Kementerian Kebudayaan bersama Musike SJ, Pemkot Semarang, dan Universitas Negeri Semarang (UNNES), membuka Elaborasi Lokakarya Konservasi & Inovasi Musik Tradisi Indonesia (LOKOVASIA) 2025. Kegiatan ini menjadi ruang pertemuan komponis, musisi, dan peneliti untuk menghidupkan kembali warisan musikal Indonesia dengan sentuhan modern.
Kegiatan yang dibuka secara langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon ini merupakan sebuah forum kolaborasi nasional yang mengintegrasikan konservasi, inovasi, dan refleksi budaya melalui musik tradisi Nusantara. Dalam orasi kebudayaannya, Fadli menekankan LOKOVASIA adalah inisiatif untuk memajukan seni dan budaya nasional, sekaligus menjadi ruang interaksi dan kolaborasi antar berbagai disiplin.
"Di kota Semarang yang terkenal dengan Gambang Semarangnya, kita menyaksikan sebuah gerakan pemajuan seni dan budaya bangsa. LOKOVASIA dirangkai sebagai ruang interaksi, kolaborasi, dan diseminasi karya hasil penelitian, penciptaan, dan pertunjukan musik dengan mempertemukan komponis, grup musik, musisi, dan peneliti musik tradisi Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (24/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli menyampaikan kegiatan ini menunjukkan bagaimana musik tradisi Nusantara dihidupkan kembali secara inovatif yang menyatukan konservasi dan kreasi, serta memadukan tradisi dengan modernitas tanpa meninggalkan akar budaya.
LOKOVASIA 2025 turut meramaikan peringatan Bulan Bahasa dan Seni FBS UNNES, menghadirkan semangat pelestarian budaya yang berpadu dengan proses penciptaan. Lebih dari sekadar warisan, musik tradisi dipandang sebagai sistem pengetahuan yang mengajarkan harmoni sosial, keseimbangan alam, dan nilai-nilai kebangsaan.
Kota Semarang dipilih sebagai tuan rumah karena nilai historis dan simboliknya. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menyatakan dukungan penuh pemerintah kota terhadap pengembangan budaya dan inovasi musik tradisi dalam LOKOVASIA 2025.
Lebih lanjut, Agustina menegaskan relevansi penyelenggaraan LOKOVASIA 2025 dengan karakter budaya Kota Semarang yang memiliki sejarah panjang dalam musik keroncong dan kesenian tradisi.
"Semarang memiliki kekayaan musik, termasuk keroncong, yang menjadi identitas musikal lokal. Kini, kami berharap melalui lokakarya ini, semangat keroncongan Semarang dapat kembali bangkit, keroncong yang lentur, terbuka, dan penuh harmoni. Keroncong yang menginspirasi karya baru, berakar pada tradisi namun berbicara pada masa kini," tambahnya.
Sekretaris Universitas, Sugiyanto, mewakili Rektor UNNES menyatakan kebanggaan atas kepercayaan menjadi tuan rumah LOKOVASIA 2025. Ia menekankan penyelenggaraan di kampus mencerminkan sinergi antara perguruan tinggi dan kebijakan budaya nasional.
Dengan visi sebagai Universitas Berwawasan Konservasi dan Bereputasi Dunia, UNNES menempatkan budaya sebagai inti dari pendidikan tinggi. Melalui beragam program seni, budaya, dan pengabdian masyarakat, UNNES memperkuat posisinya sebagai pusat pelestarian dan inovasi budaya Nusantara.
Kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan model konservasi musik tradisi yang berbasis riset dan teknologi digital, sehingga dapat melintasi batas waktu dan geografis.
Dalam laporannya, Ketua Pelaksana LOKOVASIA 2025, Satiyawan Jayantoro menjelaskan program ini lahir dari refleksi kritis atas tantangan globalisasi. Ia menyoroti risiko pengembangan musik tradisi tanpa pendekatan holistik, yang dapat menimbulkan konflik dan menjauhkan musik dari akar esensinya.
Pada tahun 2023 dan 2024, lebih dari 2.000 calon peserta dari seluruh penjuru Indonesia mendaftar ke program LOKOVASIA. Tahun ini, setelah melalui kurasi ketat, terpilih enam grup musik terbaik.
Peserta LOKOVASIA 2025 terdiri dari 2 komponis, 2 peneliti, 6 grup musik, dan 3 musisi, yang berasal dari berbagai daerah seperti Tanjung Pinang, Kuningan, Pangkal Pinang, Sumedang, Wonosobo, Yogyakarta, Semarang, Ponorogo, Banyuwangi, Badung, Gianyar, dan Tabanan.
LOKOVASIA mengusung pelestarian budaya secara partisipatif dengan mempertemukan pelaku budaya lintas generasi dan daerah dalam ruang penciptaan bersama.
Melalui kolaborasi antara komponis, musisi, grup musik, dan peneliti dari berbagai wilayah Indonesia, kegiatan ini menggali kembali akar tradisi, mengolahnya dengan ide-ide kontemporer, dan melahirkan ekspresi baru yang tetap berakar pada nilai-nilai lokal.
Selama tiga hari, para peserta mengikuti sesi bedah karya, diskusi, dan lokakarya kolaboratif, sebelum menampilkan hasilnya dalam Showcase dan Ekshibisi Musik Tradisi Nusantara pada 28 Oktober 2025, di empat titik ruang publik Kota Semarang; Kota Lama, Tugu Muda, Simpang Lima, dan Kampus UNNES.
Menutup orasinya, Fadli Zon mengajak masyarakat untuk menumbuhkan rasa bangga dan percaya terhadap kekayaan budaya bangsa. Ia menegaskan Indonesia memiliki warisan budaya yang luar biasa, dan menyerukan komitmen bersama untuk merawat, mengembangkan, serta mewariskannya dengan keyakinan bahwa akar peradaban dunia berasal dari Nusantara.
Fadli berharap agar LOKOVASIA menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar ruang pertemuan, tetapi juga wadah lahirnya gagasan baru untuk memajukan ekosistem musik tradisi Indonesia.
"Mari jadikan LOKOVASIA sebagai inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan mengembangkan warisan budayanya dengan cara-cara baru yang kreatif," tutupnya.
Forum ini menempatkan musik tradisi bukan sekadar sebagai pertunjukan, tetapi sebagai refleksi sosial, media edukasi budaya, dan ruang dialog antar generasi. LOKOVASIA menjadi simbol gerak kebudayaan baru yang menyatukan masa lalu, kini, dan depan dalam semangat kreatif.
Turut hadir dalam pembukaan Elaborasi LOKOVASIA 2025, di antaranya Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayudha; Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, Syaifullah Agam; Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno; para mentor LOKOVASIA, yakni Dieter Mack, Dewa Alit, dan Otto Sidarta, jajaran pimpinan UNNES, serta para peserta LOKOVASIA 2025 dari berbagai daerah di Indonesia.
Tonton juga video "Launching Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditargetkan Desember" di sini:
(akn/ega)