Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menerima kunjungan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey. Kunjungan ini merupakan bagian dari inisiatif Pop-up Embassy: UK Goes to Central Java sekaligus penyerahan simbolis hasil inovasi Program FutureGen for Change ke Pemerintah Kota Semarang.
"Senang sekali saya dapat mengunjungi Semarang, Jawa Tengah. Ini adalah kunjungan resmi pertama saya ke Semarang. Kami memilih Semarang karena pimpinan Kota Semarang telah menghubungi kami. Jadi, kami tahu akan ada sambutan hangat dari Ibu Wali Kota Semarang," ujar Dominic dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).
Lebih lanjut, Dominic mengungkapkan alasan lain memilih Kota Semarang karena para pebisnis Inggris ingin mencari mitra dan bekerja sama di kota tersebut. Melalui kunjungan ini, ia ingin meningkatkan kerja sama bilateral, mendengar perspektif lokal, dan melihat langsung dampak kemitraan Inggris-Indonesia bagi masyarakat dan komunitas di Jawa Tengah dan Kota Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Sir Keir Starmer telah sepakat untuk meluncurkan kemitraan strategis yang baru tahun ini, yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi, iklim dan energi, keamanan dan pertahanan, serta masyarakat dan sosial, dengan kemitraan lokal sebagai ujung tombak dalam pelaksanaannya," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Agustina Wilujeng mengakui pentingnya kehadiran Kedubes Inggris yang didampingi rekan-rekan dari British Council dan Kamar Dagang Inggris di Indonesia (BRITAIN). Adapun salah satu diskusi pada kunjungan ini adalah dukungan Inggris terhadap inovasi lokal.
Agustina menjelaskan kunjungan ini bertepatan dengan penyerahan tiga buah kursi produk daur ulang berbahan residu sampah dari Parongpong Raw Lab, yang merupakan hasil Program FutureGen for Change. Program yang diluncurkan oleh Pemerintah Inggris bersama Pijar Foundation ini bertujuan mencari solusi inovatif untuk masalah perkotaan.
Ia mengungkapkan Parongpong adalah salah satu dari enam startup pemenang yang fokus pada pengelolaan sampah di Semarang. Agustina pun menekankan potensi ekonomi dari inovasi pengelolaan sampah ini.
"Dan kemudian membawa produk sampah yang menjadi furniture, itu kemudian kesempatan pertamanya itu diberikan kepada Kota Semarang. Ada kesempatan, opportunity secara ekonomi yang bisa diambil. Kalau kita punya jati barang yang sudah penuh sesat dengan sampah, ternyata kita bisa memanfaatkan menjadi sebuah bisnis," kata Agustina.
Selain sampah, keduanya juga membahas upaya penanganan banjir. Agustina pun menginformasikan rencana pihaknya dalam menangani banjir ke depan.
"Banjir juga sama. Jadi di bulan ke dua bulan Desember, ada City Summit Water Resilience di London. Kami juga mendapatkan undangan, mudah-mudahan di sana kita bisa mengelola air, sehingga tidak menjadi banjir yang mengerikan, tetapi bisa ditampung, dan menjadi sebuah sumber air yang bisa dimanfaatkan," pungkasnya.
(ega/ega)