Menhut Minta Maaf ke Warga Papua soal Pembakaran Mahkota Cenderawasih

Menhut Minta Maaf ke Warga Papua soal Pembakaran Mahkota Cenderawasih

Antara News - detikNews
Senin, 27 Okt 2025 13:58 WIB
Menhut Raja Juli Antoni ditemui di Fakultas Kehutanan UGM, Jumat (17/10/2025).
Raja Juli Antoni (Jauh Hari Wawan S/detikJogja)
Jakarta -

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni meminta maaf kepada seluruh masyarakat Papua atas pembakaran cenderawasih opset dan mahkota burung cenderawasih yang dilakukan Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua. Raja Juli mengatakan pihaknya akan mengumpulkan seluruh BKSDA imbas kejadian ini.

Dilansir kantor berita Antara, Senin (27/10/2025), hal tersebut disampaikan Raja Juli saat kunjungan kerja reses Komisi IV DPR RI di Denpasar, Bali. Raja Juli mengatakan pihaknya akan mengumpulkan secara daring semua BKSDA agar kejadian serupa tidak terulang.

"Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mohon maaf agar apa yang terjadi ini menjadi catatan dan saya rencana hari ini akan mengumpulkan secara Zoom (daring) seluruh BKSDA untuk menginventarisasi lagi apa yang di masyarakat itu dianggap tabu atau sakral sehingga ketika ada penegakan hukum tidak melanggar hal semacam ini," kata Raja Juli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raja Juli mengatakan sejatinya pemusnahan barang bukti berupa opset dan mahkota cenderawasih dalam proses penegakan hukum terhadap perdagangan satwa liar dilindungi bukanlah hal yang salah. Menurut dia, secara hukum tindakan tersebut benar.

Kendati demikian, menurut Raja Juli, jika memperhatikan kearifan lokal, tindakan itu mengakibatkan ketersinggungan masyarakat Papua. Raja Juli telah mengutus eselon satunya untuk turun langsung ke tanah Papua berdialog dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan mahasiswa.

ADVERTISEMENT

"Jadi agar hal ini tidak terjadi di Papua, juga di Bali, dan sebagainya. Saya akan mengumpulkan semua kepala balai secara daring untuk menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal, tabu, istilah-istilah lokal yang mengarahkan untuk kita berhati-hati," ujarnya.

Raja Juli menekankan saat ini yang lebih penting adalah tantangan pertumbuhan liar endemik cenderawasih. Dia meminta masyarakat Papua menjaga kekayaan itu.

"Tantangan kita di Burung Cenderawasih memang pertumbuhan liarnya yang luar biasa sekarang, burung ini banyak jenisnya dan tidak semua berhasil di penangkaran, banyak sekali tantangan-tantangannya, lebih pemalu, suhu udara tertentu, gelapnya juga tertentu," ujar Raja Juli.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L Hamzah, mengingatkan pemerintah bahwa mahkota cenderawasih memiliki makna penting, salah satunya selama ini kerap digunakan sebagai mahkota bagi pejabat yang datang.

"Pemusnahan barang yang disita itu ternyata menimbulkan reaksi keras dari berbagai daerah, sebut saja ini kejadian di Jayapura, yang sambut pertama kali reaksi ini di Boven Digoel. Kemudian, di beberapa kabupaten lain, hari ini masih ada juga demo terkait di Uncen, Pak Menteri saya minta untuk bisa membuat keterangan untuk meredakan reaksi masyarakat," kata Sulaeman.

Lihat Video 'Menhut Minta Maaf Buntut Anak Buah Bakar Mahkota Cenderawasih':

(whn/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads