KPAI Sebut Penculikan Bak Fenomena Gunung Es, Soroti Pengawasan Medsos

KPAI Sebut Penculikan Bak Fenomena Gunung Es, Soroti Pengawasan Medsos

Dwi Rahmawati - detikNews
Sabtu, 15 Nov 2025 07:23 WIB
Ketua KPAI Ai Maryati
Komisioner KPAI Ai Maryati. (Foto: dok. Pribadi)
Jakarta -

Komisioner KPAI, Ai Maryati Solihah menyebut kasus penculikan anak di Indonesia seperti fenomena gunung es. Ai Maryati menyoroti kasus balita Bilqis asal Makassar yang hilang diculik dan baru ditemukan enam hari setelahnya di Jambi.

"Sangat memprihatinkan ya karena ada juga yang teradukan ke kami, ya Alvaro itu sampai sekarang kan belum jelas keberadaannya, dan sudah lama ya hampir mau berapa bulan. Nah ini kan juga keprihatinan kita, ada Bilqis, ada siapa lagi yang kemarin tuh di Tangerang Kota juga saya dapet laporan, tapi sudah ditemukan ya, yang 3 hari kalau tidak salah," kata Ai kepada wartawan, Sabtu (15/11/2025).

Ai mengatakan dalam periode 2021 sampai 2024 ada 138 kasus penculikan termasuk perdagangan anak yang didata oleh KPAI. Ia menyebut kasus penculikan anak ini harus menjadi atensi banyak pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah ini tuh fenomenanya gunung es karena kalau di laporan kami itu 3 tahun terakhir, sampai 2024 ya berarti dari 2021, ada 138 kasus yang jenisnya itu perdagangan, penculikan gitu ya. Jadi beragam gitu ya, dalam hal ini missing, exploiting, dan abduction, penculikan, jadi itu hampir sama tuh 3 terminologi itu dalam kluster kami," ujar Ai Maryati.

ADVERTISEMENT

Ai Maryati menyoroti kasus penjualan balita dengan modus adopsi yang menjamur di media sosial. Ia menyebut perlu ada tindakan yang tegas dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk menindaklanjuti modus kejahatan itu.

"Longgar gitu, tidak ada pengawasan media sosial, maupun pelaporan dari kanal itu. Padahal kan secara etis ya, setiap platform digital itu punya ruang pengaduan. Nah pengaduannya itulah yang tidak ditindak lanjut oleh platformnya, ini juga catatan besar, kalau dari kami KPAI, yang sejauh ini memang sedang lakukan advokasi ya, untuk perlindungan anak. Itu juga menjadi evaluasi dari kami gitu," imbuhnya.

Belakangan publik dihebohkan dengan balita 4 tahun bernama Bilqis yang hilang di Makassar dan ditemukan usai hampir seminggu di Jambi. Diketahui jika Bilqis merupakan korban penculikan yang dijual ke suku anak dalam di Jambi dengan surat palsu.

Selain Bilqis, ada pula kasus bocah berusia 6 tahun bernama Alvaro Kiano Nugroho di Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel), yang sudah hilang selama 8 bulan lamanya. Sampai saat ini keberadaan Alvaro masih ditelusuri oleh pihak kepolisian.

Tonton juga Video: Momen Bilqis Bocah Korban Penculikan Disambut Warga saat Tiba di Makassar

(dwr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads