Ibas Ajak Warga Pacitan Jaga Persatuan dan Rawat Fasilitas Wisata-Budaya

Ibas Ajak Warga Pacitan Jaga Persatuan dan Rawat Fasilitas Wisata-Budaya

Renaldi Saputra - detikNews
Selasa, 21 Okt 2025 14:19 WIB
Edhie Baskoro Yudhoyono
Foto: dok. MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak masyarakat untuk terus memelihara semangat persatuan dan gotong royong sebagaimana diwariskan para pahlawan, sekaligus meneladani ketulusan perjuangan Jenderal Sudirman yang menjadi simbol pengabdian tanpa pamrih.

Menurutnya, pembangunan bukan hanya soal infrastruktur saja, tetapi juga tentang membangun manusia dan menjaga harmoni antara kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya agar Pacitan terus tumbuh sebagai daerah yang mandiri, berdaya saing, dan berkarakter kuat.

"Alhamdulillah, malam ini kita bisa bersilaturahmi, mempererat rasa persaudaraan di antara kita. Semoga Bapak-Ibu semua senantiasa mendapatkan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan dimudahkan dalam segala urusan," ujar Ibas dalam keterangannya, Selasa (21/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu diungkapkan Ibas saat menghadiri pagelaran Wayang Semalam Suntuk di Monumen Jenderal Sudirman, Nawangan, Kabupaten Pacitan, Sabtu (18/10).

Acara yang digelar penuh kehangatan ini menjadi sarana memperkuat nilai kebersamaan di tengah masyarakat.

ADVERTISEMENT

Ketua Fraksi Partai Demokrat itu ajak masyarakat untuk terus menjaga semangat persatuan sebagaimana diwariskan para pahlawan. Ia meneladani sosok Jenderal Sudirman yang menurutnya menjadi simbol pengabdian tanpa pamrih.

Dalam kesempatan itu, Ibas juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menghidupkan tradisi budaya, termasuk MPR RI, dan dalang Ki Purbo Asmoro.

"Terima kasih kepada MPR RI yang terus mendukung pelestarian budaya Jawa melalui seni wayang kulit. Terima kasih pula kepada Ki Purbo Asmoro yang dari dulu hingga kini tetap setia menjadi dalang kebanggaan Pacitan, dan kepada seluruh seniman yang mengisi acara ini dengan pesan-pesan kebaikan," tuturnya.

Ibas menilai pagelaran wayang tidak sekadar hiburan rakyat, tetapi juga menjadi sarana edukasi moral dan kebangsaan. Ia menekankan bahwa budaya seperti wayang memiliki filosofi mendalam tentang perjuangan, kebijaksanaan, dan persatuan.

"Wayang mengajarkan kita tentang budi pekerti dan kejujuran. Di balik kisah Pandawa dan Kurawa, tersimpan nilai bahwa kebenaran, kebersamaan dan kesetiaan pada rakyat adalah inti dari kepemimpinan yang sejati," tutur Ibas.

Selain itu, ia turut menyinggung pentingnya Monumen Jenderal Sudirman sebagai simbol perjuangan dan keteladanan.

"Tempat ini bukan sembarang tempat. Di sinilah perjuangan Jenderal Sudirman dikenang-seorang pemimpin yang berjuang dengan tulus tanpa pamrih. Dari beliau kita belajar arti sejati dari keberanian, persatuan, dan pengorbanan demi bangsa," tuturnya.

Selain menyoroti nilai perjuangan, Ibas menegaskan semangat para pahlawan perlu diteruskan melalui kerja nyata. Ia menyampaikan kemerdekaan bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari tugas besar untuk membangun negeri dengan berlandaskan semangat persatuan dan gotong royong yang memperkuat pembangunan dari desa dan kota, atau pusat hingga daerah.

Ibas pun mengungkapkan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan yang berpihak pada rakyat, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

"Anak-anak kita tidak boleh putus sekolah. Mereka harus mendapatkan pendidikan yang layak dan gizi yang baik agar tumbuh menjadi generasi tangguh, cerdas, dan berkarakter. Kita juga harus memastikan kesehatan masyarakat terjamin-jiwa dan raganya kuat, mentalnya sehat. Karena yang utama dalam hidup ini adalah sehat walafiat, agar kita bisa terus berbuat untuk keluarga dan bangsa," ujar Ibas yang disambut tepuk tangan masyarakat.

Ia juga menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan, terutama di wilayah dataran tinggi seperti Nawangan dan Bandar.

"Saya melihat perubahan yang nyata. Jalan yang dulu sempit dan gelap kini sudah mulai halus dan melebar. Ini tandanya pemerintah hadir berkelanjutan dan peduli pembangunan. Tapi pembangunan tidak bisa selesai dalam semalam suntuk-seperti halnya wayang malam ini, pembangunan memerlukan waktu, konsistensi, dan semangat kebersamaan," ungkapnya disambut senyum warga.

Ibas pun mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas yang sudah dibangun agar manfaatnya berkelanjutan. "Mari kita rawat apa yang telah kita miliki. Infrastruktur, tempat wisata, dan warisan budaya yang ada di Pacitan adalah kebanggaan kita semua," ujarnya.

Selain pembangunan infrastruktur, Edhie Baskoro turut menyoroti potensi wisata dan ekonomi Pacitan yang perlu terus dikembangkan secara berkelanjutan. "Pacitan adalah anugerah Tuhan. Kita punya laut, goa, gunung, dan pantai yang luar biasa indah. Semua ini bisa menjadi sumber kesejahteraan jika kita kelola dengan baik. Yang penting kita tetap menjaga kebersihan, keasrian, dan nilai budaya lokal yang menjadi identitas kita," kata Ibas.

Menutup sambutannya, Ibas berpesan agar masyarakat Pacitan tetap kompak, bersatu, dan bersyukur dalam menjalani kehidupan. "Seperti para Pandawa dalam lakon Amarta Binangun malam ini, setiap kita punya peran berbeda tapi tujuan kita satu - membangun desa, memajukan kabupaten, dan menyejahterakan bangsa. Mari terus semangat, sehat, dan bersyukur atas nikmat Tuhan yang luar biasa ini," tutur Ibas dengan hangat.

Sebagai bentuk apresiasi bagi masyarakat, acara wayangan ini juga menghadirkan berbagai doorprize menarik, termasuk paket umroh, sepeda listrik, dan hadiah-hadiah lainnya yang menambah antusiasme penonton hingga larut malam.

Pagelaran wayang ini didalangi oleh Ki Purbo Asmoro dengan lakon "Amarta Binangun", serta dimeriahkan oleh Gareng Pacitan dan para sinden Ramakuntary, Sukmalina, dan Putri Adinada. Dari Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Pacitan tampak hadir Baginda Rahadian Pratama, Willy Rizki Cahya Pambudi, dan Suprihati Winarcahyani. Turut hadir tokoh setempat dalam acara tersebut yaitu Camat Nawangan Sukarwan, PLT Sekcam Bandar Muh. Ilyas, Kapolsek Pak Yuyun, Danramil Pak Sarjito, serta para kepala desa dari Kecamatan Nawangan dan Bandar.

Simak juga Video RI Siapkan 15 Cagar Budaya untuk Diajukan Jadi Warisan Dunia UNESCO

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads