BNPT Sebut Jakarta Punya Peran Strategis Sebagai Barometer Keamanan RI

BNPT Sebut Jakarta Punya Peran Strategis Sebagai Barometer Keamanan RI

Risma Elsa - detikNews
Kamis, 23 Okt 2025 12:33 WIB
BNPT Sebut Jakarta Punya Peran Strategis Sebagai Barometer Keamanan RI
Foto: BNPT
Jakarta -

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan bahwa peningkatan kewaspadaan dan deteksi dini di wilayah Jakarta dan sekitar haruslah optimal. Hal ini krusial mengingat Jakarta memiliki posisi strategis sebagai barometer nasional stabilitas keamanan negara.

Direktur Pembinaan Kemampuan Brigjen, Wawan Ridwan, menyampaikan bahwa sebagai kota metropolitan sekaligus barometer bagi daerah lain, Jakarta memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas nasional, sehingga kewaspadaan dan deteksi dini terhadap potensi ancaman harus dilakukan lebih optimal.

"Jakarta sebagai kota metropolitan dan barometer bagi daerah-daerah lain, oleh karena itu kewaspadaan dan deteksi dini harus lebih dari daerah lainnya karena ketika terjadi aksi di Jakarta akan berdampak luas ke seluruh Indonesia," ujar Wawan dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu disampaikannya dalam Kegiatan Pelatihan Tiga Pilar dalam Rangka Antisipasi Potensi Radikal Terorisme yang berlangsung 3 hari sejak tanggal 21 Oktober di Jakarta. Kegiatan pelatihan ini bertujuan menguatkan peran Tiga Pilar Kewilayahan yaitu Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah/Kepala Desa dalam rangka antisipasi potensi penyebaran ideologi kekerasan.

Ia menjelaskan bahwa penguatan peran Tiga Pilar ini selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas aparatur.

ADVERTISEMENT

"Jakarta harus memiliki kewaspadaan yang tinggi. Untuk itu, perlu peningkatan kapasitas Tiga Pilar dalam mencegah penyebaran ideologi kekerasan, sebagai garda terdepan, sehingga kesempatan jaringan menyebarkan ideologi kekerasan semakin sempit bahkan tidak ada," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama, Sholehuddin, mengatakan ada 3 aspek fokus kewaspadaan dan deteksi dini tiga pilar yang bisa dilakukan di wilayah masing-masing.

"Fokus kewaspadaan dan deteksi dini dimulai dari deteksi pemahaman, lihat apakah pemahaman keagamaannya menyerukan penolakan terhadap ideologi dan sistem pemerintahan NKRI. Kedua, deteksi sikapnya apakah sikap anti terhadap pemerintahan, anti perbedaan, atau anti budaya lokal. Ketiga, deteksi tindakannya apakah pernah melakukan provokasi dengan motif penolakan ideologi," katanya.

Adapun salah satu perwakilan peserta yakni Lurah Bojong Sari Baru, Adeyasya Aziza, berharap kegiatan ini memperkuat sinergi tiga pilar tersebut.

"Kami berharap seusai kegiatan, sinergi Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah/Kepala Desa bisa lebih kuat, dan bersama-sama mengantisipasi serta menghentikan potensi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ideologi kekerasan di wilayah kami," tutur Aziza.

Tonton juga Video: BNPT Resmikan Museum Penanggulangan Terorisme Sekaligus Rayakan HUT Ke-14

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads