Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri pembukaan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-33 di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10). Forum nasional bertema 'Energi Kolektif untuk Negeri' itu diikuti ribuan kader IMM dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Khofifah menekankan pentingnya sinergi kolektif antar pemuda, lintas organisasi, dan elemen bangsa untuk membangun masa depan Indonesia yang berdaya dan berkeadaban. Menurutnya, hal tersebut menjadi pesan mendalam bahwa Tanwir IMM bukan sekadar forum organisasi, tetapi wadah menyiapkan pemimpin strategis bangsa yang siap menggerakkan perubahan.
"Saya rasa ini sangat penuh makna bagaimana IMM menyiapkan masa depan. Terutama dengan membangun sinergi untuk bersama-sama secara kolektif membangun negeri. Menurut saya ide yang luar biasa," ujar Khofifah, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, semangat sinergi dan kolaborasi dalam Tanwir IMM ini sangat dirasakannya. Terlebih dengan latar belakangnya sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebelum akhirnya mengepalai Muslimat NU.
Lebih jauh, dirinya mengatakan persaudaraan antara Muhammadiyah dan NU juga sudah terjalin sejak lama. Di mana, ijazah atau sanad keilmuan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari sama-sama diberikan kepada umat Islam di Indonesia.
"Yang ingin saya sampaikan adalah persaudaraan ini begitu kuat, persahabatan ini begitu kuat. Maka antara pilar-pilar bangsa ini harus membangun persaudaraan, persatuan, kebersamaan dalam berbagai program," katanya.
"Selamat bertanwir bagi IMM. Mudah-mudahan seluruh yang hadir ini akan memberikan sinergi terutama bagi implementasi keputusan-keputusan strategis nanti. Tetaplah membangun sinergi, tetaplah membangun kolaborasi. Bangun negeri ini dengan seluruh energi," pesan Khofifah menambahkan.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Bachtiar Najamudin yang hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa perjalanan panjangnya menjadi seorang aktivis, wiraswasta, dan akhirnya menjadi pimpinan lembaga membuatnya dapat mengeluarkan istilah Green Democracy. Secara filosofis, istilah paten yang relatif baru tersebut diasosiasikan dengan sesuatu yang segar, tumbuh, dan berkesinambungan.
"Sehingga kita bukan hanya berpikir tentang bagaimana ekonomi tumbuh, tapi berpikir juga bagaimana ekologi bisa kita amankan, selamatkan, dan kita jaga dengan baik. Green Democracy juga berarti negara harus memastikan bahwa demokrasi terus hidup dan pro-youth. Maka, anak muda jangan takut masuk ke dunia politik," ungkapnya.
"Kepemimpinan muda itu bukan hal baru. Dari zaman Rasulullah dulu, sudah ditujukan bahwa memang energi terkuat itu energi kepemimpinan muda. Jadi, tidak usah ragu bahwa generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan estafet dan penentu arah bangsa," tambah Sultan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kedatangannya karena dua alasan fundamental. Yakni, karena masa depan bangsa ini ada di tangan pemuda.
"Tapi yang dimaksud adalah pemuda yang berproses, pemuda yang betul-betul menyiapkan diri. Dan IMM adalah salah satu organisasi sebagai sumber penyiapan anak bangsa untuk kelak menjadi pemimpin bangsa. Dan alasan kedua saya adalah karena temanya menyangkut energi," terangnya.
Di akhir, Bahlil mengingatkan agar di tengah fase keterbukaan informasi, mahasiswa perlu membangun diskursus yang baik. Sehingga, mereka dapat menghasilkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
(akn/ega)











































