7 Fakta Teror Sekolah Internasional: Tebusan Kripto hingga Nomor Nigeria

7 Fakta Teror Sekolah Internasional: Tebusan Kripto hingga Nomor Nigeria

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 09 Okt 2025 07:30 WIB
Ilustrasi Fokus Bom Bunuh Diri di Medan (Luthfy Syahban/detikcom)
Foto: Ilustrasi teror bom (Luthfy Syahban/detikcom)
Jakarta -

Teror bom menyasar tiga sekolah internasional di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) dan Jakarta Utara. Para pelaku meminta tebusan uang hingga aset kripto.

Dirangkum detikcom, Kamis (9/10/2025), aksi ini pertama kali menimpa dua sekolah internasional di Tangsel pada Selasa (7/10) yang menerima pesan berisikan teror bom. Sehari berselang, giliran sekolah internasional di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang mendapatkan pesan serupa.

Aparat kepolisian telah bergerak cepat mengusut rangkaian teror bom tersebut. Polisi memastikan tidak ada bom di ketiga sekolah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nihil Bom

Polres Tangerang Selatan bersama tim penjinak bom (jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya menyisir dua sekolah internasional yang mendapatkan pesan teror bom. Hasilnya, nihil ditemukan bahan peledak di dua sekolah tersebut.

"Bersama dengan tim dari Jibom Gegana Brimob Polda Metro Jaya, kita juga bekerja sama dengan Direktorat Siber Polda Metro Jaya dan Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, melakukan olah TKP. Untuk Jibom Gegana Brimob Polda Metro Jaya melakukan penyisiran, pengamanan, puji Tuhan Alhamdulillah hasilnya juga tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya," kata Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang kepada wartawan, Selasa (7/10).

ADVERTISEMENT

Dua sekolah yang mendapatkan teror itu adalah Jakarta Nanyang School di Pagedangan, Kabupaten Tangerang, dan Mentari Intercultural School di Bintaro. Kedua sekolah itu mendapatkan pesan teror bahwa di sekolahnya terdapat bom.

"Pada saat pesan tersebut dikirimkan pada pagi hari, namun kemudian di Jakarta Nanyang School itu diketahui pada pagi hari. Untuk di Mentari Intercultural School itu diketahui pada siang hari," ujarnya.

Victor mengatakan proses sterilisasi sudah selesai dilaksanakan. Dia mengimbau pihak sekolah orang tua hingga masyarakat untuk tidak panik.

"Kepolisian mengimbau kepada masyarakat, jika mendapatkan informasi adanya gangguan Kamtibmas atau teror, segera dapat melaporkan ke pihak kepolisian, pihak kepolisian mempunyai hotline 110 dapat menghubungi hotline tersebut, maupun dapat menghubungi polsek terdekat maupun dapat menghubungi polres serta pihak kepolisian," jelasnya.

Minta Tebusan USD 30 Ribu

Polisi memburu pelaku teror ke dua sekolah internasional di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Pelaku disebut mengirimkan ancaman dan permintaan tebusan USD 30 ribu atau sekitar Rp 499 juta lewat pesan WhatsApp dan e-mail ke pihak sekolah.

Dilansir Antara, Rabu (8/10), permintaan tebusan uang itu diketahui berdasarkan pesan yang dikirimkan kepada masing-masing pengelola sekolah internasional.

"Pesan ini untuk semua orang, kita telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut mulai dalam 45 menit. Bila kamu tidak setuju untuk membayar kami senilai USD 30 ribu ke alamat Bitcoin kami," tulisnya dalam pesan singkat ancaman itu.

Peneror bom tersebut menggunakan kode nomor telepon +234. Peneror bom itu juga menyampaikan ancaman bakal meledakkan bom bila tuntutannya tidak terpenuhi.

"Bila kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Telepon polisi kami akan meledakkan perangkat di tempat itu," tulisnya lagi.

Nomor yang Sama dari Pengirim Pesan Teror

Victor mengatakan pesan ancaman itu dikirim ke dua sekolah internasional dengan nomor yang sama. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini.

"(Ancaman) dari nomor yang sama. Kami melakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan pesan teror bom ini. Nanti kita akan sampaikan hasilnya," ujarnya.

Victor mengatakan jajarannya telah menyisir dan memeriksa kondisi keamanan dari dua sekolah internasional tersebut. Hasilnya tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya di dua sekolah tersebut.

"Hasilnya tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya di Sekolah Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School. Ancaman itu dikirim melalui WhatsApp dan e-mail," kata dia.

Sekolah Internasional di Kelapa Gading Juga Diteror Bom

Sekolah internasional di Kelapa Gading, Jakarta Utara, juga mendapat teror ancaman bom. Tim Jibom Gegana Polda Metro Jaya telah melakukan penyisiran dan hasilnya nihil.

"Terornya melalui WhatsApp dengan nomor Nigeria," kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko saat dihubungi wartawan, Rabu (8/10).

Teror tersebut diterima oleh pihak sekolah pada Rabu (8/10) dini hari. Tim Jibom kemudian melakukan sterilisasi di North Jakarta Intercultural School (NJIS), Jalan Bukit Gading Raya, Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading.

"Pada sekitar pukul 00.15 WIB dilakukan pengecekan sementara di bagian lantai dasar dan bagian luar sekitar sekolah NJIS dipimpin Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading AKP Kiki Tanlim didampingi pihak keamanan sekolah NJIS," jelasnya.

Pengecekan juga melibatkan Unit Jibom Gegana Polda Metro Jaya. Setelah dilakukan penyisiran selama 15 menit, tidak ditemukan adanya bom yang dimaksud di seluruh area sekolah.

"Pada pukul 00.30 WIB kegiatan cek TKP teror bom selesai, dengan hasil tidak ditemukan adanya benda-benda yang dicurigai, situasi aman dan kondusif," tuturnya.

Minta Tebusan Uang Kripto

Sekolah internasional di Kelapa Gading, Jakarta Utara, juga mendapat teror ancaman bom. Sama halnya dengan teror di Tangerang Selatan (Tangsel), pelaku meminta tebusan USD 30 ribu yang dikirim melalui kripto.

"Minta uangnya lewat kripto nilainya sekitar USD 30 ribu," kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko.

Seto mengatakan pengirim pesan teror tersebut menggunakan kode ponsel negara Nigeria. Kepolisian sudah berkoordinasi dengan Asosiasi Cryto untuk melakukan penelusuran dan penyelidikan.

"Mereka minta transfer lewat kripto ke salah satu wallet address. Dari pihak kepolisian berkoordinasi dengan pihak kripto. Sedang dilakukan," ujarnya.

Polisi Jamin Situasi Aman

Polres Metro Jakarta Utara memastikan situasi di kawasan Jakarta Utara dalam keadaan aman dan terkendali, usai adanya laporan ancaman bom yang sempat menghebohkan masyarakat. Polisi memastikan tidak ada bom di sekolah internasional di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Kami laporkan kepada masyarakat bahwa sampai saat ini situasi aman dan terkendali. Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz, Rabu (8/10).

Ia menegaskan, sejak laporan diterima, tim gabungan dari berbagai satuan langsung bergerak cepat melakukan langkah-langkah penanganan di lokasi kejadian. Proses sterilisasi dan penyisiran dilakukan oleh Tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya untuk memastikan tidak ada benda mencurigakan di area sekolah.

"Kami telah melakukan sterilisasi dan pengamanan secara menyeluruh. Tim Jibom sudah menuntaskan pemeriksaan di lokasi, dan hasilnya sejauh ini nihil temuan yang berpotensi membahayakan," jelasnya.

Selain itu, Polres Metro Jakarta Utara juga telah membentuk tim gabungan bersama Polres Metro Jakarta Utara, Direktorat Reserse Kriminal Umum, serta Direktorat Siber Polda Metro Jaya guna mendalami asal usul ancaman tersebut.

"Kami akan terus mendalami kasus ini secara komprehensif dengan dukungan tim gabungan lintas satuan. Semua langkah kami tempuh untuk memastikan keamanan masyarakat," tambah Kombes Erick.

Untuk menjaga situasi tetap kondusif, polisi telah menempatkan personel baik terbuka maupun tertutup di sekitar lokasi. Ia juga memastikan aparat kepolisian siaga penuh selama 24 jam untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

"Kami ingin masyarakat tenang. Polri hadir di lapangan, siaga 24 jam untuk memastikan keamanan. Silakan tetap beraktivitas seperti biasa," tegasnya.

Kombes Erick juga mengimbau warga agar tidak panik dan segera melapor jika menemukan hal mencurigakan.

"Jika membutuhkan bantuan kepolisian, segera hubungi layanan darurat 110 yang bebas pulsa. Kami juga sudah menginstruksikan seluruh Bhabinkamtibmas untuk aktif memberikan nomor kontak petugas di wilayahnya," katanya.

Penyebar Pesan Teror Diburu

Polres Tangerang Selatan dan Polsek Kelapa Gading berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Siber Polda Metro Jaya untuk melakukan penyelidikan. Pelaku yang mengirim teror itu kini diburu.

"Kami melakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif, untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan pesan teror bom ini," kata Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang.

Dari tangkapan layar pesan yang diterima detikcom, peneror bom tersebut mengirimkan pesan melalui WhatsApp dari nomor telepon dengan kode +234 atau yang merupakan kode telepon Nigeria.

Isi pesan yang dikirim ke tiga sekolah internasional tersebut juga sama. Pada intinya, si pengirim pesan mengaku memasang bom di sekolah dan meminta tebusan USD 30 ribu via kripto.

Lihat juga Video Aksi Teror Pecah Kaca di SMPN Palembang Terekam CCTV
Halaman 6 dari 5
(ygs/ygs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads