Kesepakatan Prabowo-PM Australia Saling Bantu Tetangga di Saat Sulit

Kesepakatan Prabowo-PM Australia Saling Bantu Tetangga di Saat Sulit

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 13 Nov 2025 07:34 WIB
Presiden Prabowo dan PM Australia Albenese saat konferensi pers usai pertemuan bilateral di Kapal HMAS Canberra, Sidney, Australia, Rabu (12/11/2025).
Foto: Tangkapan layar YouTube Setpres
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese di Sydney. Sebagai negara tetangga, Prabowo menegaskan kedua negara harusnya saling membantu di saat sulit.

Pertemuan itu berlangsung di Kirribilli House, Sydney, Rabu (12/11/2025). Prabowo disambut langsung oleh PM Albanese di halaman depan dan menandatangani buku tamu kenegaraan sebagai bentuk penghormatan diplomatik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo berkomitmen akan menjaga hubungan baik dengan Australia. Ia menyebut Indonesia dan Australia tidak bisa memilih posisi geografisnya, sehingga harus menerima "takdir sebagai tetangga".

"Saya telah berulang kali menekankan bahwa kita tidak dapat memilih tetangga kita, terutama negara-negara seperti kita. Sudah menjadi takdir kita untuk menjadi tetangga langsung. Maka marilah kita hadapi takdir kita dengan niat terbaik. Saya percaya pada kebijakan bertetangga yang baik. Tetangga yang baik itu penting. Tetangga yang baik akan saling membantu di saat-saat sulit," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Dan dalam budaya Indonesia, ada pepatah, ketika kita menghadapi keadaan darurat, tetangga kitalah yang akan membantu kita. Mungkin saudara kita akan tetap jauh, tetapi tetangga kita adalah yang paling dekat. Dan hanya tetangga yang baik yang akan saling membantu," tambahnya.

Perjanjian Keamanan Baru

Prabowo dan Albanese mengumumkan kesepakatan perjanjian baru terkait keamanan kedua negara. Perjanjian itu akan disepakati awal tahun depan di Indonesia.

"Hari ini saya berdiri di samping sahabat saya, Presiden Indonesia Bapak Prabowo Subianto, untuk menyampaikan pengumuman yang bersejarah. Pemerintah Australia dan Indonesia baru saja menyelesaikan negosiasi substansial mengenai perjanjian bilateral baru tentang keamanan bersama kita," kata Albanese saat konferensi pers seusai pertemuan bilateral di kapal HMAS Canberra, Sidney, Australia, Rabu (12/11/2025).

PM Albanese mengatakan perjanjian ini sebagian besar didasarkan pada perjanjian keamanan penting yang ditandatangani oleh pemerintahan Soeharto 30 tahun yang lalu. Perjanjian ini akan dibangun berdasarkan Perjanjian Lombok 2006, yang antara lain menegaskan kembali integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia.

"Perjanjian ini juga dibangun berdasarkan perjanjian kerja sama pertahanan yang kita tanda tangani bersama tahun lalu," ujarnya.

"Perjanjian ini merupakan pengakuan dari kedua negara kita bahwa cara terbaik untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas tersebut adalah dengan bertindak bersama. Perjanjian ini menandai era baru dalam hubungan Australia-Indonesia," lanjutnya.

Nantinya, akan ada konsultasi di tingkat pemimpin dan menteri secara berkala mengenai masalah keamanan. Konsultasi dilakukan untuk mengidentifikasi dan melaksanakan kegiatan keamanan yang saling menguntungkan ataupun jika keamanan salah satu atau kedua negara terancam.

"Perjanjian ini merupakan perpanjangan penting dari kerja sama keamanan dan pertahanan kita yang telah ada. Ini menunjukkan bahwa hubungan kita tetap sekuat sebelumnya. Dan itu merupakan hal yang luar biasa bagi kawasan kita dan bagi rakyat Australia maupun Indonesia," ujar Albanese.

PM Albanese akan berkunjung kembali ke Indonesia pada Januari 2026 untuk meneken perjanjian tersebut.

"Saya berharap dapat berkunjung ke Indonesia pada bulan Januari tahun depan atas undangan Presiden untuk secara resmi menandatangani perjanjian baru setelah melalui proses domestik kita," ujarnya.

Prabowo Puji Intelijen Australia

Presiden Prabowo juga berterima kasih kepada Anthony Albanese yang menyambutnya dengan alat musik bagpipe. Prabowo menyebut intelijen PM Albanese sangat bagus karena mengetahui dirinya suka bagpipe.

Hal itu disampaikan Prabowo pada akhir pernyataannya saat konferensi pers seusai pertemuan bilateral dengan PM Albanese di kapal HMAS Canberra, Sydney, Australia, Rabu (12/11/2025). Prabowo berterima kasih kunjungan kenegaraannya disambut baik.

"Sekali lagi, Perdana Menteri, Wakil Perdana Menteri, terima kasih banyak telah menerima saya dengan begitu baik," kata Prabowo.

"Anda tahu, saya pikir intelijen Anda sangat bagus. Anda tahu saya suka bagpipe. Jadi saya diterima dengan bagpipe. Terima kasih banyak," lanjut Prabowo sambil tertawa.

Alat musik bagpipe yang dimaksud Prabowo itu ada dalam rangkaian penyambutan dirinya saat tiba di kapal HMAS Canberra. Prabowo didampingi PM Albanese hendak meninjau kapal perang terbesar di Australia tersebut.

Untuk diketahui, bagpipe merupakan alat musik tiup kayu yang menghasilkan suara unik dengan menggunakan kantong udara, pipa pelantun (chanter) untuk melodi, dan beberapa pipa drone yang menghasilkan nada-nada. Suara khasnya dihasilkan saat pemain menekan kantong udara, mengalirkan udara ke dalam pipa. Meskipun paling identik dengan Skotlandia, bagpipe memiliki banyak variasi di seluruh dunia.

Alat musik ini pernah dimainkan saat acara lepas sambut Menteri Pertahanan (Menhan) dari Prabowo Subianto ke Sjafrie Sjamsoeddin di halaman gedung kantor Kemenhan, Selasa (22/10/2024).

Keakraban Prabowo dan Albanese

Presiden Prabowo dan Anthony Albanese terlihat sangat akrab selama pertemuan bilateral. Keduanya terlihat sempat saling memanggil dengan sapaan khusus. Apa itu?

Pertemuan Prabowo dan PM Albanese itu diawali dengan pertemuan 4 mata di Kirribilli House, Sydney, Rabu (12/11/2025) waktu setempat. Dalam pertemuan itu, keduanya tampak akrab mengobrol, bahkan PM Albanese mengajak Prabowo ke bagian kediamannya yang menghadap langsung ke laut.

Keakraban keduanya berlanjut saat kunjungan Prabowo ke kapal HMAS Canberra di Garden Island Naval Base. Saat memasuki area kapal, Prabowo duduk di mobil pertama dan berdampingan dengan PM Albanese.

Selama peninjauan keduanya pun terlihat saling berdialog intens sambil mendengarkan penjelasan terperinci mengenai kemampuan kapal dalam mendukung operasi amfibi, logistik, serta misi kemanusiaan.

PM Albanese juga menyapa khusus Prabowo dengan sebutan 'my friend'. Hal itu terdengar saat keduanya memberikan keterangan pers terkait pertemuan bilateralnya.

"Today I am standing alongside my friend, Indonesian President Bapak Prabowo Subianto, to make what is a historic announcement. (Hari ini saya berdiri di samping teman saya, Presiden Indonesia Bapak Prabowo Subianto, untuk membuat pengumuman yang bersejarah)," ujar PM Albanese mengawali keterangannya.

Tidak hanya itu, Prabowo juga punya panggilan khusus terhadap PM Albanese, yakni 'Albo'. Hal itu terungkap saat Prabowo dan PM Albanese diwawancarai oleh seorang reporter Australia.

Reporter tersebut bertanya mengenai kedekatan Prabowo dengan Australia. Prabowo menjawab kalau dirinya sangat dekat dengan beberapa mantan PM Australia seperti Gough Whitlam, Robert Hawke, dan Paul Keating.

"Bisa dibilang begitu (dekat), kami sangat dekat bertahun-tahun yang lalu, dengan, saya ingat PM Gough Whitlam (PM periode 1972-1975), Robert Hawke (PM periode 1983-1991), dan Keating (PM periode 1991-1996)," ujar Prabowo.

Prabowo lalu menyebutkan kedekatannya berlanjut dengan Anthony Albanese. Pada saat yang sama, Prabowo meminta izin ke Albanese untuk memanggil 'Albo'.

"Dan sekarang teman baik saya, Albo. Bolehkah saya memanggil Anda Albo?" hal ini lantas memunculkan sedikit tawa. Sementara Albanese menjawab Prabowo boleh memanggilnya dengan sebutan tersebut.

Saksikan Live DetikPagi:

Lihat juga Video 'Momen Prabowo Beri Kado untuk 'Toto' Anjing Peliharaan PM Australia':

Halaman 2 dari 4
(azh/azh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads