Kenang Pengabdian Anggit Bima Wicaksana, Wamentrans Serukan Doa Bersama

Kenang Pengabdian Anggit Bima Wicaksana, Wamentrans Serukan Doa Bersama

Diffa Rezy - detikNews
Minggu, 26 Okt 2025 20:52 WIB
Kementrans
Foto: Kementrans
Jakarta -

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengajak seluruh pihak untuk mengheningkan cipta dan mendoakan Anggit Bima Wicaksana, anggota Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang wafat setelah mengalami kecelakaan saat melaksanakan tugas di kawasan transmigrasi Bomberey, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Iringan doa bagi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut disampaikan pada acara talkshow yang menjadi rangkaian acara Jogja Transmigrasi Run di Kota Yogyakarta pada Sabtu (25/10).

Sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian dan perjuangan almarhum dalam misi TEP, Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menyampaikan apresiasi kepada Rektor IPB yang telah menganugerahkan gelar sarjana pertanian (S.P.) kepada Anggit Bima Wicaksana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mari kita doakan almarhum Anggit Bima Wicaksana mendapat tempat yang mulia di sisi Allah," ujar Viva dalam keterangan tertulis, Minggu (26/10/2025).

Almarhum merupakan salah satu dari 2.000 anggota TEP yang tersebar di 154 kawasan transmigrasi. Dalam tim tersebut terdapat 42 guru besar, 358 doktor, 846 sarjana, dan 754 mahasiswa. Mereka diberangkatkan sejak Agustus 2025 dan dijadwalkan menyelesaikan tugas pada Desember 2025.

ADVERTISEMENT

Pada kesempatan itu, Viva juga memaparkan tugas utama Tim Ekspedisi Patriot yang meliputi riset dan pemetaan ekonomi, pemantauan kendala di kawasan transmigrasi, serta penelitian mengenai pelembagaan ekonomi yang sesuai dengan karakter wilayah. Ia menyebut hasil kerja TEP akan menjadi dasar bagi program lanjutan Kementrans.

"Hasil dari kerja TEP akan kita rekomendasikan pada program Kementrans selanjutnya yakni mengirim Transmigrasi Patriot ke kawasan transmigrasi," sambungnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa program Transmigrasi Patriot diisi oleh mahasiswa S2 dan S3 penerima beasiswa, dengan jumlah mencapai 1.000 orang. TEP dan Transmigrasi Patriot merupakan hasil kerja sama Kementrans dengan berbagai perguruan tinggi seperti UI, UGM, ITB, IPB, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan 17 perguruan tinggi daerah lainnya.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi tersebut bertujuan mencetak SDM unggul untuk mengelola kawasan transmigrasi secara berkelanjutan.

"Dengan SDM yang unggul kita optimis ada percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan kawasan transmigrasi dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional," ujar mantan Anggota Komisi IV DPR itu.

Saat ini, Kementerian Transmigrasi memiliki paradigma baru yang lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Program transmigrasi tidak hanya memindahkan penduduk dari daerah padat ke wilayah yang lebih longgar, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas hidup dan pengembangan SDM.

Viva juga menyebut bahwa program transmigrasi merupakan salah satu amanat dari Presiden Prabowo Subianto. Melalui program ini, pemerintah memberikan lahan seluas satu hingga dua hektare dan mendorong para transmigran agar mampu mengelolanya untuk kegiatan ekonomi yang dapat menopang pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan.

"Dari reforma agraria ini mampu mengubah hidup masyarakat menjadi sejahtera," ungkapnya.

Selain meningkatkan kesejahteraan, ia menekankan bahwa program transmigrasi berperan penting dalam mempererat ikatan kebangsaan melalui akulturasi budaya di wilayah baru.

"Dari sinilah ikatan kebangsaan terbentuk," ujarnya.

Di akhir acara, Viva pun menyoroti potensi kawasan transmigrasi sebagai pusat ketahanan pangan nasional.

"Sebagai sentra tanaman pangan, kawasan transmigrasi mampu sebagai pendukung program swasembada pangan," pungkasnya.

(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads