Biang Kerok Panas Menyengat di Pulau Jawa hingga Bali

Biang Kerok Panas Menyengat di Pulau Jawa hingga Bali

Rakhmad Hidayatulloh Permana, Anggi Muliawati - detikNews
Rabu, 15 Okt 2025 07:04 WIB
Sejumlah warga beraktivitas di luar ruangan di bawah teriknya matahari, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Foto: Ilustrasi (Grandyos Zafna)
Jakarta -

Cuaca panas belakangan ini begitu menyengat di sejumlah kawasan di Indonesia. Suhu panas menyengat ini terjadi di Jawa hingga Bali.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun mengungkapkan penyebab cuaca terasa sangat panas akhir-akhir ini. BMKG mengatakan cuaca panas ini dipengaruhi pergeseran matahari ke arah selatan.

"Saat ini kenapa terlihat sangat panas? Karena di sisi selatan, matahari sekarang itu udah bergeser, di posisi di selatan wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto kepada wartawan di Kantor Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, Jakarta Pusat, Senin (13/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan akibat pergeseran matahari, pertumbuhan awan hujan di wilayah selatan pun sudah mulai jarang. Menurutnya, dua faktor inilah yang menyebabkan cuaca belakangan terasa begitu panas.

"Dan ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan. Sehingga inilah yang terasa panas, tidak ada awan yang menutup sinar matahari langsung," jelas Guswanto.

Panas Mereda Akhir Oktober

BMKG mengungkapkan bahwa cuaca panas ekstrem akan berakhir seiring masuknya musim hujan. Waktunya sekitar akhir Oktober 2025.

"Cuaca panas ekstrem kemungkinan akan mulai mereda akhir Oktober hingga awal November, seiring masuknya musim hujan dan peningkatan tutupan awan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Selasa (14/10).

Pemicu Panas Ekstrem

Dwikorita mengatakan cuaca panas ekstrem ini dipicu oleh pergeseran semu matahari ke selatan Indonesia. Dia mengatakan fenomena ini menyebabkan tutupan awan berkurang sehingga sinar matahari langsung lebih terasa di permukaan.

"Kenapa terasa makin panas? Pertama, minim tutupan awan, sinar matahari langsung menembus tanpa hambatan," ujarnya.

"(Kedua), radiasi matahari meningkat, terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara," sambungnya.

Selain itu, kata dia, Indonesia saat ini tengah berada dalam masa pancaroba, yakni peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Dia mengatakan hal ini kerap ditandai dengan cuaca yang tak menentu.

BMKG pun memprediksi fenomena La Nina lemah berlangsung dari Oktober 2025 hingga Januari 2026. Dampaknya, curah hujan akan meningkat secara bertahap.

"Prediksi hujan meningkat, mulai November hingga Januari, terutama di wilayah dengan suhu laut hangat yang bisa memicu peningkatan curah hujan," tuturnya.

Suhu Panas di Jawa hingga Bali

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan panas ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Misalnya di Pulau Jawa, panas terik ini terjadi di Jakarta hingga Surabaya.

"Beberapa wilayah yang mencatat suhu tertinggi dan paling terdampak antara lain DKI Jakarta suhu mencapai 35Β°C. Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur suhu hingga 36Β°C," kata Guswanto kepada wartawan, Selasa (14/10).

Kemudian, BMKG juga mencatat Semarang, Grobogan, Sragen (Jawa Tengah) suhunya antara 34-35Β°C. Sedangkan Bali dan Nusa Tenggara juga mengalami suhu tinggi hingga 35Β°C.

BMKG pun mengimbau agar masyarakat menghindari paparan langsung dengan sinar matahari. Utamanya pada jam-jam tertentu.

"BMKG mengimbau masyarakat agar menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-16.00 WIB," ujarnya.

BMKG juga menyarankan masyarakat memakai pelindung diri seperti topi, payung, dan sunscreen saat beraktivitas di luar.

Simak juga Video: Waspada Cuaca Panas Picu Heat Stroke
Halaman 2 dari 3
(rdp/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads