Ini Materi Stand Up Pandji yang Dinilai Hina Adat Toraja, Berujung Minta Maaf

Ini Materi Stand Up Pandji yang Dinilai Hina Adat Toraja, Berujung Minta Maaf

Yogi Ernes - detikNews
Selasa, 04 Nov 2025 17:24 WIB
Ingat insiden di momen penghargaan Oscar 2022 beberapa waktu lalu? Momen penghargaan tahunan bagi komunitas perfilman dunia ini jadi sorotan ketika Chris Rock, salah satu pembawa acara Oscar tahun ini ditampar oleh Will Smith sesaat setelah Chris Rock melemparkan guyonan tentang kebotakan Jada Pinkett Smith, istri Will Smith. Dilansir beberapa media asing, Will Smith geram dengan guyonan tersebut karena kebotakan Jada Pinkett menurutnya bukanlah lelucon. Jada sedang berjuang melawan Alopecia, penyakit autoimun penyebab kerontokan dan kerusakan folikel rambut yang menyebabkan kebotakan.
Pandji Pragiwaksono (Dok. Noice)
Jakarta -

Komika Pandji Pragiwaksono dilaporkan oleh Aliansi Pemuda Toraja ke Bareskrim Polri setelah salah satu materi lawakan tunggal atau stand up comedy yang dibawakannya dinilai telah menghina adat Toraja. Dalam materi lawakannya itu, Pandji membahas prosesi pemakaman di suku Toraja.

Materi yang kini berpolemik sejatinya merupakan bagian dari pertunjukan lawakan tunggal Pandji pada 2013. Dalam gelaran itu, Pandji menyinggung soal mahalnya biaya yang harus dikeluarkan dalam melaksanakan pemakaman dengan adat Toraja.

"Di Toraja, dan ini pasti ada yang tahu, kalau ada anggota keluarga yang meninggal makaminnya itu pakai pesta yang mahal banget. Bener nggak gue? Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya dan banyak yang nggak punya duit untuk makamin akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu," kata Pandji dalam potongan video seperti dilihat, Selasa (4/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandji lalu melanjutkan materi lawakannya itu dengan menyebut masyarakat Toraja yang tidak bisa memakamkan anggota keluarganya yang meninggal akan menaruh jenazahnya di rumah. Pandji lalu menyajikan impersonation atau teknik dalam stand up comedy ketika komika menirukan orang lain atau karakter. Di momen ini, Pandji memosisikan diri sebagai orang asing yang bertamu di rumah orang Toraja dan melihat ada jenazah di ruang tamu.

"Ini praktik yang umum, misalkan, ada anggota keluarganya yang meninggal, nggak punya duit nih, jenazahya ditaruh aja di ruang tamu dan untuk keluarganya sih biasa-biasa aja, untuk keluarga yang meninggal, tapi kan kalau ada yang bertemu bingung kan," kata Pandji.

ADVERTISEMENT

"Nonton apa pun di TV berasa horor. Lagi nonton Teletubies gitu, ngeri pasti. Tuh Tinky Winky nakutin ya lompat-lompat ada kuncirnya di atas," ujar Pandji seraya melakukan impersonation.

Materi yang dibawakan Pandji 12 tahun silam ternyata menuai polemik saat ini. Selain berurusan dengan hukum, Pandji dihadapkan pada tuntutan adat oleh perwakilan masyarakat Toraja.

Pandji Minta Maaf

Lewat unggahan di Instagram pribadinya hari ini, Pandji menyampaikan permintaan maaf atas materi lawakannya yang dinilai telah menghina adat Toraja. Pandji mengaku telah berdiskusi dan mengakui materi lawakannya tentang adat Toraja tidak peka.

"Tadi malam, saya berdialog dengan Ibu Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Dalam pembicaraan kami lewat telepon, Ibu Rukka menceritakan dengan sangat indah tentang budaya Toraja tentang maknanya, nilainya, dan kedalamannya. Dari obrolan itu, saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant, dan untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai," ujar Pandji.

Pandji juga mengatakan akan bersikap koperatif terhadap proses hukum dan adat yang tengah berjalan terhadapnya. Dia juga berharap kasus yang melibatkannya menjadi pelajaran bagi komika lain untuk lebih peka dan jeli dalam membawakan materi yang menyinggung isu adat.

"Saya juga berharap kejadian ini tidak membuat para komika berhenti mengangkat nilai dan budaya dalam karya mereka. Menurut saya, anggapan bahwa pelawak tidak boleh membicarakan SARA kurang tepat. Indonesia adalah negara dengan keragaman luar biasa: suku, agama, ras, dan antargolongan adalah bagian dari jati diri bangsa ini. Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan," tulis Pandji.

"Semoga para komika di Indonesia terus bercerita tentang adat dan tradisi bangsa ini dengan cara yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih menghormati," imbuhnya.

Simak Video: Permintaan Maaf Pandji Pragiwaksono soal Lecehkan Adat Toraja

Halaman 3 dari 2
(ygs/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads