AKBP Wisnu Gagas Kombay Sakti-ADIK Jaga Kamtibmas Boven Digoel

Hoegeng Corner 2025

AKBP Wisnu Gagas Kombay Sakti-ADIK Jaga Kamtibmas Boven Digoel

Farih Maulana Sidik - detikNews
Jumat, 14 Nov 2025 16:22 WIB
Kapolres Boven Digoel AKBP Wisnu Perdana Putra
Kapolres Boven Digoel AKBP Wisnu Perdana Putra (Foto: dok. istimewa)
Jakarta -

Kapolres Boven Digoel AKBP Wisnu Perdana Putra menggagas program Komunitas Bhayangkara Sahabat Aktif Polisi (Kombay Sakti), Polisi Kampung, dan program Ada Dorang Ikut Kita (ADIK). Ketiga program itu berdampak dalam menjaga keamanan-ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan membangun kepercayaan warga Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.

Karena keberhasilan dalam menjalankan programnya itu, AKBP Wisnu diusulkan dalam program Hoegeng Corner 2025. Kepada detikcom, Jumat (26/9/2025), dia menceritakan awal mula hingga dampak dari tiga program unggulannya tersebut.

AKBP Wisnu mulai bertugas sebagai Kapolres Boven Digoel pada Agustus 2024 lalu. Awal bertugas, dia sadar tak banyak waktu untuk mempelajari wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Merauke dan Papua Nugini. Dia pun gaspol 'belanja masalah'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata dia menemukan masalah kesenjangan sosial Boven Digoel jika dibandingkan dengan wilayah tetangganya, Kabupaten Merauke, yang jauh lebih berkembang.

ADVERTISEMENT

"Jadi karena kami bersebelahan dengan Merauke, tapi kalau datang ke sini itu timpang sekali. Merauke yang terlihat seperti kota berkembang, tapi Boven Digoel ini masih tertinggal," kata AKBP Wisnu kepada detikcom.

Menurut Wisnu, kesenjangan sosial itu juga berdampak pada tingginya angka kejahatan di Boven Digoel tapi ada kendala dalam hal penegakan hukum karena masyarakatnya berpegang pada adat. Artinya, masyarakat Boven Digoel memilih menyelesaikan masalahnya secara adat daripada penegakan hukum oleh polisi.

"Contoh yang paling mudah, di sini ada kecelakaan, itu yang namanya Gakkum Lantas, tilang itu tidak laku, tapi yang laku adalah pembayaran denda. Dampak buruknya ini sampai menimbulkan ke arah yang mengakibatkan penganiayaan berat hingga meninggal dunia. Ini serta merta akhirnya diselesaikan secara adat, permintaan dari masyarakat sendiri," ucap AKBP Wisnu.

"Yang timpangnya ketika OAP (orang asli Papua) yang menjadi korban denda ini harus jalan, tapi ketika pendatang yang menjadi korban, ada keinginan masyarakat agar OAP ini tidak diproses hukum karena dia masyarakat adat," tambahnya.

Kapolres Boven Digoel AKBP Wisnu Perdana PutraKapolres Boven Digoel AKBP Wisnu Perdana Putra bersama warga. (Foto: dok. istimewa)

Akibat dari kesenjangan penegakan hukum itu, masyarakat Boven Digoel dari tahun ke tahun selalu 'menyala' atau anarkis. Mereka kerap merusak bangunan pemerintah hingga fasilitas umum ketika menyampaikan ketidakpuasannya.

Dari analisa permasalahan di Boven Digoel itu, AKBP Wisnu menggagas tiga program unggulan yakni Kombay Sakti, Polisi Kampung, dan program ADIK. Menurutnya, ketiga program itu bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik dan menjalankan roda ekonomi agar kesejahteraan masyarakat meningkat.

Lebih lanjut, mantan Waka Polres Bogor itu menjelaskan tentang program Kombay Sakti. Menurutnya, Polres Boven Digoel memiliki 341 personel dengan anggota yang aktif hanya 200 personel.

"Kenapa kami bilang sahabat aktif? Mohon maaf di sini memang masyarakat itu kurang aktif dalam rangka bisa membantu menjaga keamanan. Sedangkan yang terjadi itu banyak sekali, kami ini terkenal dengan perilaku mabuk, merusak, penganiayaan hingga hilangnya nyawa," ujarnya.

Akhirnya, AKBP Wisnu menggagas program Kombay Sakti untuk menggandeng lembaga masyarakat adat di Boven Digoel sehingga bisa merangkul banyak masyarakat lokal. Tujuan dari program ini untuk bisa sama-sama menganalisa apa kebutuhan dari setiap wilayah di Boven Digoel.

"Secara geografis, mohon maaf tidak seperti Polres dan Polsek di luar, jarak 3 jam Polsek terjauh. Tidak, di sini Polsek bisa 2 hari, itu Polsek terjauh, kami ada 7 Polsek, terdekat mungkin sama di satu kota tapi di ring duanya saja itu sudah membutuhkan perjalanan 2 jam dan kondisinya hanya difasilitasi jalan Trans Papua," kata Wisnu.

"Jadi jangan dibayangkan seperti jalanan itu banyak, tidak, jalan itu hanya Trans Papua, sisanya jalan dari swadaya masyarakat dan hutan. Itu lah kami munculkan Kombas Sakti," tambahnya.

Program kedua adalah Polisi Kampung. Menurut Wisnu, program ini manifestasi dari program Kapolri sebelumnya yakni Community Policing atau Pemolisian Masyarakat (Polmas).

"Kami mengadopsi ini dari routine activity theory, di mana salah satu teorinya itu berbicara bahwa kejahatan terjadi itu karena tidak adanya penjaga yang mumpuni. Yang ingin kami tekankan kepada masyarakat, kepada suku, kepada adat bahwa penjaga itu bukan hanya polisi saja, tapi seluruh orang yang peduli," ucapnya.

Dengan program ini, Polres Boven Digoel akan merangkul tokoh adat atau kepala kampung untuk dijadikan tetua yang menjaga kampungnya dan berkoordinasi dengan polisi. AKBP Wisnu menyebut Polmas ini efektif agar warga sama-sama menjaga kamtibmas di kampungnya masing-masing.

"Itu kenapa kami mencoba mengumpulkan dari tahun kemarin, memberikan mereka pemahaman agar bisa menjadi polisi. Intinya sebagai problem solver. Nah ini efektif sekali, jadi banyak sekali kami penyelesaian masalah yang di pedalaman," ujarnya.

Program ketiga yaitu ADIK. Menurut AKBP Wisnu, program ini merupakan bentuk pengawasan dari warga terhadap Polres Boven Digoel. Dia menyebut setiap kegiatan polisi akan melibatkan masyarakat setempat untuk pendampingan dan transparansi.

"Bahkan untuk SMA dan SMK, kepala sekolahnya kami minta agar PKL-nya dilaksanakan di Polres. Jadi masyarakat bisa lihat langsung, ruangan saya tidak pernah dikunci dan kita siap untuk menerima masyarakat," katanya.

AKBP Wisnu menyebut ketiga programnya itu berdampak besar dalam mengurangi angka kriminalitas di Boven Digoel. Menurutnya, dalam 13 bulan terakhir tidak ada aksi-aksi perusakan fasilitas publik yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

"Dampaknya dari 3 program ini, memang selama 13 bulan terakhir ini tidak ada pengrusakan yang mengakibatkan kerugian materil, baik itu fasilitas umum maupun fasilitas masyarakat lainnya. Lalu menurunnya juga jumlah korban jiwa, mulai dari yang luka ringan, luka berat sampai meninggal dunia," ucap AKBP Wisnu.

Tak hanya itu, AKBP Wisnu mengatakan tiga programnya itu juga berdampak pada peningkatan indeks kesejahteraan masyarakat Boven Digoel. Menurutnya, program-program peningkatan kesejahteraan warga Boven Digoel ini duga didampingi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).




(fas/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads