Gempa Indramayu Gempa Dalam Terbesar 40 Tahun Terakhir

Jakarta - Gempa 7 SR yang berpusat di barat laut Indramayu tergolong gempa dalam. Kerusakan tidak terjadi di Indramayu melainkan di Sukabumi karena getaran tidak langsung merambat vertikal tetapi mengikuti lempeng yang menghujam Pulau Jawa.Hasil diskusi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Nagoya, Jepang, dengan ahli gempa dari ITB Irwan Meilano mengungkapkan bahwa pantai utara pulau Jawa adalah langganan gempa bumi dalam.Dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (10/8/2007), disebutkan hampir 2 bulan sekali terdapat gempa dalam dengan kekuatan 5 SR dengan kedalaman lebih dari 70 km.Gempa dalam berkekuatan 7 SR yang terjadi pada 9 Agustus adalah gempa dalam terbesar sejak 40 tahun. Terakhir kali gempa dalam terjadi pada tahun 1996 dengan kekuatan 6,1 SR.Mekanisme gempa dalam masih menjadi misteri. Salah teori yang menjelaskan terjadinya gempa dalam yaitu terjadinya perubahan sifat kimiawi batuan pada suhu dan tekanan tertentu, misalnya teori berubahnya serpentine menjadi olivine yang diikuti dengan pelepasan air sehingga lebih rigid dan memungkinkan terjadinya gempa.Dalam diskusi tersebut juga diambil 2 kesimpulan tentang konsekuensi dari gempa Laut Jawa.Pertama, pada gempa dalam gelombang gempa lebih efektif merambat sepanjang kerak samudera yang menghunjam di bawah Pulau Jawa, dan bukan tegak lurus ke atas. Sehingga efek gempa terbesar bukan pada jarak yang dekat dengan episenter tetapi yang dekat dengan kerak samudra, yaitu di sekitar zone pertemuan lempeng atau di pantai selatan, dan bukan di pantai utara Jawa. Hal ini menjawab mengapa kerusakan justru terjadi di Sukabumi.Kedua, terdapat kekhawatiran bahwa energi yang dilepaskan oleh gempa Indramayu, bisa mempercepat siklus terjadinya gempa di daratan. Misalnya gempa pada bidang sesar Cimandiri atau sesar Lembang. (gah/nrl)