Lama tak terdengar kabarnya, anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni muncul menyapa warga, terutama tetangga sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Salah satu kerabat, Imam, mengatakan Sahroni menyempatkan waktu menyapa warga, ulama dan perangkat RW, lurah hingga camat dalam acara pengajian.
Imam mengatakan, dalam acara yang digelar Minggu (2/11) di kawasan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sahroni menjelaskan kronologi penjarahan di rumah pribadinya pada Sabtu (30/8/2025). Imam, yang juga berada di rumah Sahroni saat penjarahan berlangsung, mengungkapkan cerita Sahroni kepada warga.
"Karena kan Pak Sahroni juga sering bikin acara seperti itu di wilayahnya, tapi sudah semenjak kejadian itu kan sudah lama juga nggak bikin acara dan akhirnya bikin acara sembari menyapa, lalu beliau juga cerita soal kronologis kejadian di rumah tersebut," kata Imam saat dihubungi, Selasa (4/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam mengatakan, Sahroni ada di dalam rumah saat penjarahan terjadi. Disebut ada delapan orang di dalam rumah kawasan Kebon Bawang itu.
"Kebetulan beliau juga ada di dalam rumah tersebut gitu. Apa yang dia bicarakan itu semuanya benar. Beliau itu ada di dalam (rumah). Bukan hanya beliau saja, ada berdelapan orang," kata Imam.
"Jadi ada beliau, ada saya dan istri saya, ada adiknya, ada mbaknya dua. Kemudian ada stafnya satu, temannya beliau (satu). Jadi total semua di dalam orang, ada delapan orang," tambahnya.
Imam mengatakan saat itu mereka masih sempat memantau CCTV terkait pergerakan massa. Namun, kondisi mulai tak kondusif saat massa mulai melempari batu hingga meletuskan petasan.
"Pak Sahroni itu ada di dalam di meja makan, duduk di meja makan. Lalu kemudian saya lihat portalnya jebol, setelah jebol, nggak ada hitungan detik batu masuk. Batu masuk, puluhan batu masuk," ujar Imam.
"Kemudian kaca mulai dilempar-lemparin. Nggak lama ada petasan itu loh, air mancur yang tahun baru. Setelah masuk petasan itu, bunyi, kan, dar der dor. Saya masuk ke dalam bilang ke Pak Sahroni, saya panggilnya kan Ndan, Ndan aja tuh. 'Ndan ini sudah anarkis'," ucapnya.
Imam dan enam orang di dalam rumah Sahroni mencoba menyelamatkan diri. Sementara Sahroni, berlari sendirian ke arah kamarnya.
"Situasi kan udah nggak karuan tuh suara batu, suara massa yang luar biasa banyaknya. Karena jalanan itu katanya yang di luar itu kan padat banget, saya nggak tahu kondisi di luar. Tapi setelah selesai masalah itu, saya dapet cerita itu jalanan padat banget sampai full ke depan-depan," ungkap dia.
Singkat cerita Imam membawa 6 orang lain dari kediaman Sahroni. Mereka bahkan sampai mendobrak salah satu jalan keluar mengarah ke rumah tetangga.
Kendati demikian, Sahroni disebut masih berada di dalam rumah saat penjarahan berlangsung. Bendum Partai NasDem itu disebut berada di rumah pribadinya sampai malam hari.
"Dia menyelamatkan diri di kamar, dia ganjel liftnya, lift kamar itu menuju rooftop. Dia ganjel kemudian nggak lama bunyi gedebak-gedebuk nggak karuan kan, dia lari ke atas itu ngumpet di kamar mandi. Dia naik ke plafon kecil sekali, tapi ternyata plafon itu jebol jatuh dia naikin, keluar debunya. Sampai malam dia di situ," kata Imam.
Imam mengatakan warga di Kampung Bawang, Priok, terbuka dengan kehadiran perdana Sahroni pada Minggu kemarin. Acara itu terlaksana dalam rangka berdoa bersama.
"Kemudian juga banyak dukungan buat Bang Sahroni ya, soal kejadian kemarin ya. Saya lihat memang antusias warga sama Bang Sahroni masih baik-baik saja. Bahkan banyak yang minta foto juga sama beliau," imbuhnya.
Simak juga Video: MKD Soal Jadwal Sidang Etik Sahroni-Uya Kuya











































