Cerita Mensos soal Sungkan di Balik Rasto Bikin Bansos Tak Tepat Sasaran

Cerita Mensos soal Sungkan di Balik Rasto Bikin Bansos Tak Tepat Sasaran

Adhfar Aulia Syuhada - detikNews
Kamis, 13 Nov 2025 15:23 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (Adhfar/detikcom).
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (Adhfar/detikcom)
Jakarta -

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut akurasi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) perlu dijaga agar bantuan tepat sasaran. Apalagi, kata Gus Ipul, rasa sungkan di masyarakat sering membuat bantuan yang diberikan pemerintah menjadi berantakan.

"Dulu ada yang namanya raskin, beras untuk rakyat miskin. Tapi karena yang bagi khawatir tidak adil, maka dibuatlah rasto, beras roto. Berasnya jadi rata, diterima oleh banyak orang. Mestinya satu keluarga miskin dapat 10 kilo, karena tidak enak dibagi 1 kilo 1 kilo untuk 10 KPM (Keluarga Penerima Manfaat)," ujar Gus Ipul dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Sosial dan BPS di Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2025).

"Kita tidak bisa menuntaskan kemiskinan dengan intuisi. Kita harus melakukannya dengan data dan data yang akurat," imbuh Gus Ipul memberikan penekanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan persoalan subjektivitas juga terjadi dalam proses pemutakhiran data. Banyak keluarga yang seharusnya sudah tidak layak menerima bantuan tetap tercatat sebagai penerima karena pertimbangan pribadi dari petugas pendata.

ADVERTISEMENT

"Data setiap tahun diberi, mau nyoret nggak enak, padahal sudah nggak pantas. Mau dicoret, saudaranya juga, nggak dicoret, padahal dia sudah mampu. Itu terjadi bertahun-tahun," kata Gus Ipul.

Gus Ipul juga menegaskan akurasi data menjadi kunci agar program penanggulangan kemiskinan berjalan efektif dan dapat diawasi publik. Ia pun membuka ruang partisipasi masyarakat dalam proses pemutakhiran data penerima bantuan.

"Pada saatnya kita akan berusaha melakukan pemutakhiran secara bersama-sama dan membuka kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi," katanya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Gus Ipul menyebut Kemensos kini memperkuat sistem pendataan melalui DTSEN. Ia meminta seluruh Dinas Sosial di daerah menerapkan proses yang seragam agar data lebih objektif.

"Mohon Dinas Sosial melakukan proses bisnis yang sama dengan kami. Pertama berdasarkan DTSEN, lalu diberi perlindungan dan jaminan sosial, setelah itu ujungnya adalah pemberdayaan," ujarnya.

Simak juga Video: Penerima Bansos Main Judol Diberi Kesempatan Kedua, Jika...

(dhn/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads