Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan Kota Mojokerto sebagai salah satu daerah penerima dana insentif fiskal sebesar Rp 6 miliar. Penghargaan itu diberikan atas kinerja penanganan stunting di daerah.
Alokasi dana tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 330 Tahun 2025 yang ditetapkan pada 10 November 2025.
Wali Kota Ika Puspitasari mengungkapkan rasa syukur atas capaian ini. Menurutnya, keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif mulai dari perangkat daerah, kader kesehatan, PKK, hingga para mitra pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, capaian ini merupakan buah kerja keras dan sinergi seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto. Kami tidak hanya fokus pada penanganan, tetapi juga pencegahan dari hulu ke hilir," kata Ika dalam keterangan tertulis, Kamis (13/11/2025).
Berdasarkan data EPPGBM, prevalensi stunting di Kota Mojokerto terus menunjukkan tren penurunan signifikan dari tahun 2019 sebesar 9,04%, tahun 2020 turun menjadi 7,71%, tahun 2021 kembali turun menjadi 4,84%, tahun 2022 kembali turun di angka 3,12%, tahun 2023 turun menjadi 2,04%, tahun 2024 terus turun menjadi 1,54%, dan pada September 2025 kembali turun menjadi 1,16%.
"Penurunan yang sangat signifikan ini menjadi bukti nyata bahwa berbagai program intervensi yang kita lakukan berjalan efektif dan tepat sasaran," ungkapnya.
Dia menjelaskan berbagai strategi komprehensif dari hulu ke hilir, kolaborasi lintas sektor, pendekatan keluarga dan masyarakat.
"Diantaranya melalui program sosialisasi dan edukasi berkelanjutan kepada calon pengantin, ibu hamil, dan keluarga dengan balita. Penguatan intervensi gizi spesifik dan sensitif, hingga pemanfaatan aplikasi digital untuk pemantauan tumbuh kembang anak," tuturnya.
Selain itu, Pemkot Mojokerto juga aktif untuk mendorong PKK, kader posyandu, dan ajak lintas sektor untuk pendampingan keluarga berisiko stunting.
"Melalui SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) yang menitikberatkan pada edukasi orang tua dalam pola asuh anak dan pemenuhan gizi," ungkapnya.
Dia mengatakan upaya untuk penurunan stunting tidak hanya itu saja. Ada sejumlah inovasi juga yang dilakukan Pemkot Mojokerto yakni Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto) dan DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting)
Tak hanya itu, Pemkot Mojokerto juga berkala memberikan Bantuan Pangan dengan Target Keluarga Risiko stunting (wasting).
"Dana insentif fiskal ini akan kami manfaatkan sebaik mungkin untuk memperkuat program penanganan stunting agar Kota Mojokerto benar-benar bebas dari stunting," tuturnya.
"Dengan capaian prevalensi stunting terendah sepanjang sejarah, Kota Mojokerto kini menjadi salah satu contoh daerah kecil dengan komitmen besar dalam mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi sejalan dengan Cita pertama dalam Panca Cita Kota Mojokerto yakni Peningkatan Kualitas SDM," tutupnya.
Simak juga Video Purbaya Janji Bakal Perbaiki Kebijakan Fiskal-Moneter











































