Presiden Prabowo Subianto akan mewajibkan menteri Kabinet Indonesia Maju menggunakan mobil Maung produksi PT Pindad sebagai kendaraan dinas. Produk dalam negeri tersebut dibanggakan Prabowo untuk menunjang kerja-kerja pemerintah.
Pada saat sidang kabinet paripurna setahun pemerintahannya di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10), Prabowo memberikan arahan soal mobil Maung tersebut. Prabowo meminta anak buahnya tidak lagi memakai mobil jenis lain ketika bertugas atau dipanggil ke kompleks Istana.
"Dan sebentar lagi saudara-saudara semua harus pakai Maung, saya nggak mau tahu tu. Mobil-mobil bagus pakai kalau libur saja, ya pada saat saya nggak panggil kau, bolehlah kau pakai mobil itu," ujar Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo mengatakan Indonesia perlu bangga karena bisa memproduksi kendaraan tersebut. Prabowo telah memakai mobil tersebut sejak dilantik menjadi Presiden pada Oktober tahun lalu.
"Kita sudah menghasilkan jip buatan Indonesia, jadi sekarang pejabat-pejabat kita, perwira-perwira kita bangga kita tidak pakai jip buatan negara lain, kita pakai jip buatan Indonesia sendiri," ujarnya.
"Komandan-komandan pasukan kita, kalau naik kendaraan mimpin pasukannya bangga, dia pakai jip buatan Indonesia. Presidenmu pakai jip buatan Indonesia," lanjut Prabowo.
Setahun menggunakan Maung, ternyata Prabowo mengaku rindu menggunakan mobil Alphard, karena sudah lama tidak menikmatinya. Berkelakar, Prabowo sempat berpikir menggunakan mobil Alphard saat melakukan blusukan atau kunjungan incognito.
"Kemarin saya berangkat, saya mau incognito jadi saya nggak mau pakai, saya pakai mobil biasa, tapi saya pakai Alphard, udah lama saya nggak menikmati Alphard, enak juga ini ya, ha-ha, tapi eets... 'Prabowo, ingat kamu Presiden Republik Indonesia, harus beri contoh' ya sudah pakai Maung terus," ucapnya.
Kesiapan Anggaran
Lantas bagaimana dengan dana pengadaan kendaraan dinas Maung bagi para menteri? Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan kesiapan dana pengadaan kendaraan dinas Maung, namun realisasi program itu masih menunggu kesiapan produksi dari industri dalam negeri.
Purbaya menjelaskan anggaran pengadaan Maung untuk menteri sebenarnya sudah disiapkan pada tahun ini. Namun, penyalurannya ditunda karena kapasitas produksi PT Pindad, sebagai produsen kendaraan Maung, belum mencukupi.
![]() |
"Tahun ini harusnya ada (anggaran), tapi rupanya kapasitas PT Pindad belum cukup. Jadi (anggarannya) dikembalikan tahun ini," ujarnya di kantor Kemenkeu, dikutip dari Antara, Selasa (21/10).
Pencairan anggaran untuk Maung, menurut Purbaya, akan disesuaikan dengan kesiapan industri. Jika produksi dalam negeri sudah mampu memenuhi permintaan, Kementerian Keuangan siap menyalurkan dana tersebut.
"Tergantung industrinya. Kalau saya kan targetkan uangnya ada. Tapi nanti kalau saya ikut campur ke industri, dibilang cawe-cawe. Tapi kami siap," tambah Purbaya.
Dukungan dari Senayan
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno mendukung langkah Prabowo mewajibkan para menteri kabinet memakai mobil Maung Pindad sebagai kendaraan dinas. Eddy mengusulkan agar pimpinan MPR juga ikut menggunakan mobil Maung.
"Kami sejak hari pertama Presiden menggunakan mobil Maung, kami merasa kagum dengan mobil yang memiliki kemampuan, dan memiliki fitur yang sudah dipertontonkan oleh Maung," kata Eddy di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/10).
Waketum PAN ini mengaku bangga dengan minat produksi otomotif dalam negeri. Eddy berharap pejabat negara dapat menggunakan mobil Maung buatan anak-anak bangsa.
"Harapan kami tentu, kami juga bisa memanfaatkan kesempatan untuk bisa menggunakan mobil Maung, daripada menggunakan mobil dinas yang memang berasal dari luar negeri," ujarnya.
"Saya kira ini seluruh pimpinan MPR pasti akan sangat senang dan bangga menggunakan produksi Maung," sambungnya.
Senada dengan Eddy, Waketum Partai Demokrat, Dede Yusuf, mendukung instruksi Prabowo kepada para menteri untuk menggunakan mobil Maung produksi Pindad. Dede Yusuf mendukung anggota DPR hingga kepala daerah turut menggunakan mobil Maung.
"Bagus. Jadi Pak Prabowo itu sangat ingin mendorong apabila bangsa ingin maju, terutama di sektor industri otomotif, maka harus dipakai oleh para pejabat-pejabat. Nah, konteksnya apa, ingin menjadikan mobil produksi Indonesia ini menjadi kelasnya naik. Dari mobil, katakanlah sekelas mobil militer menjadi sekelas mobil lapangan bagi para pejabat," kata Dede Yusuf di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/10).
Wakil Ketua Komisi II DPR itu menilai instruksi dari Prabowo mampu mempercepat industri otomotif di Tanah Air. Dede menilai daripada menggunakan mobil produksi Eropa, lebih baik memanfaatkan hasil dalam negeri.
"Menurut saya itu bagus sekali, dan ini bisa mempercepat proses industri otomotif itu sendiri di kemudian hari. Yang penting, yang bayar adalah negara," ujar Dede Yusuf.
"Dalam konteks ini kan biasa ada pengadaan mobil dinas ya. Nah, dari pada mobil dinas membeli mobil Eropa atau membeli mobil-mobil asing, mendingan produksi mobil sendiri," tambahnya.