Wacana Game PUBG Dibatasi Usai Ledakan SMAN 72, Menteri PPPA Bilang Begini

Wacana Game PUBG Dibatasi Usai Ledakan SMAN 72, Menteri PPPA Bilang Begini

Isal Mawardi - detikNews
Selasa, 11 Nov 2025 07:45 WIB
Menteri PPPA Arifah Fauzi. (Dok. Kementerian PPPA)
Menteri PPPA Arifah Fauzi. (Dok. Kementerian PPPA)
Jakarta -

Pemerintah berencana membatasi game online Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) buntut ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menteri Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengatakan pihaknya akan berdiskusi terkait wacana pembatasan game PUBG.

"Terkait arahan Presiden, kami akan segera mendiskusikan secara mendalam langkah-langkah dan kebijakan terbaik bersama kementerian dan lembaga terkait. Tujuan utama kami adalah menemukan solusi komprehensif yang berpihak pada perlindungan anak, baik dari aspek pengasuhan, pendidikan, maupun kehidupan sosial mereka," ujar Arifah kepada wartawan, Selasa (11/11/2025).

Arifah menilai penting untuk memperkuat literasi digital dan pengawasan orang tua agar anak-anak memiliki benteng yang kuat dari potensi pengaruh negatif game bernuansa kekerasan. Menurutnya, segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan, termasuk bermain game, tentu tidak baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begitu pula dengan bermain game online, jika dilakukan secara berlebihan, dapat berdampak negatif terhadap prestasi akademik siswa, seperti menurunnya motivasi belajar, terganggunya konsentrasi, dan penundaan penyelesaian tugas sekolah, yang akhirnya bisa menurunkan hasil belajar anak," kata Arifah.

ADVERTISEMENT

Namun, apabila pengelolaan waktu dan aktivitas bermain game dilakukan dengan baik dan seimbang, Arifah menilai aktivitas ini justru dapat menjadi sarana yang bermanfaat sebagai pelepas penat dari rutinitas yang padat dan media bersosialisasi dengan teman sebaya. Bahkan, jika ditekuni dengan serius, banyak atlet e-sport yang telah berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di tingkat nasional maupun internasional, sekaligus mampu menyelesaikan pendidikan mereka dengan baik.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan manajemen waktu dan dukungan yang tepat, kegiatan bermain game tidak harus mengganggu perkembangan akademik anak dan dapat menjadi salah satu bagian dari pengembangan bakat anak.

Di samping itu, Arifah mengatakan faktor utama yang membentuk karakter dan perkembangan anak adalah keluarga dan lingkungan sekitar. Keluarga, terang Arifah, merupakan lingkungan pertama dan paling berpengaruh, di mana orang tua menjadi teladan utama yang dipantau dan ditiru anak setiap hari.

"Pola asuh, nilai, dan norma yang diajarkan dalam keluarga menentukan bagaimana anak memahami benar-salah dan membentuk sikapnya. Selain keluarga, lingkungan sosial seperti sekolah, teman sebaya, dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak," ujar Arifah.

Lingkungan sosial, kata Arifah, memberikan stimulasi interaksi sosial yang membantu anak belajar berperilaku sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh berbagai pihak, terutama orang tua, guru, dan lingkungan sosial yang saling mendukung dalam memberikan contoh dan penguatan nilai demi perkembangan karakter yang positif dan sehat.

"Saat ini, prioritas kami adalah memastikan pemulihan korban melalui pengobatan dan trauma healing secara berkelanjutan, serta memberi perhatian pada kesehatan dan pemulihan psikologis bagi terduga pelaku, yang juga masih berusia anak-tentu tetap menjunjung tinggi prinsip kepentingan terbaik anak tanpa stigmatisasi. Kami ingin memastikan semua anak yang terdampak mendapat pendampingan, perlindungan, dan akses optimal terhadap layanan pemulihan yang mereka butuhkan," lanjutnya.

Sebelumnya, pemerintah menyoroti soal penggunaan senjata dalam game online seperti PUBG. Hal ini buntut kasus ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading.

"Beliau (Presiden Prabowo) tadi menyampaikan bahwa, kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh pengaruh dari game online," kata Mensesneg Prasetyo Hadi seusai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

Menurut Pras, game online yang dimaksud berpotensi punya pengaruh buruk bagi anak-anak atau pelajar. Menurutnya dampak buruk bakal merembet ke generasi mendatang.

"Karena, tidak menutup kemungkinan, game online ini ada beberapa yang di situ, ada hal-hal yang kurang baik, yang mungkin itu bisa mempengaruhi generasi kita ke depan," ungkap dia.

Game online yang akan dibatasi bernuansa perang dengan senjata api (senpi). Game tersebut biasanya ditemukan dalam kategori FPS maupun battle royal seperti PUBG.

"Misalnya contoh, PUBG. Itu kan di situ, kita mungkin berpikirnya ada pembatasan-pembatasan ya, di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi," jelas Prasetyo.

Simak Video 'Pramono Dukung Wacana Pembatasan Game PUBG Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta':

Halaman 2 dari 3
(isa/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads