Anggota DPD RI Irman Gusman turut memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Menindaklanjuti hasil kunjungan kerjanya di Kepulauan Mentawai, ia mengundang Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardhana, pakar pemasar nasional Hermawan Kartajaya dan pemilik TransNusa Air, Leo Budiman pada sharing session di Menara 88 Jakarta beberapa waktu lalu.
Dalam forum ini, Irman mengusulkan pembukaan rute penerbangan langsung Bali-Bandara Internasional Minangkabau (BIM) kepada TransNusa Air. Menurutnya, langkah ini bukan sekadar membuka jalur transportasi baru, tetapi strategi besar untuk mempromosikan destinasi Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai.
Irman menegaskan konektivitas adalah elemen kunci dalam memperkuat branding pariwisata daerah. Dengan rute langsung, para wisatawan dari Bali dapat dengan mudah menjelajahi kekayaan alam, budaya, dan kuliner Ranah Minang tanpa hambatan logistik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ingin menghadirkan akses yang lebih mudah bagi wisatawan, sekaligus memperkuat identitas Sumatera Barat dan Mentawai sebagai destinasi yang unik, berkelas dunia, dan autentik," ujar Irman dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).
Tren Pasar Wisata Bali-Sumbar
Pada kesempatan ini, Irman juga menyoroti tren pariwisata di Bali dan Sumatera Barat. Berdasarkan data Kemenparekraf tahun 2024, Bali menerima rata-rata 5,2 juta wisatawan mancanegara per tahun. Adapun sekitar 28% wisatawan asing di Bali menyatakan minat menjelajahi destinasi lain di Indonesia karena memiliki keindahan alam dan budaya kuat, termasuk Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai.
Sementara Mentawai masuk dalam daftar 10 besar destinasi selancar dunia, dengan kunjungan wisatawan asing yang terus meningkat rata-rata 12% per tahun.
"Jika rute Bali - BIM dibuka, maka potensi connecting tourists (wisatawan lanjutan) dari Bali ke Sumbar bisa mencapai 150-200 ribu orang per tahun, menciptakan efek ekonomi turunan yang signifikan bagi UMKM pariwisata, penginapan, kuliner, dan ekonomi kreatif," papar Senator Sumbar tersebut.
Kolaborasi Pemerintah, Swasta dan Pakar
Irman menyampaikan forum ini menjadi bentuk sinergi antara pemimpin daerah, dunia usaha, dan pakar pemasaran nasional. Menurutnya, kolaborasi ini mencerminkan prinsip marketing governance, di mana kebijakan publik disusun dengan memperhatikan logika pasar dan potensi brand daerah.
Pada kesempatan yang sama, Hermawan menekankan keberhasilan destinasi tidak hanya bergantung pada promosi, tetapi juga aksesibilitas dan pengalaman wisatawan yang berkesan. Dengan konektivitas yang baik, Sumatera Barat dapat membangun ekosistem wisata terpadu, mulai dari wisata alam dan budaya Minangkabau hingga wisata bahari Mentawai.
Secara konseptual, Irman mengungkapkan forum ini menggambarkan model kepemimpinan berbasis strategi pemasaran, di mana pembangunan daerah diarahkan melalui pendekatan branding, jaringan, dan kemitraan.
Menurutnya, ranah Minang kini tengah bergerak menuju positioning baru. Ia menilai Sumatera Barat berpotensi menjadi hub wisata budaya dan petualangan di kawasan barat Indonesia, mempertemukan tiga kekuatan utama antara lain:
1. Bali sebagai magnet turisme global,
2. Mentawai sebagai surga selancar dunia, dan
3. Minangkabau sebagai pusat warisan budaya dan kuliner yang mendunia.
Tonton juga Video: Film 'Melukis Harapan di Langit India' Padukan Budaya Minang-India











































