Sejumlah warga menyambut baik peringkat Jakarta yang mengalami kenaikan dalam daftar Global Cities Index yang dirilis lembaga konsultan internasional, Kearney. Sebelumnya, Jakarta berada di peringkat 74 dunia dan sekarang bertengger di peringkat 71.
Peningkatan peringkat tersebut tidak terlepas dari berbagai transformasi dan inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, warga, dan pihak terkait lainnya. Lewat kolaborasi lintas sektor terbukti berhasil mendorong Jakarta menjadi kota yang lebih maju.
Warga asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Tezar Aditya, menyambut baik atas prestasi yang telah ditorehkan tersebut. Menurutnya, kenaikan peringkat tersebut sudah sepantasnya diterima Jakarta karena telah menghadirkan banyak terobosan di berbagai sektor pelayanan publik. Bahkan, berbagai layanan kini bisa diakses secara digital, lebih mudah dan praktis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggapan saya tentang kenaikan peringkat kota Jakarta di Global Cities Index sangat pantas dan sesuai dengan peningkatan pelayanan transportasi publik yang tidak hanya ekonomis tapi juga strategis di Jakarta," kata Tezar kepada detikcom, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, infrastruktur dan inovasi digital yang dihadirkan di Jakarta sangat membantu. Apalagi saat ini, untuk mengurus administrasi seperti KTP dan Kartu Keluarga bisa dilakukan secara daring.
Tezar mengatakan hal inilah yang memberikan kemudahan tersendiri bagi warga Jakarta yang ingin mengurus beragam kebutuhan. Dia menambahkan, inovasi yang begitu dirasakan yakni kehadiran aplikasi Alpukat Betawi. Menurutnya, aplikasi ini memberikan kemudahan dan kecepatan dalam mengurus KTP hingga Kartu Keluarga.
"Yang paling terasa untuk infrastruktur digital buat saya sendiri adalah di aplikasi Alpukat Betawi yang mana untuk mengurus surat-surat, seperti KTP dan KK, tinggal online saja. Yang pasti, sangat cepat dan mudah prosesnya," urainya.
Tezar berharap, lewat prestasi tersebut, Jakarta bisa menjadi kota yang lebih baik dari sebelumnya. Dia juga berharap agar Jakarta bisa menjadi kota yang bersih dan bebas pungutan liar (pungli).
"Harapannya, Jakarta menjadi kota yang bersih dari pungli," tuturnya.
Hal senada turut diungkap Kharafi yang tinggal di kawasan SCBD Jakarta Selatan. Ia menilai kehadiran moda transportasi modern, seperti LRT, MRT, hingga Transjakarta membuat Jakarta patut naik peringkat di kancah global.
Apalagi, moda transportasi umum tersebut dikelola dengan cukup baik, mulai dari memperhatikan kebersihan hingga kenyamanan penumpang. Menurutnya, kehadiran sejumlah petugas di moda transportasi tersebut memberikan kemudahan dan kenyamanan tersendiri bagi para pengguna.
"Akses dan sarana sudah mantap. MRT sangat membantu banget, bersih juga. Terus, banyak petugasnya, jadi nggak akan kebingungan. Mau ke mana-mana akses gampang. Terus, banyak taman juga sekarang yang buka sampai malam," kata Kharafi.
Ia pun optimistis Jakarta bisa masuk peringkat ke-50 kota global pada 2030.
"100% (optimis Jakarta bisa masuk peringkat ke-50 kota global) asal kebersihan dijaga, terus polusi juga bisa diatasi, transportasi umum disempurnakan lagi, dan macet juga bisa diatasi," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan, peningkatan peringkat kot global tidak terlepas dari hasil kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dengan warga dan pihak terkait lainnya.
"Kearney baru saja mengeluarkan hasil survei kota global. Jakarta sebelumnya berada di urutan ke-74 dari 156 kota. Sekarang, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak, kita naik ke peringkat 71," kata Pramono.
Peningkatan peringkat Jakarta didorong oleh dua dimensi utama, yakni Human Capital (+13 peringkat) dan Political Engagement (+4 peringkat). Kenaikan skor tersebut mencerminkan meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta penguatan peran Jakarta dalam jejaring global.
Selain itu, indikator kehadiran data center naik signifikan dari peringkat 43 ke 27, menegaskan kemajuan ekosistem digital di Ibu Kota. Sementara, jumlah wisatawan internasional juga meningkat tajam dari peringkat 83 ke 58, menunjukkan daya tarik Jakarta sebagai kota global yang terbuka dan menarik bagi dunia.
Kenaikan peringkat Jakarta dalam Kearney Global Cities Index 2025 menjadi bukti bahwa Ibu Kota semakin diakui dunia sebagai kota yang tangguh, terbuka, dan berdaya saing tinggi. Peningkatan pada aspek sumber daya manusia, peran global, serta infrastruktur digital menunjukkan arah pembangunan Jakarta yang berkelanjutan dan berorientasi masa depan.
Pramono menilai, partisipasi publik menjadi salah satu faktor kunci dalam mendorong transformasi Jakarta menuju kota yang modern, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
"Dalam waktu singkat, sekitar lima hingga tujuh bulan, kita mampu naik tiga hingga empat tingkat. Kalau bukan karena partisipasi publik, tentu tidak akan mungkin," tuturnya.
Gubernur Pramono menegaskan, kenaikan peringkat ini bukanlah tujuan akhir, melainkan bagian dari perjalanan panjang menjadikan Jakarta sebagai kota global yang nyaman, ramah, dan kompetitif. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi dalam setiap langkah pembangunan.
"Capaian ini adalah milik kita bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Jakarta akan terus bertransformasi bila kita melangkah bersama dan dapat menembus peringkat 50 besar dalam daftar kota global dunia pada 2030," tutupnya.
Simak juga Video: Pramono Targetkan Jakarta Masuk 50 Besar Kota Global di 2030











































