Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono, menyoroti perkembangan pesat yang dialami China. Hendro menilai Indonesia tidak bisa hanya terpaku dan menjadi penonton dari kemajuan bangsa lain.
Hal itu disampaikan Hendro dalam penandatanganan MoU beasiswa antara Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) dan Yayasan Warga Bumiputra Indonesia dengan Universitas Tianjin di Hotel St Regis, Jakarta, Kamis (30/10/2025). Hendro hadir dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Yayasan Warga Bumiputra Indonesia.
"Tiongkok maju itu melesat sejak 1983 saya perhatikan tinggal landasnya di situ sehingga patut kita melaksanakan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad untuk mengejar ilmu walau sampai ke negeri China supaya kita bisa ikut tinggal landas," kata Hendro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MoU yang diteken antara KIKT dan Yayasan Warga Bumiputra dengan Universitas Tianjin berkaitan dengan pemberian beasiswa kepada 50 mahasiswa Indonesia ke China. Hendro menilai Indonesia harus banyak belajar kepada China saat ini.
Hendro menganalogikan kemajuan China seperti loncatan katak yang melesat jauh. Dia mengingatkan agar Indonesia tidak diam saja merespons perkembangan tersebut.
"Kenapa Tiongkok? Karena kita melihat bukti sekarang ini Tiongkok majunya seperti loncatan katak dan kita harus cepat untuk mengikuti lompatan-lompatan ke depan yang maju itu. Jangan hanya bengong saja, jalan bergerak dan kita ikuti loncatan itu supaya generasi penerus bangsa harus lebih maju daripada yang sekarang," kata Hendro.
Hendro juga menjelaskan alasan pemberian beasiswa itu sejalan dengan gagasan Presiden Prabowo Subianto. Dia menyatakan Prabowo pernah menyoroti jumlah dokter di Indonesia yang masih kurang 5.000.
Dia menyebutkan gagasan Prabowo itu harus direspons cepat, bukan hanya oleh jajaran di kabinetnya, tapi juga oleh masyarakat luas.
"Jangan gagasan cerdas dari pemimpin hanya kita fotokopi ke sana-kemari tapi gagasan seperti ini harus didukung oleh masyarakat luas. Tidak usah terlalu banyak toleh toleh kiri kanan, disangsikan saja lengan baju, kita maju, laksanakan," terang Hendro.
Beasiswa Mahasiswa RI ke Universitas Tianjin
Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) dan Yayasan Warga Bumiputra Indonesia meneken MoU dengan Universitas Tianjin China. Kerja sama itu akan memberikan beasiswa kepada 50 mahasiswa Indonesia untuk kuliah ke Negeri Tirai Bambu.
Ketua KIKT Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengatakan MoU ini merupakan bentuk tanggung jawab untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas. Nantinya akan ada 1.000 mahasiswa RI diharapkan bisa mengenyam pendidikan di Cina lewat kerja sama tersebut.
"Program ini bukan sekadar beasiswa tapi wujud dedikasi dan niat luhur untuk menyiapkan 1.000 pemuda pemudi terbaik Indonesia untuk melanjutkan perjuangan pemuda terdahulu dengan menjadi generasi unggul," kata Boy Thohir di Hotel St Regis, Jakarta.
Kerja sama itu akan dimulai di tahun ini. Nantinya tiap tahun akan ada 50 mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Tianjin.
"Kami ingin menghadirkan kesempatan pendidikan yang lebih luas untuk pemuda Indonesia untuk berinovasi dan membawa pengalaman berharga itu ke Tanah Air," ujar Boy.
Selain beasiswa kepada mahasiswa, MoU itu memberikan kerja sama kepada tenaga pengajar Indonesia. Nantinya sebanyak 20 pengajar dari Indonesia akan mengikuti pelatihan di Universitas Tianjin tiap tahun.
(ygs/whn)











































