ini membutuhkan kerja bersama serta kolaborasi lintas sektor untuk memastikan kesejahteraan anak sekaligus mengatasi deprivasi hak anak. Menurutnya, kajian deprivasi ini memberikan peta jalan atas tantangan besar yang dihadapi, sekaligus membuka peluang untuk memperkuat kebijakan strategis perlindungan anak.

Gus Ipul pun menutup sambutan dengan pesan mengenai tentang tanggung jawab moral terhadap masa depan anak-anak Indonesia.

"Bukan anak-anak yang perlu membuktikan kelayakannya untuk dicintai. Tetapi kita lah yang harus membuktikan bahwa kita lah yang menjadi orang dewasa yang memberikan hak-hak dasar," pungkasnya.

Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Arifatul Choiri Fauzi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Wakil Kepala BPS Sonny Harry Budiutomo Harmadi, dan UNICEF Representative for Indonesia Maniza Zaman.

Lihat juga Video: Anita Tanjung: Sekolah Unggulan CT ARSA Diminta Jadi Contoh Sekolah Rakyat

(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads