BNPB: 2 Orang Tewas Akibat Banjir di Brebes

BNPB: 2 Orang Tewas Akibat Banjir di Brebes

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 09 Nov 2025 14:12 WIB
Penampakan banjir bandang di Bumiayu, Brebes, Sabtu (8/11/2025).
Banjir di Brebes (Imam Suripto/detikJateng)
Brebes -

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dua orang tewas akibat banjir yang melanda Kabupaten Brebes. Korban diduga tewas setelah terseret banjir bandang dan tersengat listrik.

"Dari Kabupaten Brebes dilaporkan dua orang meninggal dunia akibat banjir yang melanda," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11/2025).

Banjir di Brebes itu terjadi pada Sabtu (9/11). Selain korban tewas, enam orang warga harus mengungsi di rumah tetangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banjir di Brebes terjadi akibat luapan sungai dan berdampak di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sirampog, Bumiayu, dan Bantarkawung. Jembatan Bantarwaru yang menghubungkan desa Bangbayang-Bantarwaru-Pengarasan putus.

Dia mengatakan hujan disertai angin kencang telah menimbulkan kerusakan rumah warga di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog. Terjangan angin menyebabkan dua unit rumah rusak berat dan sepuluh rumah lainnya rusak ringan.

ADVERTISEMENT

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes telah melakukan asesmen di lapangan dan mengevakuasi warga terdampak. Sebagai informasi, Kecamatan Sirampog berada di wilayah perbukitan curam dengan ketinggian 875–1.000 mdpl.

Dari beberapa laporan kejadian bencana terdahulu, wilayah ini juga rawan pergerakan tanah yang dipicu oleh faktor cuaca. Berdasarkan data bencana BNPB, pada pertengahan April 2025, telah terjadi fenomena gerakan tanah di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, yang merusak 114 unit rumah.

BNPB bersama BPBD Kabupaten Brebes telah merelokasi warga dengan memberikan hunian tetap di kawasan yang lebih aman. Sementara itu, wilayah Kecamatan Bumiayu juga memiliki risiko bencana tinggi karena posisinya dikelilingi pegunungan dan bukit dengan ketinggian rata-rata 690 mdpl.

"Topografinya yang berupa lereng bukit yang curam, lembah cekungan dan beberapa aliran sungai besar berisiko mudah meluap tiba-tiba jika terjadi hujan deras di wilayah hulu. Monitoring wilayah perbukitan, penanaman vegetasi penguat struktur tanah hingga perbaikan wilayah hulu sungai diharapkan dapat dilakukan secara berkala," ujarnya.

Lihat juga Video 'Apakah Meteor Jatuh Bisa Dideteksi? Ini Kata BRIN':

Halaman 3 dari 2
(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads