Wakil Menteri Sosial RI (Wamensos) Agus Jabo Priyono berziarah ke makam aktivis buruh Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur. Ziarah ini seiring dengan usulan dari masyarakat agar Marsinah diangkat sebagai pahlawan nasional.
Agus mengatakan Presiden RI Prabowo Subianto telah menyetujui dan memerintahkan Kemensos agar segera melakukan proses untuk menjadikan Marsinah pahlawan nasional. Sebab, Marsinah dinilai memiliki jasa besar memperjuangkan hak-hak buruh.
"Untuk memberikan penghormatan setinggi-tingginya atas perjuangan almarhumah membuka ruang demokrasi, khususnya bagi kaum buruh. Dengan hadirnya Mbak Marsinah, kemudian kaum buruh bisa berorganisasi dengan bebas, bisa mengekspresikan pendapatnya secara bebas," kata Agus, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan ini dilakukan setelah Kemensos berkolaborasi dengan Pemda Nganjuk menggelar seminar bertajuk 'Marsinah: Perjuangan, Kemanusiaan, dan Pengakuan Negara' di Front One Ratu Hotel, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (10/10).
Seminar dan uji publik ini sebagai salah satu syarat pengusulan Pahlawan Nasional. Adapun proses usulan Marsinah menjadi pahlawan nasional sudah dimulai secara bertahap dari tingkat daerah.
Marsinah adalah perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur. Ia lahir pada 10 April 1969 dari pasangan Astin dan Sumini.
Semasa hidupnya, Marsinah pernah bekerja sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Di pabrik ini, ia dikenal vokal memperjuangkan hak-hak buruh dan aktif sebagai aktivis Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.
Aktivis dan buruh pabrik pada masa Orde Baru ini menghilang dan ditemukan dalam kondisi meninggal pada 8 Mei 1993. Jenazahnya ditemukan di hutan wilayah Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dengan tanda-tanda dugaan penyiksaan berat.
Setelah hampir 32 tahun berlalu sejak kepergiannya, nama Marsinah kini diusulkan menjadi pahlawan nasional. Usulan ini juga mendapatkan dukungan langsung dari Prabowo yang disampaikan saat peringatan Hari Buruh 2025 pada 1 Mei lalu di Jakarta.
"Setelah Pak Presiden menyampaikan hal tersebut dalam peringatan May Day di Monas, kemudian Kemensos berkoordinasi dengan Pemkab Nganjuk, termasuk dengan tokoh-tokoh pemuda yang ada di Nganjuk untuk bisa mempersiapkan proses Mbak Marsinah ini sebagai pahlawan. Karena ujungnya nanti yang akan menentukan pahlawan dan tidak itu di istana (presiden)," jelas Agus.
"Tapi prosesnya, syarat-syaratnya harus dimulai dari tingkat kabupaten, tingkat provinsi, yang kemudian diusulkan Kemensos," sambungnya.
Agus menyampaikan Kemensos juga akan membentuk tim ad hoc, yakni Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang terdiri dari pakar, akademisi, sejarawan, praktisi, dan instansi terkait untuk melakukan asesmen serta rekomendasi. Hasil rekomendasi itu nantinya diserahkan ke Dewan Gelar Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK).
"Kemensos siap mengawal sesuai dengan perintah Presiden sampai kemudian Mbak Marsinah ini mendapatkan (gelar) pahlawan nasional," ujar Agus.
Agus mengakui mengagumi sosok Marsinah. Sebab, menurut Agus, Marsinah merupakan tokoh perempuan yang berani memperjuangkan hak-hak kesejahteraan buruh.
"Saya secara pribadi sejak mahasiswa sudah mengidolakan Mbak Marsinah. Beliau seorang buruh dan waktu itu situasi politik tidak seperti sekarang ini," ungkap Agus.
"Tetapi beliau berani. Dulu kumpul-kumpul begini saja tidak bisa, ya, tapi Mbak Marsinah bangkit menuntut hak-hak buruh pada waktu itu," sambungnya.
Agus mengatakan Marsinah gugur sebagai martir perjuangan rakyat Indonesia. Ia menambahkan perjuangan kaum buruh di dalam menuntut adanya demokratisasi yang ada di Indonesia.
Sebagai informasi, dalam agenda ziarah ini, Agus didampingi oleh Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro.
Lihat juga Video 'Prabowo soal Aktivis Buruh Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional':
(akd/akd)