KNPI Soroti Tantangan Diplomatis RI, Usul Reformasi Teknokratis di Kemlu

KNPI Soroti Tantangan Diplomatis RI, Usul Reformasi Teknokratis di Kemlu

Wildan Noviansah - detikNews
Kamis, 16 Okt 2025 07:09 WIB
Ketua Umum DPP KNPI Tantan Taufik Lubis. (dok.istimewa)
Foto: Ketua Umum DPP KNPI Tantan Taufik Lubis. (dok.istimewa)
Jakarta -

Ketua Umum DPP KNPI Tantan Taufik Lubis, menyoroti tantangan diplomatis Indonesia di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tantan menilai perlu adanya reformasi internal di Kemenlu untuk meningkatkan kapasitas teknokratis para diplomat.

Tantan mengatakan, semangat Prabowo di panggung internasional membutuhkan sinergi yang kuat dengan birokrasi, khususnya Kemlu. Hal itu penting agar visi besar tersebut dapat diwujudkan secara konkret.

"Presiden Prabowo telah membawa angin segar dalam diplomasi Indonesia, terutama dengan keberaniannya menyuarakan isu-isu global seperti perdamaian di Gaza dan memperluas kerja sama ekonomi serta pertahanan dengan negara-negara besar," ujar Tantan dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun, semangat besar ini harus diimbangi dengan kesiapan teknokratis dari Kemlu, agar diplomasi kita tidak hanya menjadi simbolis, tetapi juga menghasilkan dampak nyata," imbuhnya.

Tantan mengatakan, diplomasi saat ini menghadapi tantangan besar di tengah pergeseran geopolitik global yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, menurutnya, Kemlu membutuhkan diplomat yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki pengalaman mendalam dalam pergaulan global dan negosiasi internasional.

ADVERTISEMENT

Dia menekankan bahwa Kemlu harus mampu membaca dinamika internasional dengan cermat, memiliki strategi negosiasi yang matang, dan membekali diplomat muda dengan keterampilan yang relevan. Tantan lantas mencontohkan diplomasi Tiongkok.

"Diplomat mereka tidak hanya berbicara, tetapi juga membawa hasil nyata, seperti mempertemukan faksi-faksi Palestina untuk berdialog," ujarnya

Tantan menyoroti pentingnya reformasi internal di Kemlu untuk meningkatkan kapasitas teknokratis. Pelatihan intensif untuk diplomat muda, penguatan strategi kebijakan luar negeri, leadership diplomatic dan harmonisasi antara visi presiden dan pelaksanaan teknis menjadi langkah yang mendesak.

Tantan menyebut, KNPI mendukung penuh langkah-langkah diplomasi Prabowo yang telah membuka peluang besar bagi Indonesia, tidak hanya soal Gaza, tapi juga di sektor diplomasi ekonomi. Namun, Tantan mengingatkan hal itu dapat bertahan jika didukung oleh birokrasi yang siap menghadapi tantangan global.

KNPI menyerukan perlunya diplomasi yang antisipatif, progresif, dan visioner. Diplomasi, kata Tantan, tidak hanya tentang partisipasi, tetapi juga tentang menjadi penggerak utama dalam organisasi internasional.

Tantan menambahkan, Kementerian Luar Negeri perlu meningkatkan kapasitas teknokratisnya untuk mendukung visi besar presiden. Kemampuan membaca dinamika geopolitik global dengan cermat dan menegosiasikan kepentingan nasional secara efektif menjadi kunci keberhasilan

Selain itu, reformasi politik ekonomi domestik juga diperlukan. Tantan mengatakan, Indonesia harus mampu menyeimbangkan ambisi menjadi negara besar dengan tanggung jawab yang lebih besar, baik di OIC, G20, BRICS maupun ASEAN.

"Gerakan besar diplomasi Presiden Prabowo adalah peluang emas bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai pemain utama di dunia internasional. Tetapi, tanpa dukungan teknokratis yang solid, peluang ini bisa hilang begitu saja," pungkasnya.

Simak juga Video 'KNPI Beri Rekomendasi untuk Prabowo-Gibran: Penguatan SDM-Lanjutkan IKN':

(wnv/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads