Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan ada ratusan ribu laporan terkait penipuan atau scam yang masuk dalam setahun terakhir. Total uang masyarakat yang hilang mencapai Rp 6 triliun.
Data ini diungkap oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi. Ia menyatakan jumlah korban akibat penipuan secara daring sangat banyak.
"Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, dari November tahun lalu Ibu, berapa jumlah pengaduan yang sudah kita terima? Lebih dari 200 ribu pengaduan. Dan jumlah uang masyarakat yang hilang sudah lebih dari Rp 6 triliun," kata Friderica dalam Sosialisasi dan Launching Materi Perencanaan Keuangan Keluarga, Auditorium BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (14/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Friderica mengatakan mayoritas yang menjadi korban adalah ibu-ibu. Ia menyebut perlu ada sosialisasi yang masif untuk mencegah fenomena penipuan di ranah daring itu.
"Ini besar sekali dan bisa menebak siapa korban terbesarnya? Ibu-ibu. Jadi ini adalah suatu gambaran yang harusnya memanggil kita semua untuk yang ada di ruangan ini, baik offline maupun online untuk bagaimana kita bisa mengedukasi keluarga-keluarga di Indonesia," ujarnya.
Modus yang dilakukan pelaku scam itu beragam, mulai penipuan transaksi belanja hingga pihak-pihak yang mengaku sebagai seseorang yang dikenal. Dia menyebutkan penipu sering kali menyerang psikologi korban.
"Ini paling marak Bu nomor 1 yang melanda ibu-ibu adalah penipuan transaksi belanja, kemudian penipuan mengaku pihak lain. Ini kaitannya dengan social engineering, bagaimana kita menggunakan psikologi seseorang untuk menggerakkan mereka. Akhirnya menjadi korban penipuan," kata dia.
Simak juga Video: Tips Melindungi Diri dari Penipuan dan Pemerasan Online











































