Banjir di Semarang, BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lokal hingga Pekan Depan

Banjir di Semarang, BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lokal hingga Pekan Depan

Dwi Rahmawati - detikNews
Kamis, 30 Okt 2025 08:38 WIB
Sejumlah warga berjalan menembus banjir di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/10/2025). Menurut data sementara BPBD Kota Semarang sebanyak 39.405 jiwa dari 29.772 KK di 18 wilayah terdampak banjir yang melanda Kota Semarang akibat dari anomali cuaca dengan intensitas hujan tinggi sejak Selasa (21/10). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Potret banjir Semarang belum surut, ribuan warga terdampak. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta -

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, meminta warga Semarang waspada terhadap cuaca yang terjadi belakangan. Semarang masih dihantui banjir, yang membuat warga harus mengungsi.

BMKG merilis cuaca di Semarang hingga 5 November 2025. BMKG menyebut, pada 30-31 Oktober, hujan ringan masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Semarang.

"30 Oktober-31 Oktober: Hujan ringan masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Semarang, terutama pada siang dan sore hari," kata Guswanto kepada wartawan, Kamis (30/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut, dalam rentang 1-5 November 2025, cuaca di Semarang diprediksi mulai berawan. BMKG mengingatkan potensi hujan lokal dan meminta masyarakat tetap waspada.

"1-5 November: Cuaca diperkirakan mulai berawan, namun tetap ada potensi hujan lokal. Kelembapan tetap tinggi, sehingga masyarakat tetap diimbau waspada," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Guswanto mengatakan potensi banjir susulan masih ada, terutama di wilayah dekat aliran sungai. Ia meminta masyarakat Semarang memantau secara berkala informasi cuaca harian.

"Dengan kondisi tanah yang sudah jenuh air dan hujan yang masih berpotensi turun, risiko genangan dan banjir susulan tetap ada, terutama di wilayah rendah dan dekat aliran sungai," kata Guswanto.

"BMKG mengimbau masyarakat memantau informasi cuaca harian dan bagi instansi terkait agar mengoptimalkan sistem drainase dan pompa banjir," sambungnya.

BMKG menyebut cuaca mingguan di Semarang juga bisa disebabkan gangguan atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby. Menurutnya, dua gelombang ini turut memicu hujan lebat di wilayah Jawa Tengah.

"BMKG juga merilis prospek mingguan bahwa gangguan atmosfer, seperti Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby, turut memicu hujan lebat di sejumlah wilayah, termasuk Jawa Tengah," katanya.

Ia mengatakan gangguan MJO memiliki siklus sekitar 30-60 hari. Ketika fase ini terjadi di Indonesia, potensi hujan akan meningkat tajam.

"Gelombang Rossby, gelombang atmosfer skala besar yang bergerak dari timur ke barat, memengaruhi pola tekanan dan angin. Dapat memperkuat sistem konvektif lokal dan memperlambat pergerakan awan hujan," ungkapnya.

Guswanto mengatakan kombinasi MJO dan Rossby mampu memicu hujan lebat, percepatan awal musim hujan, hingga anomali hujan di musim kemarau. Selain itu, disebutnya, gangguan atmosfer itu berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor.

"Potensi banjir dan tanah longsor, intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat, meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi," imbuhnya.

Simak juga Video Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir, Motor Tak Bisa Lewat

Halaman 2 dari 2
(dwr/ygs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads