Dialog dengan Media, Menbud Tegaskan Pentingnya Kebut Kemajuan Kebudayaan

Dialog dengan Media, Menbud Tegaskan Pentingnya Kebut Kemajuan Kebudayaan

Hana Nushratu - detikNews
Sabtu, 25 Okt 2025 19:49 WIB
Menbud Fadli Zon
Foto: Kementerian Kebudayaan
Jakarta -

Kementerian Kebudayaan RI menyelenggarakan kegiatan 'Bincang Bersama Menteri Kebudayaan: Satu Tahun Kementerian Kebudayaan' bersama puluhan awak media di Restoran Danau Sentani, Senayan Park, Jakarta. Menbud Fadli Zon menegaskan pentingnya langkah cepat dan kerja keras dalam mempercepat kemajuan kebudayaan nasional.

Fadli menjelaskan di bidang pelindungan kebudayaan dan tradisi, Kemenbud memprioritaskan percepatan kerja direktorat terkait warisan budaya, sejarah dan museum, serta hak kekayaan intelektual dan pranata kebudayaan.

"Pencatatan terhadap warisan budaya saat ini baru ada 228, kita harap ke depannya, cagar budaya kita bertambah 60, dan juga ada yang kita verifikasi ulang dari tahun-tahun lalu. Saya minta penambahannya mencapai 300," jelas Fadli, dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PR kita masih banyak, tapi kita tetap akseleratif," tambahnya.

Kegiatan ini menjadi momentum untuk mengulas perjalanan dan capaian satu tahun pertama Kemenbud sejak resmi dibentuk pada 21 Oktober 2024.

ADVERTISEMENT

Pertemuan ini menjadi ruang untuk menyampaikan capaian, arah kebijakan, serta langkah strategis yang telah dan akan dilakukan Kemenbud dalam memperkuat ekosistem kebudayaan nasional.

Dalam kesempatan ini, turut diulas berbagai inisiatif kebudayaan yang telah dijalankan selama satu tahun terakhir, mulai dari pelestarian warisan budaya, penguatan ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya, hingga perluasan kerja sama kebudayaan di tingkat nasional maupun internasional.

Kemenbud menegaskan pembentukan lembaga ini merupakan tonggak penting dalam sejarah pembangunan kebudayaan Indonesia, setelah selama hampir delapan dekade urusan kebudayaan melekat pada kementerian lain.

Kini, dengan berdirinya Kemenbud, arah pembangunan kebudayaan menjadi lebih fokus, terintegrasi, dan berkelanjutan. Berbagai program unggulan juga telah diluncurkan untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam pemajuan kebudayaan, antara lain melalui pemberdayaan pelaku budaya di daerah, fasilitasi pendidikan kebudayaan, hingga penguatan diplomasi budaya Indonesia di kancah dunia.

Dalam kesempatan ini, Fadli juga menyoroti pentingnya peningkatan jumlah museum di Indonesia.

"Museum-museum di Indonesia baru tercatat 481, dan kita akan perbanyak lagi pencatatannya. Dalam satu tahun ini, saya meresmikan kira-kira 15 museum baru, dan kita harap ke depan semakin banyak museum yang tumbuh dan terus kita dorong," ujar Fadli.

Selain itu, Kemenbud juga mendorong Rancangan Undang-Undang (RUU) Permuseuman agar segera dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR).

Di sisi lain, kerja sama internasional juga diperkuat melalui repatriasi benda budaya dan perjanjian kebudayaan dengan berbagai negara.

"Kita juga melakukan repatriasi. Terdekat, kita berhasil memulangkan artefak Eugène Dubois berupa kurang lebih 30.000 potongan artefak," papar Fadli.

Meski dihadapkan pada keterbatasan, Kemenbud mengedepankan semangat gotong royong dengan melibatkan komunitas, sektor swasta, dan masyarakat.

"Program kami meskipun dalam keterbatasan, kita membangun semangat gotong royong yang melibatkan komunitas maupun skema public-private partnership. Saya juga mendorong dewan penyantun, terutama dalam hal museum dan cagar budaya," tutur Fadli.

"Kita perlu partisipasi publik karena jika hanya mengandalkan APBN, tentu saja tidak cukup," sambungnya.

Menanggapi pertanyaan terkait progres penulisan sejarah yang diajukan oleh awak media, Fadli menuturkan penulisan tersebut telah memasuki tahap editing jilid dan akhir yang kemudian akan dilakukan uji publik dalam beberapa waktu ke depan.

"Penulisan sejarah masih dalam tahap edit oleh para editor jilid dan editor umum. Kemudian, setelah itu akan kita lakukan 1-2 kali uji publik sehingga kita berharap akan dapat diluncurkan pada 14 Desember mendatang, bertepatan dengan Hari Sejarah Nasional," ucap Fadli.

Terkait pertanyaan lainnya mengenai narasi artefak Eugène Dubois, Fadli mengungkapkan kedatangan artefak tersebut akan menjadi perhatian khusus Kemenbud, khususnya berkaitan dengan narasi awal mula manusia purba berasal dari nusantara.

"Eugène Dubois menyebut dirinya sebagai 'The Man Who Found the Missing Link', sesuai dengan buku pertamanya. Ini menjadi narasi dasar mengenai early civilization yang harusnya berpusat di Indonesia," tutur Fadli.

"Sehingga narasi besar dari semua itu adalah Indonesia merupakan peradaban tertua di dunia," sambungnya.

Fadli menegaskan kekayaan budaya Indonesia luar biasa dan membutuhkan kerja sama semua pihak untuk dijaga dan dikembangkan.

"Kebudayaan kita ini kaya sekali, kekayaan budaya yang luar biasa atau mega-diversity. Ada 2.213 lebih warisan budaya takbenda, ditambah 500 yang akan diumumkan," ujar Fadli.

"16 sudah jadi warisan dunia UNESCO, dan tiga lagi akan kita usulkan, yaitu Tempe, Makyong, dan Jaranan," sambungnya.

Fadli tak lupa menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak.

"Semua butuh kerja sama semua pihak sehingga keberadaan kebudayaan kita ini bisa benar-benar dirasakan," kata Fadli.

Sementara, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo yang turut hadir mendampingi Fadli, menjawab pertanyaan terkait tindak lanjut Konferensi Musik Indonesia (KMI) yang akan membentuk Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik Indonesia.

Tim tersebut diharapkan bisa menjadi dinamisator kebijakan dalam memperkuat ekosistem musik Tanah Air.

"Usai KMI, kita langsung membentuk tim kerja yang berasal dari teman-teman ekosistem musik Indonesia. Mereka berasal dari berbagai latar belakang bidang, mulai dari pendidikan, sarana dan fasilitas, hingga musik tradisi," ujar Giring.

"Inti dari semuanya, kita berharap akan menghasilkan suatu data untuk mengukur berapa nilai ekonomi dari ekosistem musik kita," sambungnya.

Melalui momen satu tahun perjalanan ini, Kemenbud menegaskan upayanya untuk terus memperkuat fondasi ekosistem kebudayaan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.

Ke depan, kementerian akan terus menggerakkan kolaborasi lintas sektor, memperluas partisipasi publik, serta memastikan bahwa kebudayaan menjadi sumber nilai, identitas, dan daya saing bangsa di tengah dinamika global.




(anl/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads