Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyebut angka inflasi Indonesia year-on-year (YoY) pada Oktober 2025 mencapai 2,86%. Ia pun memaparkan perkembangan inflasi di tingkat daerah.
Ia merinci lima provinsi dengan inflasi tertinggi, yakni Sumatera Utara (4,97%), Riau (4,95%), Aceh (4,66%), Sumatera Barat (4,52%), Sulawesi Tengah (3,92%), dan Jambi (3,71%). Sementara provinsi dengan inflasi terendah adalah Papua (0,53%), Maluku Utara (1,18%), Lampung (1,20%), Papua Barat Daya (1,36%), Papua Barat (1,42%), dan Sulawesi Utara (1,48%).
Ia juga menyampaikan bahwa inflasi nasional pada Oktober 2025 tercatat sebagai yang tertinggi sepanjang tahun.
"Nah di negara kita, Bapak-Ibu sekalian, inflasi di bulan Oktober 2025 ini, berdasarkan data memang tertinggi sepanjang tahun 2025. Apabila dibandingkan dengan bulan September, angkanya naik 0,28 persen," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (17/11/2025).
Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan pembahasan Peran Pemda dalam Penyelenggaraan Makan Bergizi Gratis (MBG) serta evaluasi dukungan Pemda pada Program Tiga Juta Rumah yang digelar secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, hari ini.
Bima menegaskan, inflasi tersebut tidak dapat dilepaskan dari dinamika global, selain dipicu kondisi ekonomi domestik di daerah. Ia mencontohkan situasi di Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini mengalami shutdown pemerintahan federal selama sekitar 43 hari yang menghambat pembaruan data penting hingga turut memengaruhi aktivitas ekspor-impor.
"Namun tidak seperti Indonesia karena Amerika ini sistem pemerintahan federal, jadi yang shutdown itu adalah anggaran dari pemerintah pusat. Kalau di Amerika dengan sistem federal maka pajak-pajak di negara bagian masih terus berjalan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan pelayanan publik," sambungnya.
Ia juga menyoroti kecenderungan deflasi di Cina yang dipicu krisis properti dan kelebihan kapasitas produksi industri. Kenaikan harga emas pun ikut mempengaruhi dinamika inflasi global.
"Seperti selalu kita kaji, selalu Pak Menteri (Dalam Negeri) juga sampaikan, adanya kenaikan harga emas yang juga memberikan andil bagi kenaikan inflasi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bima menjelaskan di dalam negeri komoditas penyumbang inflasi month-to-month meliputi emas perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan wortel.
Ia pun meminta Pemda waspada terhadap tekanan harga, terutama yang dipengaruhi faktor cuaca dan kondisi menjelang Natal serta Tahun Baru. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar daerah
"Kerja sama dengan daerah-daerah champion, saya kira itu penting," pungkasnya.
Simak juga Video: Cegah Inflasi, BGN Minta Dapur MBG Kurangi Konsumsi Ayam dan Telur
(anl/ega)