Ada Sederet Supermoon di Akhir 2025, Kapan Saja? Catat Waktunya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Selasa, 14 Okt 2025 13:48 WIB
Ilustrasi Supermoon (Foto: REUTERS/Toby Melville)
Jakarta -

Fenomena Supermoon atau fase Bulan Purnama penuh dan dekat dengan Bumi ini akan kembali mewarnai langit malam di penghujung tahun ini. Supermoon pertama telah berlangsung pada awal Oktober lalu, pada 7 Oktober 2025.

Bulan Purnama pada 7 Oktober lalu merupakan fenomena yang pertama dari serangkaian Supermoon tahun ini. Dikutip dari BMKG, fenomena yang disebut juga sebagai Purnama Perigee ini terjadi ketika Bulan Purnama bertepatan dengan jarak terdekatnya dari Bumi, sehingga penampakannya lebih besar alias super.

Lantas, kapan lagi akan terjadi fenomena Supermoon di akhir 2025 ini?

Supermoon 5 November 2025

Dilansit Earth Sky, Supermoon pada 7 Oktober 2025 adalah Harvest Moon. Kemudian, Supermoon akan terjadi lagi pada 5 November 2025, dan ini akan menjadi Supermoon terdekat dari Bumi dalam setahun, yakni dengan jarak sekitar 221.817 mil atau 356.980 kilometer.

Supermoon di November ini disebut juga dengan istilah Beaver Moon. Menurut laporan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), fenomena ini akan dimulai pada Rabu, 5 November 2025 pukul 20.19 WIB.

Supermoon 5 Desember 2025

Kemudian, menurut Earth Sky, fenomena Supermoon akan terjadi lagi pada 5 Desember 2025. Pada saat Supermoon ini berlangsung, jarak Bulan Purnama dari Bumi adalah sekitar 221,965 mil atau 357,219 kilometer. Purnama ini menutup rangkaian Supermoon tahun ini.

Bulan Purnama Super alias Supermoon di Desember dikenal juga dengan sebutan Cold Moon. Berdasarkan catatan NASA, fenomena ini akan dimulai pada Jumat, 5 Desember 2025 pukul 06.14 WIB.

Tentang Fenomena Supermoon

Dalam istilah astronomi, Supermoon terjadi pada ketika Bulan saat Purnama berlangsung berada di Perigee, yakni titik di orbit Bulan yang paling dekat dengan Bumi. Sehingga penampakan Bulan Purnama ini sedikit lebih terang dan besar dari biasanya.

Oleh karena itu, sebagian orang menyebutnya sebagai "Supermoon." Namun, secara umum, para astronom cenderung tidak menggunakan istilah ini, kemungkinan besar karena istilah Supermoon berasal dari istilah astrologi.

Tonton juga Video: Supermoon Blue Moon di Langit Jakarta hingga Seoul




(wia/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork