Fenomena Lesbian Para TKI

Catatan dari Hong Kong

Fenomena Lesbian Para TKI

- detikNews
Selasa, 21 Agu 2007 07:33 WIB
Hong Kong - Kisah TKI di Hong Kong tidak melulu mengenai sukses atau perjuangan gigih. Ada juga fenomena yang cukup mengejutkan: komunitas lesbian.Detikcom melihat fenomena ini dengan kasat mata saat perlombaan 17 Agustus di Victoria Park pada Minggu 12 Agustus 2007 lalu. Saat itu ada beberapa TKI yang di depan umum sambil menonton perlombaan, berbahasa tubuh dengan sangat intim.Misalnya saja ada 2 perempuan yang satu tampil tomboy dengan rambut pendek dan baju olahraga, dan yang satunya lagi tampak anggun dan rambut tetap panjang. Sang perempuan memeluk si tomboy dari depan, mengalungkan tangannyake leher si tomboy dan larut dalam canda yang mesra."Memang ada yang lesbi juga sih, Mas. Biasanya yang tomboy," ujar seorang TKI yang enggan disebut namanya.Memang jika memperhatikan TKI yang tomboy, di samping mereka biasanya ada saja temannya yang tetap anggun layaknya seorang perempuan. Mereka bercanda mesra layaknya sepasang kekasih.Penampilan si tomboy sungguh menipu mata. Orang awam akan menyangka mereka lelaki tulen. Rambut mereka dibabat pendek dengan muka tanpa riasan. Mereka senang memakai kemeja, baju basket, celana gombrong, bandana, kalung rapper dan berbagai aksesoris pria lainnya.Sumber detikcom, sebut saja Rose, menjelaskan fenomena lesbian memang dimulai dari munculnya anak-anak tomboy pada 1995-2000. Ketertarikan sesama jenis dimulai dari kebersamaan sejak di penampungan PJTKI yang berlanjut saat bekerja di Hong Kong. "Mana ada laki-laki yang bisa diajak pacaran di Hong Kong, semua TKW," kata Rose. TKI di Hong Kong memang hampir semuanya perempuan (TKW).Buruh migran Filipina juga menularkan budaya lesbian ini kepada TKI. Selain itu ada juga yang memilih menjadi lesbian karena pernah disakiti laki-laki atau sampai mengalami kekerasan seksual oleh laki-laki.Ada juga TKI yang berpacaran dengan orang Pakistan di Hong Kong. Namun, kebanyakan mereka hanya memeras TKI dan menghamili mereka, dan enggan bertanggung jawab. Pada akhirnya mereka kembali kepada komunitas mereka yang sejenis."Kalau mau pacaran jarak jauh sama TKI Korea. Makanya, kalau hari Minggu ramai chatting di internet," jelasnya.Menurut Rose, para lesbian kini memiliki komunitas di Tai Po, Kowloon, beberapa tempat hiburan malam di Wan Chai, dan Causeway Bay. Namun komunitas ini kebanyakan aktif pada akhir pekan yang merupakan hari libur mereka.Rose yang memiliki kantin juga pernah mengadakan beberapa pesta ulang tahun dan "pernikahan" sesama jenis. Bahkan 2 komunitas lesbian yang sangat dikenal di sana, berinisial P dan K, juga diresmikan di kantinnya."Mereka bikin saja begitu, wedding-weddingan. Pakai baju yang rapi, undang teman-teman, seperti sungguhan saja," jelasnya sambil memperlihatkan foto-foto 'pernikahan' mereka.Rose memberi dua alamat komunitas lesbian di Causeway Bay yang berada di dua lantai terpisah sebuah pusat pertokoan. Alamat yang dimaksud adalah sebuah warnet dan tempat karaoke. Namun sayangnya, karena saat itu pertengahan pekan,detikcom tidak menemukan aktivitas berarti di kedua alamat itu. "Memang harus akhir pekan, kalau mau bertemu mereka," kata Rose.Keluarga di kampung biasanya tidak mengetahui jika anak mereka menjadi lesbian di Hong Kong. Fenomena lesbian terus berkembang, dan kelompok-kelompok terbaru semakin terbuka untuk mengeskpresikan seksualitas mereka di tempat umum. (fay/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads