Stres, Warga Bantul Bakar Diri

Yogyakarta - Diduga stres akibat penyakit yang dideritanya, Sagiman (56), warga Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengakhiri hidupnya dengan cara membakar diri. Dia tewas di dalam kamar rumahnya saat anggota keluarganya pergi bekerja.Salah seorang kerabat korban, Warsiti (40) kepada wartawan di rumah korban di Dusun Bantulan, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak Bantul menuturkan peristiwa itu terjadi Rabu (15/8/2007) sekitar pukul 09.00 WIB, saat rumah korban dalam keadaan sepi karena anggota keluarga dan tetangga sibuk bekerja. Kakek empat cucu itu sudah beberapa lama menderita lumpuh akibat stroke sehingga tidak mampu bekerja dan hanya berdiam diri di rumah.Menurut dia, sebelum bunuh diri, Sagiman meminta cucunya Bimo (5) untuk mengambil minyak tanah dan korek api. Saat itu ibu Bimo sedang pergi ke rumah tetangga. Sedang istrinya berjualan makanan kecil di SDN Bantulan, tidak jauh dari rumahnya. Dengan polosnya, Bimo menuruti perintah kakeknya mengambil korek api dan minyak tanah di dapur.Setelah memberikan minyak dan korek tersebut ke kakeknya, Bimo kemudian kembali bermain bersama teman-temannya di rumah tetangga. Namun sekitar pukul 10.00 WIB, ketika salah seorang anak korban, Yati (30), masuk ke dalam rumah dan menuju kabar bagian belakang, dia mencium bau hangus terbakar. "Ketika masuk ke kamar belakang yang sering ditempati korban, Yati keponakan saya itu sudah melihat Pak Lik Sagiman sudah tewas terbakar," kata Warsiti. Korban tewas bakar diri di atas tempat tidur kapuk dengan kondisi hampir semua bagian tubuhnya terbakar habis. Bagian kepala, wajah hingga perut tampak gosong. Saat bakar diri, Sagiman menghadap ke arah pintu kamar ke arah timur dengan posisi tertelungkup.Setelah dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian dan dokter dari Puskesmas Pandak kata dia, tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan. "Keluarga juga sudah ikhlas semua. Pak Lik bunuh diri itu karena putus asa akibat penyakit yang dideritanya. Hari ini juga langsung dimakamkan di makam Dusun Bantulan," kata dia. (bgs/asy)