Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVII di Provinsi Gorontalo. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka meninjau pelaksanaan tugas pelestarian kebudayaan di wilayah timur Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli menegaskan pentingnya peran strategis BPK dalam memperkuat pemajuan kebudayaan di tingkat daerah.
"BPK diharapkan menjadi pusat pemajuan kebudayaan dalam arti luas, bukan hanya seni, tetapi juga bahasa, sastra, permainan, olahraga tradisional, serta ekspresi budaya kontemporer, seperti film dan musik," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda strategis Kemenbud untuk memperkuat kelembagaan, memperluas jangkauan program, serta memastikan kesiapan infrastruktur pendukung pemajuan kebudayaan di daerah.
Dalam kunjungan tersebut, Fadli meninjau langsung gedung yang akan difungsikan sebagai kantor tetap BPK Wilayah XVII di Kota Gorontalo.
Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program-program pelestarian kebudayaan, termasuk ruang kerja, fasilitas arsip, pusat informasi kebudayaan, hingga area pelayanan masyarakat.
Kehadiran gedung kantor yang representatif dinilai penting sebagai pusat koordinasi dan pelaksanaan kegiatan pelestarian budaya di wilayah kerja BPK.
Fadli menekankan penguatan kelembagaan BPK tidak hanya berfokus pada aspek fisik semata, tetapi juga pada peran dan kontribusinya dalam memperkuat ekosistem budaya lokal.
Ia menyatakan BPK harus menjadi aktor utama dalam mendorong pemajuan kebudayaan di tingkat daerah, dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Fadli menyampaikan bahwa wilayah timur Indonesia, termasuk Gorontalo, memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.
Kehadiran BPK Wilayah XVII diharapkan dapat menjadi lokomotif pengembangan kebudayaan lokal yang bersifat partisipatif, memberdayakan masyarakat adat, pelaku budaya, serta generasi muda.
"Kami berharap Gorontalo dapat berkembang menjadi salah satu kantong budaya penting di kawasan timur Indonesia," kata Fadli.
Kehadiran Fadli disambut meriah dengan penampilan kesenian khas Gorontalo, yakni Longgo dan Tuja'i, yang masing-masing telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia.
Kesenian Longgo, simbol semangat kepahlawanan dan ketangguhan masyarakat Gorontalo, telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 414/P/2022.
Sementara Tuja'i, tarian pergaulan yang mencerminkan nilai kebersamaan dan rasa syukur, telah diakui melalui Surat Keputusan Nomor 577/P/2017.
Kunjungan kerja ini menjadi bagian dari rangkaian program Kemenbud untuk mempercepat pelaksanaan amanat Undang-Undang (UU) Pemajuan Kebudayaan serta menjamin kehadiran negara dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan budaya nasional secara berkelanjutan.
Sebagai informasi, dalam kunjungan tersebut Fadli turut didampingi oleh Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail; Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim; Kepala Dinas Pariwisata (Kadinpar) Provinsi Gorontalo Arianto Husain; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Gorontalo Rusli Wahyu Dewey.
Sementara dari Kemenbud, hadir Staf Khusus Menteri bidang Protokoler dan Rumah Tangga Rachmanda Primayudha; Sekretaris Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Insan Abdirrohman; dan Kepala BPK Wilayah XVII Sri Sugiharta.
Simak juga Video 'Menbud soal Royalti Musik: Semua Pihak Harus Dapat Win-win Solution':
(hnu/ega)