Gus Ipul Ajak Siswa Sekolah Rakyat Belajar Literasi Keuangan di Museum BI

Gus Ipul Ajak Siswa Sekolah Rakyat Belajar Literasi Keuangan di Museum BI

Qonita - detikNews
Selasa, 28 Okt 2025 17:38 WIB
Kemensos
Foto: Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memimpin upacara Peringatan Sumpah Pemuda bersama para siswa Sekolah Rakyat di Museum Bank Indonesia, hari ini. Mereka juga mendapat kesempatan menjelajahi koleksi museum.

"Alhamdulillah hari ini, pimpinan Bank Indonesia memberikan kesempatan pada siswa-siswa Sekolah Rakyat untuk berkunjung ke Museum Bank Indonesia. Tentu ini adalah kesempatan baik bagi anak-anak, lebih-lebih ini di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025," kata Gus Ipul dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).

Ia ingin para siswa mendapatkan pengetahuan dan inspirasi setelah mengunjungi museum. Momen ini menjadi kesempatan berharga karena mungkin bagi sebagian besar siswa menjadi kesempatan pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang tentu menambah literasi keuangan mereka. Ke depan mereka bisa menghitung dengan baik, bisa memikirkan bagaimana mengelola uang, lalu juga bagaimana memiliki strategi yang baik untuk bekerja dengan baik, untuk kepentingan investasi dan kepentingan yang lain," jelas Gus Ipul.

Adapun pada momen Sumpah Pemuda, Ia mengatakan peringatan ini menjadi pelajaran penting. Sebab, dalam momentum ini ada penanaman pendidikan karakter.

ADVERTISEMENT

"Bagaimana para pemuda itu melakukan suatu pertemuan, duduk bersama meskipun mereka berbeda-beda. Tapi akhirnya sepakat bahwa Indonesia harus lahir, merdeka, dan akan menjadi negara yang makmur," tutur Gus Ipul.

Menurutnya, pekerjaan rumah tiap pihak di antaranya memakmurkan Indonesia. Apalagi para pendahulu Indonesia sudah meletakkan dasar-dasar kebersamaan dan kerukunan.

"Sekarang saatnya kita merancang masa depan. Tentu yang akan menjadi pemimpin adalah adik-adik kita ini, yang sebagian ada di Sekolah Rakyat," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso mengatakan Sekolah Rakyat merupakan program yang sangat bagus. Oleh karena itu, Bank Indonesia ikut berkontribusi mendukung suksesnya program Sekolah Rakyat.

"Kami mulai di Jabodetabek, ada 8 Sekolah Rakyat. Dan tentunya ini juga niat baik kami untuk coba nanti di tahun depan kita perluas bagaimana kantor-kantor Bank Indonesia juga bisa mendukung program Sekolah Rakyat," ujar Ramdan.

Menurutnya, keberhasilan Sekolah Rakyat akan membuat Indonesia maju. Apalagi melihat semangat para siswa saat berkeliling museum.

"Punya semangat, mental yang kuat, cita-cita yang tinggi. Sehingga pada gilirannya akan membawa berkah, manfaat bagi NKRI. Karena itu kita akan terus bekerja sama untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas untuk Indonesia," tambah Ramdan.

Pada studi tur kali ini, Ia ingin mengenalkan kepada murid-murid Sekolah Rakyat tentang sejarah hingga keaslian rupiah.

"Pada akhirnya nanti tentunya mereka akan mendapatkan tambahan pengetahuan bagaimana literasi keuangan. Ini penting buat masa depan mereka," katanya.

Pada upacara kali ini, para siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 10 Jakarta Selatan menjadi petugas upacara. Fathan Shawayudhiatama sebagai pemimpin upacara, Hawafi Nur Aflah sebagai pembaca doa, Ajeng Ayu Sabila sebagai pembawa acara, Akfan Muhammad Rizky sebagai pembaca UUD, dan Muhammad Hilman Ali pembaca naskah Pancasila. Lalu Andra Farizky Ramdani sebagai Pembaca naskah Sumpah Pemuda.

Para siswa Sekolah Rakyat difasilitasi untuk berkeliling Museum Bank Indonesia (BI). Mereka yang mendapat kesempatan adalah siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, SRMA 9 Jakarta Timur, dan Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta Timur.

Di sisi lain, Edukator dari Bank Indonesia, Rivando Almesa mengatakan berbagai hal soal uang kepada para siswa yang hadir. Menurutnya, tiap warga negara Indonesia (WNI) wajib cinta, bangga, dan memahami rupiah.

"Di uang kita ada gambar pahlawan, gambar pemandangan alam, dan tarian," tuturnya.

Rivando juga menjelaskan soal adanya unsur pengaman di dalam uang khususnya pecahan Rp 20 ribu sampai Rp 100 ribu. Pasalnya, uang dengan nominal tersebut rentan dipalsukan.

"Benang pengaman ini tidak bisa dipalsukan. Di dalam benang pengaman ada bentuk anyaman yang akan menimbulkan efek dinamis ilusi optik," terangnya.

Lebih lanjut, Ia juga menceritakan di negara lain seperti Jepang, warga negaranya sangat menghargai uang. Sebab, ada lambang negara pada uangnya.

"Itu yang membedakan dengan kita. Masyarakat kita tidak aware bahwa uang lewat proses panjang, makan biaya tidak murah," pungkasnya.

Dalam kesempatan ini para siswa juga diajak mengunjungi sinema imersif, galeri sejarah uang, hingga contoh uang.

Simak juga Video 'Lengkap Banget! Ini Fasilitas SRMA 13 Bekasi, Dari UKS-Lab IPA':

(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads