Penampilan Terakhir "Nyai Ontosoroh" Memuaskan

Penampilan Terakhir "Nyai Ontosoroh" Memuaskan

- detikNews
Rabu, 15 Agu 2007 02:59 WIB
Jakarta - Sidoarjo, 1930. Sastro Tomo, ayah Sanikem menerima uang pemberian dari Tuan Mellema. Crringg...25 gulden digelontorkan sebagai uang beli atas anak perempuannya yang baru berumur 14 tahun. Kelak, anak tersebut dikenal dengan Nyai Ontosoroh.Namun Nyai Ontosoroh tersadar tiga tahun setelah terbeli. Dirinya sadar tengah ditindas dan harus melawan. Untuk membalasnya, dia harus pintar dan mendapatkan modal. Terlebih dia adalah perempuan dan seorang pribumi. Yang tidak mempunyai hak, selain kewajiban belaka. Warga kelas empat waktu itu. Lalu, dia belajar dari sang suami yang telah membelinya, Mallema. Ia mulai mempelajari Bahasa Belanda, berdagang, dan pertanian. Tak heran, setelah Nyai Ontosoro ditinggalkan "suami"nya yang mapan secara ekonomi, Ontosoroh tidak gagap. Dengan bekal yang telah ia pelajari, dia menjadi perempuan paling progresif waktu itu. Ia sanggup membesarkan kedua anaknya. Juga mengurus perniagaan. Ia sempat pula bersitegang dengan pengadilan kolonial Belanda, lantaran pernikahan anaknya dibatalkan sepihak oleh pemerintah penjajah. Kini, Jakarta 2007. Ontosoroh kembali hidup. Kali ini, Ontosoroh melekat dalam diri aktris Happy Salma. Tepatnya, didalam ruang teater Gedung Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa malam (14/8/2007). Dengan kemampuanya, Salma kembali menghidupkan tokoh rekaan Pramoedya Ananta Toer dalam novel legendaris Bumi Manusia. Dan Selasa malam menjadi pementasan terakhir setelah tiga hari berlangsung. Pentas ini diusung oleh puluhan seniman teater yang merupakan kerja kolektif dari berbagai spektrum. Para aktivis, feminist, seniman teater, pemain film, pematung, perancang, perancang busana, dan musisi."Kisah Nyai Ontosoroh dengan latar belakang zaman kolonial Belanda tetap aktual hingga kini," kata Produser pertunjukan Andi. K. Yuwono, usai tutup layar.Tak syak lagi, pentas pentas terakhir ini dipenuhi ratusan penonton. Penikmat teater pun rela membludak hingga duduk di tangga GBB. "Puas. Pentas yang sangat memikat," ucap Dian (25) penonton asal Duren Sawit, Jakarta Timur yang ikut duduk di tangga dalam gedung teater. (Ari/bal)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads