Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon mengapresiasi Garin Nugroho, sutradara senior Indonesia, atas penghargaan Human Rights Award for the Author dari Human Rights Film Festival Lugano 2025 di Swiss.
Penghargaan ini diberikan kepada Garin atas konsistensi perjalanan kariernya yang memadukan sinema dan kepedulian sosial. Konsistensi ini menempatkannya di jajaran pembuat film dunia yang menjadikan karya sebagai sarana refleksi dan kemanusiaan.
"Penghargaan yang diterima Garin Nugroho menjadi bukti bahwa kebudayaan Indonesia memiliki daya hidup dan jangkauan global. Melalui karya-karyanya, Garin menunjukkan bahwa nilai kemanusiaan dan identitas bangsa mampu berbicara dalam bahasa universal. Kementerian Kebudayaan berkomitmen memperkuat ekosistem budaya yang menumbuhkan sineas Indonesia untuk terus berkarya, berinovasi, dan berkontribusi bagi pemajuan kebudayaan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra turut mengapresiasi prestasi Garin. Kementerian Kebudayaan melihat pencapaian ini sebagai tonggak penting rekognisi internasional bagi Indonesia.
Penghargaan ini juga menegaskan posisi insan film Indonesia di kancah internasional, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa karya budaya berperan dalam memperkuat nilai kemanusiaan lintas bangsa.
"Garin Nugroho adalah contoh nyata bagaimana kekuatan budaya dan sinema Indonesia mampu mendapat tempat di panggung dunia, bukan sekadar dalam estetika, tetapi juga dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Selamat kepada Mas Garin. Semoga penghargaan yang diterima menjadi inspirasi bagi para sineas muda untuk terus berkarya dengan nurani," pungkasnya.
Sebagai informasi, penghargaan Human Rights Award for the Author merupakan salah satu penghargaan tertinggi dari Human Rights Film Festival Lugano. Sejak 2018, penghargaan ini diberikan kepada pembuat film dunia yang karyanya menunjukkan komitmen terhadap isu-isu hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan keadilan sosial.
Adapun Garin hadir langsung di Lugano pada 17-18 Oktober 2025 untuk menerima penghargaan tersebut. Ia juga mempresentasikan dua karyanya yakni, Nyanyi Sunyi Dalam Rantang yang tayang pertama kali di festival tersebut dan Puisi Tak Terkuburkan. Kedua film tersebut melanjutkan jejak panjang eksplorasi Garin terhadap nilai-nilai kemanusiaan, identitas, dan kebudayaan dalam konteks global.
Lihat juga Video 'Poltracking: Kepercayaan Publik ke Pemerintahan Prabowo-Gibran 81,5 %':
(akn/ega)