Kementerian Kebudayaan RI (Kemenbud) meluncurkan siniar (podcast) perdana 'Kulturasi'. Podcast ini sebagai upaya memperluas jangkauan komunikasi publik dan menghadirkan ruang dialog kebudayaan yang lebih luas dan terbuka.
Peluncuran ini bertepatan dengan momentum peringatan satu tahun berdirinya Kemenbud pada 21 Oktober 2025. Selain itu peluncuran ini yang juga berdekatan dengan Hari Kebudayaan Republik Indonesia pada 17 Oktober.
Dalam episode perdana Kulturasi hadir Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon sebagai narasumber, dengan Minanty Ayu Rochantha sebagai pembawa acara. Dalam perbincangan berdurasi hampir satu jam, Fadli Zon membahas perjalanan satu tahun Kemenbud, arah kebijakan strategis, serta visi besar penguatan ekosistem kebudayaan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian Kebudayaan ini lahir untuk pertama kalinya dalam sejarah Republik Indonesia sebagai kementerian yang berdiri sendiri, mandiri, dan independen. Ini merupakan wujud komitmen Presiden terhadap kebudayaan sebagai fondasi pembangunan nasional," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).
Dalam perbincangan tersebut, Fadli Zon menegaskan bahwa kekayaan budaya Indonesia yang sangat beragam merupakan kekuatan besar yang perlu dikelola secara strategis.
Ia memperkenalkan istilah mega diversity sebagai cara pandang baru untuk melihat kebudayaan Indonesia yang melampaui sekadar keberagaman, melainkan juga mencerminkan kekuatan budaya yang adidaya atau cultural superpower.
"Indonesia ini bisa menjadi ibu kota kebudayaan dunia. Kita ini adidaya di bidang budaya. Mungkin belum di politik atau militer, tetapi secara budaya, kita luar biasa. Kebudayaan adalah kekuatan untuk menyatukan sekaligus menggerakkan bangsa," kata Fadli Zon.
Fadli Zon juga menyoroti langkah-langkah Kemenbud dalam membangun fondasi kelembagaan yang kokoh, mulai dari pembentukan tiga direktorat jenderal hingga pembenahan tata kelola dan ekosistem kebudayaan.
Ia menjelaskan bahwa kerja kebudayaan kini tidakhanya mencakup pelestarian warisan, tetapi juga pengembangan ekspresi budaya kontemporer seperti film, musik, sastra, dan budaya digital.
"Jadi lingkup kebudayaan ini memang luar biasa luas sekali, mulai dari peradaban Indonesia 1,8 juta tahun lalu sampai yang kekinian, seperti seni sastra, seni rupa, seni pertunjukan, musikhingga termasuk soal film yang kini sedang kita bangun ekosistemnya. Berbagai kegiatan budaya, seperti workshop penulisan sastra sampai fasilitasi lomba skenario film juga kita laksanakan, tentunya dengan melibatkan para pelaku budaya yang menjadi ujung tombak kebudayaan," ucapnya.
Episode perdana Kulturasi juga menyinggung pencapaianpenting seperti meningkatnya jumlah penerima Dana Indonesia menjadi hampir 3.000 kelompok, repatriasi koleksi Dubois dari Belanda, serta penguatan diplomasi kebudayaan melalui kerjasama internasional.
Melalui siniar Kulturasi, Kemenbud berkomitmen membuka ruang komunikasi yang lebih luas kepada publik. Program ini akan menjadi wadah rutin untuk membahas isu-isu kebudayaan bersama para narasumber dari berbagai bidang, mulai dari pelaku budaya, peneliti, seniman, hingga tokoh masyarakat, guna memperluas wawasan dan memperkuat kolaborasi.
Sebagai informasi, episode perdana siniar Kulturasi dapat disaksikan publik mulai akhir pekan ini melalui kanal YouTube Kementerian Kebudayaan dan Kanal Indonesiana TV. Selanjutnya, konten-konten terbaru siniar Kulturasi akan tayang setiap pekan.
(ega/ega)











































