Polda Kalimantan Timur (Kaltim) meluncurkan Industri Pertanian dan Penanaman Jagung Serentak Tahun 2025. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Dikutip dari Mediahub Divisi Humas Polri, Rabu (5/11/2025), kegiatan itu digelar di Kawasan Yonif TP 827/Mcy, Kampung Muhur, Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat, tepatnya di lahan bekas tambang. Kegiatan itu dipimpin oleh Kapolda Kaltim Irjen Endar Priantoro didampingi Wakapolda Kaltim Brigjen Sabilul Alif, serta dihadiri pejabat utama Polda Kaltim, Forkopimda Kabupaten Kutai Barat, dan sejumlah stakeholder terkait.
Dalam kegiatan itu, dilakukan penanaman jagung secara simbolis bersama kelompok tani. Selain itu, ada juga penyerahan bantuan sosial.
Berdasarkan data ketahanan pangan yang dikutip Mediahub, produksi jagung di Kalimantan Timur meningkat signifikan dari 2.159,08 ton pada Januari-Agustus 2024 menjadi 7.524,16 ton pada periode yang sama tahun 2025 atau naik 248,49 persen. Peningkatan itu menempatkan Kaltim pada posisi ketiga nasional dalam produksi jagung, sekaligus menandai keberhasilan kolaborasi antara Polda Kaltim, pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku usaha dalam memperkuat sektor pangan.
Kapolda Kaltim menjelaskan konsep yang diusung kali ini merupakan sistem pertanian terintegrasi yang disebut industrial farming.
"Konsep ini kita kembangkan agar lebih efisien dan berkelanjutan. Tidak ada hasil yang terbuang karena semuanya termanfaatkan, mulai dari jagung sebagai bahan pakan, batangnya untuk ternak sapi, hingga limbahnya menjadi pupuk organik," jelas Endar.
Irjen Endar mengatakan bahwa pola industrial farming berbeda dengan metode konvensional.
"Selama ini kita menanam jagung sudah berhasil, tapi hasilnya belum maksimal. Dengan konsep baru ini, satu area hamparan akan terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga dampaknya lebih besar bagi masyarakat," ujarnya.
Kapolda juga menambahkan, di Kutai Barat terdapat lahan bekas tambang seluas 50 hektare yang kini dimanfaatkan menjadi kawasan pertanian produktif. Dia menilai potensi wilayah Kutai Barat sangat besar untuk pengembangan pertanian modern di Kalimantan Timur.
"Eks tambang ini sebelumnya lahan kritis, dan sekarang kita ubah menjadi lahan bermanfaat. Ini bagian dari upaya mewujudkan green economy serta pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan," imbuhnya.
(knv/knv)