AHY Kenang 2 Tahun 'Cikeas Gelap' Usai Kepergian Ani Yudhoyono-SBY Bangkit

AHY Kenang 2 Tahun 'Cikeas Gelap' Usai Kepergian Ani Yudhoyono-SBY Bangkit

Kurniawan Fadilah - detikNews
Senin, 03 Nov 2025 23:45 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto: Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Kurniawan/detik)
Jakarta -

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengenang masa kelam yang dialami keluarganya setelah kepergian sang ibunda, Ani Yudhoyono. AHY menyebut masa tersebut sebagai dua tahun Cikeas gelap.

Hal itu disampaikan AHY dalam sambutannya dalam peluncuran buku The Mentor: 9 Purnama di Sisi SBY karya Merry Riana, di Jakarta, Senin (3/11/2025). Dalam kesempatan itu, AHY menyinggung sisi-sisi pribadi sang ayah yang dituangkan dalam buku tersebut, terutama tentang cinta, kesetiaan, dan keseimbangan hidup.

"Happiness is something to fight for. It's not given. Kebahagiaan itu harus diperjuangkan. Jangan berharap orang lain membuat kita bahagia, nanti kita bisa kecewa. Pak SBY pandai menata hati," kata AHY.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut AHY, ayahnya merupakan sosok yang mampu menemukan sumber kebahagiaan baru bahkan di tengah kehilangan mendalam. Ia menilai SBY berhasil menjalani healing setelah kehilangan belahan jiwanya, Ani Yudhoyono.

ADVERTISEMENT

"Purna tugas juga tetap bisa mendapatkan sumber-sumber kebahagiaan, bahkan setelah ditinggal belahan jiwanya, healing after a great loss," ucapnya.

Namun, AHY tak menampik bahwa kepergian ibundanya meninggalkan duka yang sangat dalam bagi keluarga. Rumah mereka di Cikeas yang dulu ramai dan menjadi pusat kegiatan politik nasional, mendadak terasa sunyi dan kehilangan energi.

"Kami menjadi saksi dua tahun gelap, Cikeas gelap, seperti hilang auranya. Dulu menjadi salah satu pusat kekuatan politik di Indonesia. Dua tahun itu gelap rasanya. Kami semua terpukul, tapi lebih sedih melihat Pak SBY yang begitu terpukul," tuturnya.

Meski demikian, AHY bersyukur karena sang ayah mampu bangkit dan menyalurkan kesedihannya melalui berbagai karya kreatif. Seperti melukis, menulis puisi hingga menciptakan lagu.

"Tapi Tuhan kembali menuntun, dan beliau pas untuk menata hati, melalui itu semua, dan bukan hanya bisa melewati masa-masa sedih, dan bukan hanya bangkit, beliau bisa berlakukan transformasi yang tidak banyak dilakukan, yang tidak banyak bisa dilakukan oleh orang lain," tuturnya.

"Beliau kemudian menjadi seorang seniman, menjadi seorang pelukis, menjadi seorang pembuku puisi, membuat puisi, membuat lagu, berkreasi, membuat tim bola LavAni. Alhamdulillah juara, sudah empat kali juara, selalu" ungkap AHY.

Lebih lanjut AHY menyampaikan, banyak orang menilai bahwa apa pun yang disentuh oleh SBY selalu berujung keberhasilan. Namun, ia mengingatkan agar publik tidak hanya melihat hasil akhir, melainkan juga proses panjang yang tentunya tak mudah.

"Orang sering berkata, 'setiap disentuh Pak SBY kok jadi?' Tapi jangan hanya melihat hasilnya. Di balik itu semua ada proses panjang, kerja keras, jatuh bangun yang tidak mudah," pungkasnya.

(dek/dek)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads