Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyinggung temuan hujan mengandung mikroplastik. Ia menyebutkan saat ini situasi di sejumlah wilayah Tanah Air bukan lagi disebut perubahan iklim, tetapi bencana iklim atau climate disaster yang serius.
Hal itu disampaikan Hanif dalam acara pembukaan Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Ia mengatakan temuan hujan mengandung mikroplastik harus menjadi atensi semua pihak.
"Beberapa hari yang lalu ramai, curah hujan, air hujan, mengandung mikroplastik. Ini tentu hal yang kemudian harus kita cermati dengan saksama," kata Hanif dalam sambutannya, Selasa (21/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan yang dihadapi masyarakat saat ini bukan lagi perubahan iklim, melainkan bencana iklim. Hanif mengatakan munculnya polusi hingga hilangnya keanekaragaman hayati di bumi menjadi salah satu indikator bencana iklim.
"Bukan hanya climate change, tapi climate disaster benar-benar telah berada di tengah-tengah kita. Apa lagi yang kemudian kita mau tidak percaya? Triple planetary crisis hari ini benar-benar menghantam kita. Udara, mulai dari perubahan iklim, polusi, dan biodiversity loss. Ini tiga hal yang kemudian terjadi sangat masif di Tanah Air kita," kata Hanif.
"Sudah menggambarkan kepada kita semua, bagaimana dahsyatnya ini. Apalagi yang kemudian kita tidak percaya?" tambahnya.
Ia mengatakan polisi udara di Jakarta juga meningkat. Hanif mengatakan 13 sungai di Jabodetabek sudah tercemar seluruhnya.
"Jumlah hari yang kemudian udara, kualitas udaranya tidak baik, Jakarta, sudah semakin meningkat. Kemudian, posisi dari pencemaran air yang tadi disampaikan oleh Pak Edi Soeparno juga hampir tidak ada sungai yang bersih untuk Jabodetabek ini," kata Hanif.
Keanekaragaman hayati di Jakarta disebutnya juga sudah hilang. Ia menilai diperlukan langkah korektif dari semua pihak, termasuk pemerintah.
"13 sungai besar di Jabodetabek ini, di Jakarta ini semuanya pada posisi tercemar sedang sampai berat. Kemudian, apalagi yang kita mau bicara dengan biodiversity. Jakarta, Jabodetabek, sudah lost, hilang semua biodiversity ini," kata Hanif.
"Ini yang kemudian memantik kita untuk melakukan langkah-langkah korektif yang sangat masif untuk membalikkan keadaan ini. Apakah kita terlambat? Maka jawabannya tergantung pada diri kita sendiri," imbuhnya.
Simak juga Video 'Menteri LH soal Tumpukan Sampah di TPA Sebabkan Hujan Mikroplastik':











































